Sukses

Entertainment

Ada Perdagangan Anak di Padepokan Gatot Brajamusti?

Fimela.com, Jakarta Bola panas kasus Gatot Brajamusti semakin menggelinding bebas. Layaknya peribahasa sudah jatuh tertimpa tangga, Gatot Brajamusti pun mengalami pukulan-pukulan telak atas apa yang dilakukannya dengan padepokan spiritual miliknya di Sukabumi.

Mengiring kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur, Gatot kini diterpa isu perdagangan anak. Menurut para korban yang dinaungi oleh Elza Syarief, didapatkan laporan jika di padepokan Gatot Brajamusti telah terjadi human trafficking.

Preskon Korban Gatot Brajamusti. (Ruswanto/Bintang.com)

"Dari informasi yang diperoleh, dari anak/korban, juga pendamping, ada unsur trafficking periode ini. Kejadian sebelum 2007 sampai 2015," kata Ketua KPAI, Asrorun Ni'am Sholeh di kantornya, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (13/9).

Ada 8 orang yang telah memberikan kuasa kepada Elza Syarief. Namun, Elza sendiri menyatakan jika korbannya bisa mencapai ratusan lebih. Apalagi ketika melihat periode yang demikian panjang sampai sang guru spiritual dibekuk petugas berwajib.

Hanya satu orang yang saat ini telah berani melakukan pelaporan terhadap Gatot. Ia adalah CT, wanita yang kala mengalami kekerasan seksual di padepokan Gatot masih berusia 16 tahun.

Gatot Brajamusti. (Andy Masela/Bintang.com)

"Soal korban lainnya, perlu ada aspek hukum kita jaga bersama-sama dan insial anak juga kita harus jaga, jumlahnya berapa juga," imbuh Asrorun.

Ditambahkan olehnya, korban anak-anak dari Gatot Brajamusti ini sangat beragam dan dari bermacam kalangan. Tak hanya kalangan bawah saja, namun juga kalangan berkemampuan telah menjadi korban Gatot.

"Beragam (korbannya), karena tipu dayanya dengan alasan mencari minat dan bakat, lalu ada karantina. Bukan cuma dari golongan menengah ke bawah, tapi ada menengah ke atas juga," tukas Asrorun.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading