Sukses

Entertainment

Wawancara Produser, ‘99% Muhrim Get Married 5’ Tak Pilih Lebaran

Fimela.com, Jakarta Penggemar film sekuelGet Married pasti paham bahwa film ini selalu tayang saat libur lebaran. Sejak kehadirannya tahun 2007, film yang dibintangi Nirina Zubir ini selalu menarik minat penontonnya. Tahun 2015 ini, sekuel 99% Muhrim Get Married 5 baru akan tayang pada 30 Juli 2015 usai libur lebaran. Mengapa?

Tentu ada pertimbangan tertentu ketika Starvision Plus memilih usai mudik baru menanyangkan film ini. Yakin bahwa penggemar film ini bakal setia meskipun keluar dari kebiasaan lama, film ini ditayangkan selesai mudik lebaran. Produser Chand Parwez memberikan penjelasan kepada Bintang.com melalui wawancara eksklusif di kantornya.

Film ‘Get Married’ biasanya tayang lebaran, mengapa tahun ini berbeda?

Ini berbeda, ya saya berharap main di libur lebaran. Tapi karena katanya sudah ada film religi. Saya enggak harus kuatirin film ini. Karena ceritanya kuat. Jadi saya berdiskusi dengan pemiik bioskop. Usai mudik saja tayangnya. Saya jujur saja kalau meminta sesuatu enggak dapat saya terima saja. Itu pasti ada rahasia Allah.

‘99% Muhrim Get Married 5’

Yang berbeda apa kali ini?

‘Get Married’ pertama keluar tahun 2007 menjadi film yang cukup fenomenal karena unik. Kisahnya cukup inspiraatif. Bagaimana cinta menyatukan perkampungan kumuh dan elit. Di 'Get Married 1' belum melihat Mae dan Rendy pacaran karena cinta pada pandangan pertama.
Yang kedua kita buat masalah dihubungan Mae dan Rendy, masalah ingin punya anak. Dan latar belakang keluarga yang berbeda ternyata itu membuat masalah. Nyaris melahirkan, Rendy enggak bisa nungguin. Yang ketiga kena baby blues, masalah yang tidak pernah dihadapi kampung kumuh. Keempat, Mae sudah jadi pengganti orangtua bagi adik Rendy, Sofie.

Yang kelima ini saya merasa perlu membuat yang baru. Mae sudah mapan, gaya hidupnya sudah keren. Mae memiliki semua tapi begitu Enyak Babe kecelakaan, Enyak koma Mae jadi panik. Dalam kepanikan, dia baru sadar, dia enggak bisa ngaji dan mendoakan Enyaknya. Padahal anaknya bisa. Ini yang saya coba masukin Mae dapat hidayah. Tapi kalau cuma Mae saja enggak seru kita masukkan Rendy dan adiknya Rendy, Sofie.

Untuk menyadarkan Rendy ini yang sulit. Mae merasa Rendy sudah memberi kabahagiaan dunia. Jadi sebagai istri, dia ingin memberikan kebahagiaan akhirat. Ia pergi ke pengajian tapi Rendy malah lobi-lobi aja. Konflik kali ini adalah mengukuhkan arti mukhrim itu apa. Fungsi berkeluarga secara Islam itu seperti apa. Ini adalah film religi komedi.

2. Tentang Sekuel

Foto Chand Parwez (Deki Prayoga/bintang.com)

Bagaimana bisa yakin memproduksi sekuel ini sampai kelima?

Saya dibesarkan di lingkungan bioskop di Jawa Barat. Saya besar hingga saat ini karena film nasional. Saya prihatin film nasional mengalami pasang surut. Lewat film ini, saya ingin menunjukkan bahwa saya konsisten di kualitas, dan tetap diminati ada penontonnya. Itu adalah upaya saya. Saya ingin menjadi penyangga, ada orang yang membuat film tanpa memikirkan kualitas akhirnya membuat orang yang nonton film nasional jelek lalu tidak mau lagi nonton.

Baca Juga: Di Trailer Baru, '99% Muhrim Get Married 5' Rilis 30 Juli 2015

Beberapa produser pilih lokasi syuting di luar negeri. Kenapa ‘Get Married’ tidak ikut?

Kalau kita sudah menjual lokasi berarti enggak yakin dengan ceritanya. Kalau kita lihat, ‘Get Married’ kita syuting di tempat-tempat yang enggak jauh dari lingkungan kita. Di kampung kumuh kita benar-benar syuting di belakang Grand Indonesia. Kalau saya syuting di luar negeri itu kerena saya memang membutuhkan lokasi untuk di luar negeri. Tapi kalau bikin film love story cerita biasa di luar negeri ya ngapain.

Foto adegan 99% Muhrim Get Married 5. Foto: Starvision Plus

Jadi tidak efektif untuk menarik penonton?

Toh ada yang enggak berhasil meskipun sudah menjual lokasi. Penonton memang menonton bukan cuma melihat tokohnya, tapi juga alamnya. Tapi alam Indonesia ini cantik banyak yang belum digarap. saya enggak lakukan promosi film atau syuting di luar negeri. ‘Get Married’ cuma film pinggir jalan tempat nongkrong tapi ya tetap jalan.

Kok bisa?

Sebetulnya kita pergi ke bioskop untuk melepas kegundahan mencari mimpi. India pernah membuat syuting film di Amerika karena menjual mimpi. Kalau memang dianggap perlu, saya akan lakukan. Tapi di Indonesia, banyak lokasi yang menarik. Orang luar justru tertarik syuting di Indonesia, mengapa kita harus ke luar negeri.

3. Fenomena Penonton Indonesia

Foto Chand Parwez (Deki Prayoga/bintang.com)

Melihat fenomena jumlah penonton yang turun drastis tahun ini bagaimana?

Ini adalah akumulasi dari permasalah kualitas. Sejak era digitalisasi tahun 2012, semua bisa bikin film. Dulu bikin fim ada proses blow up dan duplilkasi itu saja butuh Rp 750 juta, belum proses pembuatannya. Era digitalisasi membuat film dengan 400 juta sudah bisa. Ini adalah masalah menjaga konsumen kita yang enggak bisa dilakukan.

Mengapa?

Karena tidak ada badan yang melakukan filter. Yang tidak nyaman lain adalah banyaknya sponsor. Bahkan, film bisa dibuat dengan biaya sponsor. Penonton yang beli tiket dipaksa nonton sponsor. Padahal seharusnya sebagai calon komsumen, kita harus dibayar karena kita calon pembeli produk.
Penonton akhirnya tidak puas ketika kualitasnya tidak terjaga. Mereka menghukum film nasional dengan tidak mau nonton lagi film nasional. Inilah yang terjadi. Jika dibiarkan terus bakal bahaya. Bisa jadi era mati suri tahun 90-an bakal terulang.

Foto Chand Parwez (Deki Prayoga/bintang.com)

Pemerintah tidak ada campur tangan?

Pemerintah tidak jadikan film sebagai agenda budaya, sebagai produk saja. Padahal ada kekuatan film sebagai cagar budaya. Saya berkali-kali menyampaikan hal ini ke DPR dan penguasa sejak usia 20-an. Sulit bicara tentang prespektif film nasional. Negara yang berbudaya baik adalah negara yang film nasionalnya baik. Kita lilhat contohnya, India dan Korea. Negara mereka bangkit karena industri film tidak hanya dilihat sebagai produk industri. Tapi juga produk budaya. Harusnya ada perlakuan yang berbeda.

Baca Juga: Cerah Ceria Keluarga '99% Muhrim Get Married 5' Tayang Usai Mudik

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading