Sukses

Food

Jangan Salah Pilih, Ini Perbedaan Ikan Segar vs Tidak Segar agar Aman Dikonsumsi

Fimela.com, Jakarta - Ikan adalah salah satu sumber protein hewani yang sangat kaya akan berbagai nutrisi penting, termasuk asam lemak omega-3, vitamin D, kalsium, dan mineral lainnya. Nutrisi-nutrisi ini memiliki peranan penting dalam mendukung kesehatan tubuh, membantu pertumbuhan, meningkatkan kecerdasan otak, serta menjaga kesehatan jantung. Namun, untuk mendapatkan manfaat maksimal dari ikan, kita harus mengonsumsinya dalam keadaan segar dan berkualitas tinggi.

Pemilihan ikan yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko keracunan makanan atau masalah kesehatan lainnya, karena ikan termasuk bahan pangan yang mudah rusak. Ikan yang tidak segar dapat menjadi sarang bagi bakteri berbahaya yang bisa menimbulkan masalah kesehatan serius. Oleh sebab itu, sangat penting bagi konsumen untuk mengetahui cara membedakan antara ikan yang segar dan yang tidak. Simak ulasan selengkapnya.

Ciri-Ciri Ikan Segar yang Perlu Diketahui

Memilih ikan yang masih segar merupakan langkah penting untuk memastikan hidangan yang Anda sajikan tidak hanya enak, tetapi juga aman serta bernutrisi. Sebuah ikan yang segar memiliki sejumlah ciri yang jelas dan mudah dikenali, yang mencerminkan kualitas dan kesegarannya. Ciri-ciri ini dapat dilihat dari berbagai bagian tubuh ikan, mulai dari mata hingga tekstur dagingnya.

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 2729:2021, ikan segar memiliki karakteristik tertentu yang dapat diidentifikasi melalui beberapa indikator fisik. Dengan memahami cara memilih ikan segar yang tepat, Anda akan memperoleh bahan makanan berkualitas untuk keluarga tercinta. Ikan segar didefinisikan sebagai ikan bersirip yang memenuhi kriteria mutu tertentu, seperti mata yang cembung dan jernih, insang berwarna merah tua cerah, sisik yang melekat dengan kuat, serta daging yang padat dan elastis.

  • Mata Ikan: Jernih dan Menonjol

Mata ikan menjadi salah satu indikator pertama dan paling mudah untuk menilai kesegaran ikan. Ikan yang masih segar memiliki mata yang terlihat terang dan jernih dengan warna hitam di tengahnya. Permukaan matanya juga akan terasa menonjol saat diraba.

Mata ikan segar tampak jernih, cerah, menonjol, dan cembung, bukan cekung ke dalam, yang menunjukkan bahwa ikan tersebut baru saja ditangkap atau disimpan dengan baik.

  • Insang: Merah Cerah dan Bersih

Insang adalah bagian tubuh ikan yang cepat menunjukkan tanda-tanda penurunan kualitas. Ikan yang segar memiliki insang berwarna merah terang atau merah tua yang cemerlang dan hanya sedikit memiliki lapisan lendir transparan. Lendir ini juga mengeluarkan bau segar khas ikan.

Sebaliknya, insang yang tidak layak konsumsi biasanya berwarna cokelat gelap atau abu-abu. Insang ikan segar tidak mengeluarkan lendir berlebihan dan tidak berbau busuk, yang menjadi ciri penting untuk mengevaluasi kesegaran ikan.

  • Bau: Aroma Laut yang Khas

Aroma ikan juga menjadi petunjuk penting dalam menilai kesegarannya. Ikan segar umumnya memiliki aroma bersih, seperti aroma laut atau air tawar yang lembut, tanpa menyengat. Aroma ini khas dan menyenangkan, berbeda dengan bau amis yang tajam.

Oleh karena itu, hindarilah ikan yang memiliki bau amis atau menyengat, karena ini menandakan bahwa ikan tersebut sudah tidak layak untuk dikonsumsi. Bau amis yang berlebihan atau bau amonia adalah indikasi kuat bahwa ikan tersebut mulai membusuk.

  • Tekstur Daging: Kenyal dan Padat

Tekstur daging ikan segar juga sangat penting untuk diperhatikan. Daging ikan segar terasa kenyal, padat, dan dapat kembali ke bentuk semula saat ditekan. Dagingnya memiliki sayatan yang cemerlang dan jaringan yang kuat.

Warnanya yang cerah dan tidak kusam menunjukkan kualitas yang baik. Ikan yang segar memiliki daging yang menempel kuat pada tulang dan tidak mudah lepas, yang menjadi indikator penting lainnya.

  • Kulit dan Sisik: Mengkilap dan Melekat Kuat

Selain itu, kulit dan sisik ikan juga memberikan petunjuk mengenai kesegarannya. Ikan segar biasanya memiliki kulit yang berkilau dan lembap, bersih, licin, dan tidak berlendir berlebihan.

Ciri-ciri ikan segar selanjutnya adalah sisik yang menempel kuat pada tubuh ikan. Jika sisik ikan sulit dilepas, maka ikan tersebut dapat dikategorikan masih segar dan mengkilat.

  • Perut, Sirip, Ekor, dan Mulut: Indikator Tambahan

Beberapa bagian lain dari ikan juga dapat berfungsi sebagai penanda kesegaran. Perut ikan segar terasa kencang dan elastis saat ditekan, tidak lembek, dan dinding perutnya kuat.

Sirip dan ekor ikan segar utuh, kokoh, elastis, dan menempel kuat pada tubuh ikan. Selain itu, mulut ikan segar akan tertutup dan tidak menganga. Semua ciri ini secara kolektif menunjukkan kondisi ikan yang optimal.

  • Ikan Hidup: Perilaku di Air

Bagi ikan yang masih hidup, perilaku di dalam air dapat menjadi indikator kesegaran. Ikan hidup yang segar akan berenang di dasar akuarium, menunjukkan kondisi kesehatan dan vitalitas yang baik.

Perilaku ini berbeda dengan ikan yang sudah lama berada di akuarium atau tidak segar, yang cenderung berenang mendekati permukaan air. Memperhatikan semua indikator ini akan membantu Anda dalam memilih ikan segar yang berkualitas.

Tanda-Tanda Ikan Tidak Segar atau Busuk

Mengenali tanda-tanda ikan yang tidak segar atau busuk sama pentingnya dengan memahami ciri-ciri ikan yang segar. Ikan yang telah mengalami proses pembusukan dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius jika dikonsumsi. Tanda-tanda pembusukan ini umumnya sangat jelas dan mudah dikenali. Kualitas ikan yang tidak ditangani dengan baik akan cepat menurun, yang ditandai dengan perubahan warna, tekstur, dan munculnya bau tidak sedap. Kesalahan dalam memilih ikan dapat berisiko menyebabkan keracunan makanan atau masalah kesehatan lainnya.

  • Mata: Keruh dan Cekung

Mata ikan yang tidak segar biasanya akan tampak keruh, berwarna putih susu, atau cekung ke dalam. Terkadang, mata ikan juga terlihat lebih menonjol, memerah, atau berembun. Kondisi mata seperti ini jelas menunjukkan bahwa ikan sudah tidak segar.

Selain itu, mata yang mengerut atau memerah juga menjadi indikasi kuat bahwa ikan tersebut sudah lama mati atau tidak disimpan dengan benar.

  • Insang: Berwarna Gelap dan Berlendir

Insang ikan yang tidak segar akan menunjukkan perubahan warna yang mencolok. Insang yang berwarna kecoklatan, abu-abu, atau coklat gelap, berlendir tebal, dan lendirnya keruh serta berbau asam yang menyengat hidung. Jika insang berubah menjadi warna coklat atau keabu-abuan, itu bisa menjadi tanda bahwa ikan tersebut sudah tidak segar.

Lendir pada insang yang tidak segar juga akan terasa lengket dan keruh, sering kali disertai dengan bau yang tidak sedap. Perubahan warna ini terjadi akibat peningkatan jumlah bakteri.

