Sukses

Beauty

Dampak Tanning bagi Kesehatan Kulit yang Perlu Kamu Ketahui

Fimela.com, Jakarta - Tanning menjadi salah satu tren kecantikan yang banyak diminati karena mampu memberikan tampilan kulit lebih eksotis. Proses ini dilakukan dengan berjemur di bawah sinar matahari atau menggunakan tanning bed yang memancarkan sinar ultraviolet (UV). Meski terlihat menarik, tanning memiliki dampak yang perlu diperhatikan bagi kesehatan kulit.

Di balik manfaat estetika, paparan sinar UV berlebihan bisa menimbulkan risiko serius bagi kulit. Mulai dari penuaan dini, sunburn, hingga meningkatnya risiko kanker kulit dapat terjadi jika tanning dilakukan tanpa perlindungan. Karena itu, penting untuk memahami dampak negatif maupun positif tanning agar tetap tampil cantik sekaligus menjaga kesehatan kulit.

Apa Itu Tanning?

Tanning adalah proses menggelapkan warna kulit dengan cara meningkatkan produksi melanin, pigmen alami yang memberi warna pada kulit. Proses ini biasanya dilakukan dengan berjemur di bawah sinar matahari atau menggunakan tanning bed yang memancarkan sinar ultraviolet (UV). Banyak orang memilih tanning untuk mendapatkan kulit yang lebih eksotis dan menarik secara estetika.

Namun, di balik tren kecantikan ini, tanning memiliki dampak yang perlu diperhatikan bagi kesehatan kulit. Paparan sinar UV yang berlebihan dapat menimbulkan risiko kerusakan kulit jangka panjang, mulai dari penuaan dini hingga kanker kulit. Karena itu, penting bagi siapa pun yang ingin melakukan tanning untuk memahami cara aman dan bijak agar tidak merugikan kesehatan.

Dampak Positif Tanning

Meski lebih sering dibicarakan risikonya, tanning juga memiliki beberapa dampak positif bagi sebagian orang. Kulit yang tampak lebih eksotis sering kali membuat penampilan terlihat menarik. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan membuat seseorang merasa lebih nyaman dengan dirinya.

Selain itu, tanning alami melalui paparan sinar matahari membantu tubuh memproduksi vitamin D. Vitamin ini berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang, sistem imun, dan metabolisme tubuh. Dengan kadar vitamin D yang cukup, tubuh lebih kuat melawan infeksi dan menjaga keseimbangan hormon.

Tanning juga dapat memberikan efek relaksasi karena berjemur di bawah sinar matahari merangsang produksi hormon serotonin. Hormon ini berhubungan dengan suasana hati yang lebih baik dan rasa tenang. Tidak heran banyak orang merasa lebih segar dan bersemangat setelah berjemur dengan cara yang aman.

Dampak Negatif Tanning

Paparan sinar ultraviolet (UV) yang berlebihan saat tanning dapat merusak DNA sel kulit. Kerusakan ini meningkatkan risiko kanker kulit, termasuk melanoma yang berbahaya. Karena itu, tanning tidak boleh dilakukan tanpa perlindungan yang tepat.

Selain risiko kanker, tanning juga mempercepat proses penuaan dini pada kulit. Kolagen dan elastin yang menjaga kekenyalan kulit bisa rusak akibat sinar UV. Akibatnya, muncul keriput, garis halus, dan flek hitam lebih cepat dari usia seharusnya.

Dampak lain yang sering terjadi adalah sunburn atau luka bakar pada kulit. Kulit bisa menjadi kering, kusam, dan kehilangan kelembapan alami jika terlalu sering terpapar sinar UV. Kondisi ini membuat kulit lebih rentan terhadap iritasi dan kerusakan jangka panjang.

Sahabat Fimela, jika ingin melakukan tanning, pastikan selalu melindungi kulit dengan sunscreen ber-SPF tinggi. Batasi waktu berjemur agar tidak terlalu lama terpapar sinar matahari, terutama di jam 10.00-14.00. Dengan begitu, kulit tetap terlindungi dari risiko sunburn dan penuaan dini. 

Konsultasikan juga dengan dokter kulit sebelum mencoba tanning agar tidak membahayakan kesehatan. Selalu ingat jika kulit itu aset berharga yang harus dijaga dengan baik. Mau tampil eksotis lewat tanning boleh saja, asal tetap tahu cara amannya. Semoga artikel ini bermanfaat buatmu, biar tetap kece sekaligus sehat.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading