Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, pergantian tahun seringkali menjadi momen refleksi dan penetapan tujuan baru bagi banyak orang dewasa. Namun, tahukah Anda bahwa resolusi Tahun Baru juga bisa menjadi alat yang sangat bermanfaat untuk anak-anak? Ini adalah kesempatan emas untuk membantu mereka mengembangkan pola pikir bertumbuh (growth mindset) dan membangun sifat-sifat karakter positif seperti ketahanan dan ketekunan.
Momen ini dapat menyalurkan energi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan hidup yang berharga. Melalui penetapan tujuan, anak-anak diajak untuk memikirkan pencapaian serta hal-hal yang ingin mereka tingkatkan, mendorong refleksi diri sejak dini.
Penting bagi kita untuk mendekati proses ini dengan cara yang tidak menimbulkan stres, memastikan resolusi tersebut sesuai usia, realistis, dan berakar pada minat anak sendiri. Dengan demikian, anak-anak dapat merasakan kebanggaan dan pencapaian tanpa beban.
Tujuan Baru di Tahun Baru
Resolusi Tahun Baru bukan sekadar daftar keinginan, melainkan sebuah sarana ampuh untuk membentuk karakter anak. Ini adalah cara yang bagus untuk mengajari anak-anak tentang penetapan tujuan, pencapaian tujuan, dan nilai dari pola pikir bertumbuh.
Manfaat lain dari penetapan tujuan bagi anak-anak sangat beragam. Resolusi dapat mendorong refleksi diri, membantu anak memikirkan pencapaian dan apa yang ingin mereka tingkatkan. Mencapai tujuan-tujuan kecil juga akan membangun kepercayaan diri mereka, memberikan rasa bangga dan pencapaian.
Lebih lanjut, resolusi dapat mempromosikan kebiasaan sehat, seperti lebih banyak membaca atau membantu di rumah. Proses ini juga membantu mengembangkan keterampilan sosial-emosional, ketekunan, pemikiran kritis, dan kepercayaan diri yang esensial.
Prinsip Anti-Stres dalam Menetapkan Tujuan
Untuk memastikan proses penetapan tujuan berjalan tanpa stres, Sahabat Fimela perlu memperhatikan beberapa prinsip dasar. Pertama, fokuslah pada kekuatan anak, bukan pada kelemahan yang dirasakan. Resolusi harus memberdayakan anak, bukan membuat mereka merasa perlu memperbaiki masalah.
Pesan yang disampaikan tidak boleh membuat mereka merasa memiliki masalah yang harus diperbaiki, melainkan ajakan untuk terus bertumbuh dan menjadikan hidup lebih baik. Kedua, jadikan tujuan tersebut SMART, yaitu Spesifik, Terukur, Dapat Dicapai, Relevan, dan Berbatas Waktu.
Tujuan yang spesifik memberikan arah yang jelas, sementara tujuan terukur dapat dilakukan setiap hari atau dalam jangka waktu tertentu. Pastikan tujuan dapat dicapai dan realistis agar anak tidak frustrasi, serta memiliki kerangka waktu yang jelas.
Ketiga, libatkan anak dalam proses penetapan tujuan. Anak-anak akan lebih termotivasi untuk berpegang pada resolusi jika didasarkan pada nilai dan minat mereka sendiri, bukan hanya harapan orang tua. Biarkan mereka memimpin dalam memilih tujuan mereka, karena ini adalah kesempatan untuk memahami perjuangan, tantangan, dan minat mereka.
Terakhir, buat resolusi menjadi positif. Alih-alih fokus pada apa yang tidak boleh dilakukan anak, fokuslah pada alternatif positif. Misalnya, daripada mengatakan "Saya tidak akan menjadi pemilih makanan," lebih baik "Saya akan mencoba makanan baru yang ada di piring saya."
Panduan Praktis untuk Orangtua Mendampingi Anak
Membantu anak menetapkan dan mencapai resolusi membutuhkan peran aktif dari orangtua. Sahabat Fimela dapat memulai dengan memberi contoh; anak-anak meniru perilaku orang tua mereka. Bagikan tujuan Anda sendiri dan bagaimana Anda berencana mencapainya.
Doronglah anak untuk memilih tujuan mereka sendiri, jangan memaksa. Memaksakan tujuan dapat membuat mereka memberontak, sedangkan jika itu adalah ide pribadi mereka, kemungkinan besar mereka akan berusaha keras.
Bantu anak membuat rencana langkah demi langkah untuk mencapai tujuan mereka, fokus pada langkah-langkah kecil dan kemenangan kecil. Penting juga untuk membangun sistem akuntabilitas, seperti menggunakan bagan stiker atau pengingat, untuk membantu anak mengukur kemajuan mereka.
Antisipasi hambatan dan bicarakan tentang kemungkinan rintangan, lalu buat rencana untuk mengatasinya. Ajari anak bahwa kemunduran tidak berarti kegagalan. Terakhir, pertimbangkan untuk membuat resolusi sebagai keluarga. Ini adalah cara yang bagus untuk menjalin ikatan sambil mengajari anak-anak tentang komitmen.
Ide Resolusi Tahun Baru Sesuai Usia Anak
Memilih resolusi yang sesuai usia sangat penting agar anak merasa termotivasi dan tidak terbebani. Berikut beberapa ide yang bisa Sahabat Fimela pertimbangkan:
-
Anak Prasekolah (3-5 tahun):
- Mencoba membersihkan mainan sendiri.
- Mencuci tangan setelah dari kamar mandi dan sebelum makan.
- Mencoba makanan baru, terutama sayuran.
- Belajar membantu membersihkan meja setelah makan.
- Menggunakan kata-kata sopan seperti "tolong" dan "terima kasih".
- Berlatih berhitung sampai 20 setiap hari.
-
Anak Usia Sekolah (5-12 tahun):
- Minum air setiap hari dan minuman sehat seperti susu saat makan.
- Mencoba menemukan aktivitas fisik atau olahraga yang disukai setidaknya tiga kali seminggu.
- Selalu memakai helm saat bersepeda, skuter, atau skateboard.
- Membaca setidaknya satu buku sebulan.
- Menulis jurnal harian.
- Membatasi waktu layar hingga satu jam sehari setelah sekolah.
- Makan sarapan setiap pagi.
- Tidur 8-10 jam setiap malam.
-
Remaja (13 tahun ke atas):
- Mencoba makan dua porsi buah dan dua porsi sayuran setiap hari.
- Melakukan yang terbaik untuk merawat tubuh melalui aktivitas fisik yang menyenangkan.
- Menghabiskan hanya satu hingga dua jam setiap hari untuk aktivitas media.
- Tidak membagikan informasi pribadi seperti nama, alamat rumah, atau nomor telepon secara online.
- Berusaha berbicara dengan orang tua atau orang dewasa yang dipercaya saat memiliki masalah atau merasa stres.
- Menolak tekanan teman sebaya untuk mencoba narkoba, alkohol, atau merokok/vaping.
- Tidak menggunakan ponsel atau mengirim pesan teks saat mengemudi dan selalu menggunakan sabuk pengaman.
Cara Mempertahankan dan Merayakan Pencapaian
Membantu anak mempertahankan motivasi adalah kunci keberhasilan resolusi. Rayakan pencapaian kecil, bukan hanya pencapaian akhir. Ini membantu anak-anak melihat bahwa usaha dan sikap lebih penting daripada kesempurnaan.
Jangan takut untuk menyesuaikan tujuan jika terasa terlalu sulit atau jika minat baru berkembang; fleksibilitas adalah bagian dari proses. Pujian harian yang spesifik sangat penting dalam membantu anak-anak mengembangkan kepercayaan diri yang mereka butuhkan untuk mencapai hal-hal baru.
Fokuslah pada usaha dan kemajuan, bukan kesempurnaan. Terakhir, periksa kemajuan anak secara teratur tanpa menghakimi. Jika ada hambatan, gunakan itu sebagai kesempatan untuk belajar mengapa sesuatu tidak berhasil.