Sukses

Beauty

Wajib Tahu! Ini Cara Membaca Label Skincare agar Nggak Salah Pilih

Fimela.com, Jakarta Selama ini kita terbiasa memilih skincare berdasarkan tren, rekomendasi influencer, atau klaim di kemasannya. Tapi kenyataannya, kulit kita punya kebutuhan unik yang tidak bisa disamaratakan. Satu produk yang bekerja dengan baik untuk seseorang belum tentu cocok untuk orang lain. Karena itulah memahami daftar bahan dalam skincare menjadi langkah awal yang sangat penting.

Daftar ingredients atau komposisi bahan dalam produk skincare memang sering terlihat rumit—penuh istilah ilmiah yang terdengar asing. Tapi jangan langsung merasa kewalahan. Dengan mengenali struktur umum label dan memahami bahan-bahan kunci yang ada di dalamnya, kamu bisa lebih percaya diri dalam memilih produk yang benar-benar sesuai dengan kondisi kulitmu. Dilansir dari Byrdie, simak 6 langkah utama memahami label skincare.

1. Perhatikan Urutan Bahan di Label

Label skincare disusun berdasarkan konsentrasi bahan, dari yang tertinggi ke terendah. Artinya, bahan yang tertulis di awal adalah yang paling dominan dalam formulasi. Misalnya, jika kamu melihat “aqua” di urutan pertama, berarti produk tersebut berbasis air. Begitu juga jika glycerin atau niacinamide ada di bagian atas, kemungkinan besar efek hidrasi atau brightening akan cukup terasa.

Namun, jangan langsung mengabaikan bahan yang berada di urutan terakhir. Beberapa bahan aktif seperti retinol, salicylic acid, atau essential oil memang cukup ampuh meski hanya digunakan dalam kadar rendah. Memahami urutan ini membuat kamu bisa menilai efektivitas produk dengan lebih bijak, bukan hanya terpancing kemasan cantik atau istilah “bahan alami”.

2. Kenali Tipe-Tipe Bahan

Setiap bahan dalam skincare memiliki fungsi berbeda. Ada yang bersifat humektan, seperti hyaluronic acid dan glycerin, yang menarik air ke permukaan kulit. Ada juga emolien seperti squalane dan minyak nabati yang membantu melembutkan tekstur kulit. Lalu, occlusive seperti petrolatum yang membentuk lapisan pelindung agar kelembapan tidak hilang.

Selain itu, terdapat juga active ingredients seperti vitamin C, retinoid, AHA, BHA, dan peptide yang dirancang untuk menargetkan masalah kulit tertentu. Memahami tipe bahan akan membantu kamu melihat fungsi utama dari suatu produk. Misalnya, produk dengan banyak humektan cocok untuk kulit dehidrasi, sementara yang mengandung bahan aktif perlu diperhatikan cara pakainya agar tidak iritasi.

3. Pilih Bahan yang Memang Dibutuhkan Kulitmu

Jangan hanya terpukau dengan banyaknya bahan aktif. Pilih yang memang relevan untuk masalah kulitmu. Ingin mencerahkan? Cari produk dengan vitamin C, licorice root extract, atau alpha arbutin. Untuk mengatasi jerawat, kamu bisa mengandalkan salicylic acid, tea tree oil, atau niacinamide.

Kulit kering akan lebih diuntungkan oleh kandungan ceramide, panthenol, dan fatty acid, sementara kulit yang mulai menua bisa memilih produk dengan peptide atau retinoid. Ingat, semakin kamu paham bahan mana yang kamu butuhkan, semakin kamu bisa menghindari produk yang hanya ramai klaim tapi minim hasilnya.

4. Waspadai Bahan yang Sebaiknya Dihindari

Tidak semua bahan cocok untuk semua jenis kulit. Beberapa kandungan tertentu bisa menyebabkan iritasi, terutama untuk kamu yang punya kulit sensitif. Byrdie menyarankan untuk berhati-hati dengan kandungan seperti fragrance (parfum sintetis), denatured alcohol, parabens, phthalates, hingga pewarna buatan.

Meskipun bahan-bahan tersebut tidak selalu berbahaya, risiko iritasi tetap ada—tergantung pada formulasi dan dosisnya. Itulah mengapa penting untuk membaca label secara menyeluruh dan, kalau perlu, melakukan patch test terlebih dahulu sebelum menggunakan produk secara rutin.

 

5. Sesuaikan Produk dengan Jenis Kulitmu

Satu bahan yang bekerja optimal untuk orang lain belum tentu cocok untukmu. Misalnya, kulit berminyak cenderung menyukai kandungan seperti clay, BHA, atau niacinamide karena bisa mengontrol produksi sebum. Sebaliknya, kulit kering membutuhkan humektan dan emolien untuk menutrisi secara menyeluruh.

Kulit sensitif lebih cocok dengan bahan-bahan lembut seperti centella asiatica, aloe vera, atau oat extract. Dengan mengetahui jenis kulit dan apa kebutuhannya, kamu bisa menyaring produk yang cocok tanpa harus bereksperimen berlebihan.

6. Perhatikan Konsentrasi dan Formulasi

Selain urutan, konsentrasi bahan juga berpengaruh besar terhadap efektivitas produk. Sayangnya, tidak semua produk mencantumkan persentase bahan aktif secara terbuka. Oleh karena itu, penting untuk memahami kombinasi bahan yang sering digunakan bersama agar hasilnya maksimal. Misalnya, vitamin C akan lebih stabil dan efektif jika diformulasikan dengan ferulic acid atau vitamin E.

Penulis: Siti Nur Arisha

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading