Sukses

Fashion

Mengenal Sistem Daur Ulang Looop Menyulap Baju Lama jadi Model Baru  

Fimela.com, Jakarta H&M menjadi salah satu brand fast fashion ternama dunia yang menggelontorkan koleksi baru tiap bulannya. Isu fast fashion menjadi salah satu yang digembar-gemborkan karena tidak mempraktikkan fashion berkelanjutan.

Perputaran koleksi pakaian yang sangat cepat di seluruh dunia membuat kita yang melek tren dengan senang membeli. Namun belakangan kebingungan sendiri karena tumpukan baju menggunung karena tidak digunakan lagi. 

Ikut bertanggung jawab atas salah satu dampak fast fashion tersebut, H&M hadir dengan solusi. Yaitu sistem daur ulang pakaian-ke-pakaian (garment-to-garment) terbarunya yang diberi nama Looop. 

Bisa jadi selama ini kita berkhayal tentang sebuah mesin yang bisa membongkar dan merakit pakaian lama menjadi baru. Voila, di era serba-canggih hal itu terealisasi.

Cara kerja Looop adalah menghancurkan pakaian yang diparut menjadi serat dan dipintal menjadi benang baru. Kemudian dirajut menjadi model fashion favorit terbaru. 

Beberapa bahan mentah yang bersumber secara berkelanjutan juga ditambahkan selama proses tersebut.  Sistem ini tidak menggunakan air dan bahan kimia, sehingga memiliki dampak lingkungan yang jauh lebih rendah daripada saat memproduksi garmen dari awal.

Menuju Industri Mode Berkelanjutan

Lewat sistem daur ulang Looop, H&M berkomitmen untuk menutup putaran fashion dan mesin ini memvisualisasikan kepada pelanggan jika tekstil lama memiliki nilai dan tidak boleh di sia-siakan. H&M ingin memimpin perubahan menuju industri mode yang berkelanjutan.

Sebagai catatan, pada 2013 H&M menjadi perusahaan retail pertama dengan program pengumpulan garmen global.  Sekarang, jenama fashion asal Swedia itu mengambil langkah berikutnya dengan sistem daur ulang pakaian-ke-pakaian bernama Looop.

Dengan harga 100 Kronor Swedia, anggota klub loyalitas di Swedia dapat menggunakan Looop untuk mengubah pakaian lama menjadi pilihan fashion favorit baru. Untuk non-anggota biayanya adalah 150 Kronor Swedia. 

Seluruh pendapatan ini diberikan kepada proyek yang berkaitan dengan penelitian tentang bahan. Dan pada tahun 2030, H&M menargetkan semua bahan yang dipakai didaur ulang atau diambil sumbernya dengan cara yang lebih berkelanjutan, angka untuk tahun 2019 adalah 57%.

Looop dibuat oleh H&M Foundation, non-profit organization, bersama dengan mitra penelitian HKRITA (The Hong Kong Research Institute of Textiles and Apparel) dan pemintal benang Novetex Textiles yang berbasis di Hong Kong.

Simak Video Pilihan Berikut

#ChangeMaker 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading