Sukses

Entertainment

Eksklusif Dita Soedardjo, Bos Es Krim yang Peduli Kesejahteraan Perempuan dan Anak

Fimela.com, Jakarta Dita Soedardjo dikenal sebagai sosialita. Di balik kehidupannya yang bergelimang harta, ternyata ia memiliki program sosial yang miliki konsentrasi pada kesejahteraan perempuan dan anak di seluruh Indonesia.

Beberapa yang digalakkannya adalah kampanye mengenai pendidikan untuk anak dan perempuan lewat Lets Share (health dan education) dan Dignity Woman. Dirinya pun mengajak dr. Christabella dalam menjalankan program Lets Share healthy tersebut.

Ada banyak alasan mengapa calon istri Denny Sumargo itu membuat program sosial untuk anak dan perempuan. Salah satunya karena adanya masalah pada masyarakat Indonesia yang bersumber dari mental orangtua sebagai pendidik paling utama dan pertama dikenal anak.

"Program ini tentang edukasi ke perempuan. Kalau kita lihat bayi, mereka nggak ada tempat tinggal yang layak. Bayi dipukulin, ini permasalahan orangtua. Masalah anak muda di sini, orangtua yang tak siap dalam memiliki anak. Di sini kita ingin membantu mereka semua," kata Dita Soedarjo di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Awalnya, Dita memang tak mengerti permasalahan di lapangan karena pergaulannya yang terbatas. Sebagaimana pengakuannya, ia mengenyam pendidikan di sekolah internasional dan tunangan Denny Sumargo ini pun juga menempuh pendidikan di luar negeri.

"Call me naive, karena aku dibesarkan di keluarga yang ruang lingkupnya kecil banget. Aku nggak tahu lapangan. Over proteksi juga dari keluarga," lanjut kekasih Denny Sumargo.

Lantas seperti apa saja ya penjelasan lebih dalam Dita Soedardjo mengenai programnya tersebut? Dan bagaimana ya cara dia menjalankan bisnis es krim yang sudah dikenal masyarakat Indonesia? Berikut petikan wawancaranya.

Peduli Kemanusiaan

Dita Soedardjo ternyata sangat berempati pada anak-anak dan perempuan. Sehingga ia membuat program tersebut yang dinamakan Let's Share dan Dignity Woman.

Perduli dengan anak dan perempuan, kamu membuat program Let's Share dan Dignity Woman, sebenarnya itu apa sih?

Program ini tentang edukasi ke perempuan. Kalau kita lihat bayi, mereka gak ada tempat tinggal yang layak, bayi dipukulin, ini permasalahan orangtua. Masalah anak muda di sini, orangtua yang tak siap dalam memiliki anak. Disini kita ingin membantu mereka semua.

Let's share sendiri terbagi menjadi dua ya?

Iya ada dua, Health dan Education. Untuk Health, aku dibantu dr.Christabella karena dia lebih ngerti masalah itu ya, kalau saya dokter abal-abal hehehe. Makanya saya lebih kepada Education.

Apa sebenarnya sejak lama kamu sudah bahwa banyak kasus tidak mengenakan pada para perempuan?

Call me naive, karena aku dibesarkan di keluarga yang ruang lingkupnya kecil banget. Aku nggak tahu lapangan (kasus pada perempuan). Tapi akhirnya aku menemukannya dan bikin aku tergugah.

Kasus apa saja sih yang kamu temukan di lapangan yang akhirnya kamu tergugah untuk membuat program ini?

Ada (kasus) di Cilincing, di mana anak ini diperkosa oleh bapaknya sendiri dan mamanya ngejual dia. Kok ada ya orangtua yang tega jual anaknya sendiri? Ibu tahu anaknya diperkosa bapaknya, tapi dia pura-pura bodoh. Pura-pura nggak tahu. Aku nggak mau menghakimi. Makanya anaknya sejak kecil udah gangguan mental. Itu yang aku start namanya Dignity Woman. Kita bantu para perempuan untuk percaya diri. Seperti Choky Sitohang Public Speaking juga pernah bantu kita. Seringnya kasih public speaking atau juga trauma healing. Karena kalau ibu-ibu ini nggak disembuhin sama trauma dia, ketakutan dia, sama anaknya bisa error, bisa ngelakuin apa aja ke anaknya. Dan tingkat bunuh diri juga sangat tinggi ya pada perempuan.

Pesan apa sih yang ingin disampaikan lewat program ini?

Makanya sehat bagi perempuan itu sangat penting ya. Kalau nggak sehat suami nggak betah ama dia, kalau ama anak juga kurang mendidiknya. Mental health itu tabu, nganggepnya gila. padahal tidak. Kalau kulit sakit bisa diobatin, kenapa otak sakit nggak bisa disembuhin ya.

Mengajak orang untuk ikut program ini?

Ayo dong kita berbuat baik karena melakukan itu gak hanya dengan uang ya, memberi itu bisa lewat pengalaman kamu nah aku di Let's Share Education sering mengundang pembicara, menginspirasi. Memberi bisa dengan doa, mendengarkan dll. Dorongan juga sangat penting. Ini bisa kita lakukan di waktu senggang karena ini bukan pekerjaan full time ya, yang penting kamu membuka hati untuk menolong dan Tuhan akan memberikan jalanNya.

Kamu nggak mau buka untuk volunteer di program?

Siap membuka untuk volunteer. Tahun depan pengen kampanye untuk sosialisasi mental health bagi perempuan. Coba buka Instagram kita saja ya untuk lebih jelasnya di dignitywoman.id dan lets_share.id.

Tak Pernah Kepikiran untuk Terjun di Bisnis Es Krim

Dita Soedardjo kini sudah memiliki hampir 30 lebih outlet Haagen Dazs yang ada di Indonesia. Namun ternyata dirinya tak pernah kepikiran untuk membuat bisnis es krim ini.

Kepikiran buat bikin Haagen Dazs?

Sejujurnya aku memang nggak kepikiran buat Haagen Dazs, ini gara-gara di suruh orangtua aku. Aku memang dari kecil suka makan dan Haagen Dazs itu juga udah ada di Indonesia sebelum aku kerja di sini. Dari aku kecil emang suka banget sama es krim ini. Setiap hari aku makan, lagi sedih, capek, tugas sekolah banyak aku selalu konsumsi ini. Ya, jadi lebih berenergi gitu, nah pas ditawarin ini aku mau aja karena memang aku suka makanan terlebih lagi es krim. Aku happy, dan memang kalau misalnya mau menjalankan sesuatu harus sesuai dengan passion kita, biar tetap happy jalaninnya meski capek.

Pahit manis bisnis es krim ini apa sih kak?

Manisnya mah banyak, apalagi rasanya. Pahitnya itu karena karena kompetitor sudah banyak, khususnya di Jakarta karena itu fokus saya. Personalily susahnya juga karena anak cepat bosen dan kita saat mau punya yang baru tapi harus nanya yang pusat ya dulu gitu ya, karena itu bukan brand kita, kita cuma franchise jadi kita nggak bisa sekreatif yang kita mau karena harus nunggu dulu. Kalau ditolak ulang lagi dan harus punya ide baru.

Komiten kamu sendiri untuk bangun Haagen Dazs?

Komiten nggak dari saya ya, karena semua dari team, apalagi team retail yang training people. pokoknya harus treatment customernya. Tempat ini dijamin bersih kok, karena aku juga nggak suka kotor ya.

Ada yang gratis disini nggak setelah beli es krim?

Tenang, disini kita bisa gratis air putih kok. Biar bisa enjoy ya.

Menu bakal ganti-ganti nggak?

Akan ada menu baru di beberapa bulan, itu dilakukan biar nggak bosan ya. Seperti kali ini ada menu yang khusus Natalan. Ini sih enak banget ya.

Selain ice cream ada menu apa lagi sih?

Ya kalau nggak mau es krim kalian bisa coba milkshake ya atau yang lain.

Bedanya es krim Haagen Dazs ini dengan yang lain apa sih?

Nah untuk es krim Haagen Dazs ini bisa untuk bayi yang terlalu urus gitu. Jadi es krim ini satu-satunya yang sudah di rekomendasikan dokter bayi. Temenku juga sempat punya bayi kurang gizi di perut gitu, dia nggak banyak makan karena setiap makan mual, pas makan es krim ini justru nggak dan pas bayinya keluar jadi sehat gitu. Kakakku pas hamil juga makan ini mulu dan anaknya keluar sehat. Terus juga Haagen Dazs ini nggak bikin gendut loh.

Rasanya apaa aja sih kak?

Ada banyak rasa, mau yang rada pahit, manis, mint juga ada.

Kamu sering ke outlet? Kalau iya, suka melayani juga nggak?

Sering kok ke outlet, setiap hari malah, tempatnya beda-beda sesuai aku lagi di mana gitu. Dulu aku suka melayani. Kalau sekarang sih belum tapi pengin lagi kok kayak gitu.

Favorit es krim kamu di Haagen Dazs apa?

Kalau aku sih kopi, dari kecil aku suka rasa itu ya. Kalau ke luar negeri manapun aku pasti cari es krim rasa kopi Haagen Dazs ya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading