Sukses

Fashion

Keindahan Tenun Sriwijaya Pukau Panggung JFW 2010/ 2011

Vemale.com - Berlangsung Senin (8/11) di area Fashion Tent, Cita Tenun Indonesia menampilkan indahnya tenun khas Sumatera Selatan yang tertuang dalam tema 'Cita Swarna Bumi Sriwijaya'. Keindahan kain tenun ini merupakan hasil kreasi pengrajin yang telah menjalani bimbingan dari para ahli di bidangnya. Mulai dari ahli tekstil, ahli pewarnaan, interior design, hingga fashion designer, para ahli yang ada sengaja didatangkan ke sebuah desa tenun terpencil yang memiliki taraf hidup memprihatinkan. Ini semua adalah buah dari kerjasama antara BNI dan Cita Tenun Indonesia yang bertujuan untuk menciptakan kain tenun dengan kualitas lebih baik dan demi peningkatan ekonomi para penenun lokal. Hasil kain tenun yang apik tersebut kemudian dipresentasikan ke dalam beragam koleksi busana elegan lewat tangan 10 desainer papan atas Indonesia. Kain tenun yang merupakan hasil binaan BNI tergabung dalam sentra usaha Kampoeng BNI Tenun Sumatera Selatan. Dengan ciri khasnya masing–masing, ke-10 desainer yang ada mengemas keindahan kain tenun menjadi 90 koleksi busana tenun memukau.
Suasana penghargaan dalam acara Jfw 2010/2011 (c) dok. WomanKapanLagi.com
Stephanus Hamy hadir dalam tema 'Swara Dipa' yang mengangkat tenun Blongsong dan songket Palembang. Sementara Sebastian Gunawan menyuguhkan pakaian anak yang dikemas begitu ringan, di mana kain tenunnya hadir dalam warna–warna pastel dengan cutting yang nyaman. Sementara Era Soekamto mencoba menghadirkan inspirasi sang surya yang menyelimuti cakrawala dalam interpretasi koleksi busana tenunnya, Chossy Latu mengubah songket menjadi tampilan 'New Look' dengan kesan elegan yang kuat. Dalam koleksinya yang bernuansa putih, hitam, dan abu-abu ini Chossy mencoba menghadirkan tampilan wanita kaum jetset, lengkap dengan topi sebagai aksesoris yang kuat. Denny Wirawan mengusung koleksi romantis dengan tema 'Retro Stil'e Romantico' yang inspirasinya diambil dari gaya Audrey Herburn. Sementara Priyo menghadirkan tenun Blongsong dalam gaya etnik kontemporer, Luwi Saluadji mengemas kain tenun menjadi busana pria formal. Lain lagi dengan Oscar Lawalata yang mengeksplorasi garis, bentuk, dan warna tenun menjadi busana yang tampil begitu sempurna. Tak ketinggalan, Oka Diputra menutup show dengan karyanya yang mengangkat dinamika air mengalir, dan masih berkutat dengan ciri khasnya, beberapa koleksi busananya tampak terlihat tanpa jahitan dan potongan. Indahnya Wastra Negeriku! Semoga semesta negeri ini mengamini usaha para anak bangsa yang menjadikan Wastra Indonesia dikenal secara luas dengan nilai kualitas yang sempurna. (vem/ana/meg)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading