Sleep Divorce Ternyata Bisa Bikin Hubungan Cinta Lebih Bahagia, Benarkah?

Vinsensia DianawantiDiterbitkan 28 Desember 2025, 21:01 WIB

ringkasan

  • "Perceraian tidur" adalah praktik tidur terpisah dari pasangan yang terbukti meningkatkan kualitas tidur individu dan kesehatan secara keseluruhan, seperti dialami oleh Karen Asp.
  • Keputusan ini didorong oleh ketidakcocokan kebiasaan tidur dan didukung oleh statistik yang menunjukkan tren peningkatan di kalangan pasangan, dengan 34% orang dewasa tidur terpisah untuk mengakomodasi pasangan mereka.
  • Para ahli menegaskan bahwa "perceraian tidur" bukanlah indikator masalah hubungan, melainkan strategi untuk memprioritaskan kesehatan tidur yang dapat memperkuat ikatan pasangan

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, dalam hiruk pikuk kehidupan modern, kualitas tidur seringkali menjadi hal pertama yang terabaikan. Padahal, tidur yang cukup dan berkualitas adalah pondasi penting bagi kesehatan fisik dan mental kita. Namun, bagaimana jika solusi untuk tidur yang lebih baik—dan bahkan hubungan yang lebih harmonis—terletak pada sebuah konsep yang mungkin terdengar kontroversial: "perceraian tidur"?

Karen Asp, seorang jurnalis pemenang penghargaan, membagikan pengalamannya yang mengejutkan di RealSimple, mengungkapkan bagaimana keputusan untuk tidur terpisah dari suaminya telah mengubah kesehatan dan pernikahannya menjadi lebih baik. Ia secara jujur mengakui bahwa, selain menyewa bantuan untuk membersihkan rumah, "perceraian tidur" adalah salah satu hal terbaik yang pernah ia lakukan untuk tidurnya, pernikahannya, dan kesehatannya.

Setelah lebih dari 20 tahun menikah, Asp dan suaminya memutuskan untuk melakukan "perceraian tidur" setiap malam, di mana suaminya tidur di kamar tamu sementara ia tetap di kamar tidur utama bersama anjing golden retriever-nya. Keputusan ini, yang mungkin terdengar ekstrem, justru membawa dampak positif yang signifikan pada kualitas hidup mereka berdua.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Apa Itu "Perceraian Tidur" dan Mengapa Semakin Populer?

"Perceraian tidur" adalah praktik di mana pasangan secara sadar memilih untuk tidur di ranjang atau bahkan kamar yang terpisah demi mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik. Konsep ini mungkin terdengar aneh pada awalnya, namun bagi banyak pasangan yang sering mengalami malam tanpa tidur akibat kebiasaan pasangan, hal ini menjadi pilihan yang sangat masuk akal dan efektif.

Fenomena ini bukanlah hal yang terisolasi atau jarang terjadi, Sahabat Fimela. Sebuah survei pada tahun 2024 oleh American Academy of Sleep Medicine (AASM) mengungkapkan fakta menarik bahwa lebih dari separuh orang dewasa (56%) menyesuaikan rutinitas tidur mereka untuk mengakomodasi pasangan tidur mereka. Angka ini menunjukkan betapa banyak pasangan yang berjuang dengan masalah tidur bersama.

Lebih lanjut, survei yang sama juga menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga (34%) responden bahkan tidur di ranjang lain di kamar yang sama atau di ruangan terpisah untuk mengakomodasi pasangan mereka. Ini diperkuat oleh survei lain yang mengindikasikan bahwa 35% orang Amerika lebih memilih tidur di ranjang terpisah dari pasangannya, menandakan tren yang berkembang pesat.

Alasan utama di balik keputusan untuk melakukan "perceraian tidur" ini sangat beragam dan seringkali berkaitan dengan ketidakcocokan kebiasaan tidur. Beberapa keluhan umum yang mendorong pasangan memilih jalur ini meliputi:

  • Jadwal Tidur yang Berbeda: Satu pasangan mungkin suka tidur lebih awal, sementara yang lain adalah "burung hantu malam" yang aktif hingga larut, menyebabkan gangguan saat yang satu masuk ke tempat tidur.
  • Mendengkur atau Apnea Tidur: Suara dengkuran yang keras dan gangguan pernapasan saat tidur dapat sangat mengganggu tidur pasangan di sebelahnya.
  • Tidur Ringan: Salah satu pasangan mungkin memiliki tidur yang sangat ringan, mudah terbangun oleh gerakan atau suara sekecil apa pun dari pasangannya.
  • Kebiasaan Tidur yang Tidak Cocok: Misalnya, satu orang suka menonton TV atau membaca sebelum tidur dengan lampu menyala, sementara yang lain membutuhkan kegelapan dan keheningan total untuk bisa terlelap.
3 dari 4 halaman

Manfaat Sleep Divorce bagi Kesehatan

Pengalaman Karen Asp adalah bukti nyata bahwa Sleep Divorce bisa menjadi solusi untuk kesehatan tubuh dan hubungan cinta. Ia merasakan peningkatan signifikan pada kualitas tidurnya, yang secara langsung berdampak pada kesehatan dan kebahagiaannya. Tidur yang berkualitas adalah fondasi bagi energi, konsentrasi, dan suasana hati yang baik sepanjang hari.

Ketika seseorang mendapatkan tidur yang cukup dan nyenyak, sistem kekebalan tubuh akan bekerja lebih optimal, risiko penyakit kronis berkurang, dan kemampuan kognitif meningkat. Gangguan tidur yang kronis, sebaliknya, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti kelelahan, stres, peningkatan berat badan, hingga masalah jantung. Dengan "perceraian tidur", pasangan dapat menciptakan lingkungan tidur yang ideal sesuai kebutuhan masing-masing.

Ini bukan hanya tentang menghindari dengkuran atau gerakan di malam hari, tetapi juga tentang memberikan diri sendiri kesempatan untuk benar-benar beristirahat tanpa kompromi. Hasilnya adalah individu yang lebih sehat, lebih berenergi, dan lebih siap menghadapi tantangan sehari-hari, yang pada akhirnya juga akan membawa dampak positif pada interaksi dalam hubungan.

4 dari 4 halaman

"Perceraian Tidur": Bukan Tanda Masalah, Justru Memperkuat Hubungan

Bagi banyak pasangan, kekhawatiran terbesar adalah bagaimana "perceraian tidur" dapat memengaruhi keintiman dan kualitas hubungan mereka. Namun, Sahabat Fimela, para ahli menegaskan bahwa keinginan untuk tidur terpisah tidak berarti hubungan Anda dalam masalah atau sedang menuju perpisahan.

Dr. Watson, seorang ahli yang dikutip dalam artikel RealSimple, mengatakan bahwa "pasangan harus memahami bahwa tujuan dari perceraian tidur adalah untuk mengejar kesehatan tidur dan bukan komentar tentang hubungan mereka secara keseluruhan." Pernyataan ini sangat penting untuk menghilangkan stigma negatif yang mungkin melekat pada praktik ini. Fokus utamanya adalah pada kesehatan individu.

Dr. Watson lebih lanjut menambahkan bahwa pasangan dapat memiliki hubungan yang panjang, bahagia, dan sehat, bahkan jika mereka tidak mematikan lampu bersama di penghujung hari. Ini menekankan bahwa prioritas utama adalah kesehatan tidur individu, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada hubungan yang lebih kuat dan lebih bahagia secara keseluruhan. Ketika kedua belah pihak merasa cukup istirahat dan sehat, mereka cenderung lebih sabar, pengertian, dan mampu berinteraksi secara positif satu sama lain.

Dengan semakin banyaknya pasangan yang mencari solusi untuk masalah tidur, "perceraian tidur" muncul sebagai pilihan yang valid dan bermanfaat. Ini membuktikan bahwa terkadang, sedikit jarak di malam hari dapat membawa kedekatan yang lebih besar dan kualitas hubungan yang lebih baik di siang hari. Ini adalah strategi cerdas untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan keharmonisan rumah tangga.