  • Bau: Amis Tajam atau Busuk Menyengat

Bau merupakan salah satu indikator paling kuat dari ikan yang tidak segar. Ikan yang tidak segar mengeluarkan bau amis yang tajam, menyengat, busuk, atau bau asam. Jika tercium bau menyengat seperti amonia atau amis berlebihan, itu adalah pertanda kuat bahwa ikan sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

Bau busuk ini merupakan hasil dari proses dekomposisi protein oleh bakteri. Oleh karena itu, hindarilah ikan yang mengeluarkan bau tidak menyenangkan.

  • Tekstur Daging: Lembek dan Mudah Robek

Daging ikan yang tidak segar akan terasa lembek, mudah hancur, dan tidak kembali ke bentuk semula saat ditekan. Dagingnya juga mudah sobek dan terlepas dari tulang. Warnanya bisa menguning atau kemerahan di sekitar tulang, yang menunjukkan tanda-tanda pembusukan.

Tekstur yang lembek dan tidak elastis adalah ciri utama ikan yang sudah tidak layak untuk dikonsumsi. Daging yang sudah busuk juga akan terasa berair dan kehilangan kekenyalannya.

  • Kulit dan Sisik: Kusam dan Mudah Lepas

Kulit ikan yang tidak segar akan terlihat kusam, pudar, dan mengendur. Kulitnya juga berlendir tebal dan berbau, atau bahkan memiliki bercak yang tidak wajar. Sisiknya mudah lepas atau rontok saat disentuh.

Sisik yang tampak kusam dan mudah lepas merupakan tanda bahwa ikan sudah tidak segar. Kulit yang kehilangan kilau alaminya juga menjadi petunjuk penting untuk menentukan kesegaran ikan.

  • Perut, Sirip, dan Ekor: Tanda Pembusukan Lainnya

Perut ikan yang tidak segar akan terasa lembek dan isi perutnya mudah keluar. Dinding perut yang tidak kencang menunjukkan bahwa proses pembusukan sudah berlangsung.

Sirip dan ekor ikan yang tidak segar mudah robek, rusak, layu, atau lemas. Bagian-bagian ini akan kehilangan kekokohan dan elastisitasnya, menjadi indikator tambahan bahwa ikan sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

  • Ikan Hidup: Perilaku yang Mencurigakan

Untuk ikan hidup, jika mereka berenang mendekati permukaan air, itu menandakan bahwa ikan-ikan tersebut sudah terlalu lama berada dalam akuarium atau tidak dalam kondisi prima. Perilaku ini berbeda dengan ikan segar yang biasanya cenderung aktif di dasar akuarium.

Ikan yang pasif, bergerak lambat, atau menunjukkan tanda-tanda stres juga bisa menjadi indikasi ketidaksegaran pada ikan hidup. Memilih ikan hidup yang sehat adalah kunci untuk mendapatkan kesegaran maksimal.

Pentingnya Memilih Ikan Segar untuk Kesehatan

Memilih ikan segar tidak hanya berkaitan dengan rasa yang lezat, tetapi juga berfungsi untuk memastikan kecukupan gizi yang baik serta mengurangi risiko kesehatan. Ikan yang tidak segar dapat terkontaminasi bakteri berbahaya seperti Salmonella atau Listeria, yang dapat menyebabkan keracunan makanan dengan gejala mual, muntah, diare, hingga gangguan kesehatan yang lebih serius. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kualitas ikan sejak proses penangkapan hingga sampai di tangan konsumen.

Proses penanganan ikan yang tepat sangat mempengaruhi kesegarannya dan kualitas gizi yang terkandung di dalamnya. Dengan memahami standar kualitas ikan segar, konsumen dapat lebih waspada dalam melindungi diri dan keluarga dari kemungkinan bahaya kesehatan. Melalui pengetahuan mengenai ciri-ciri ikan yang segar, masyarakat dapat lebih teliti dalam memilih ikan yang tidak hanya aman, tetapi juga bergizi untuk dikonsumsi setiap hari.

Tips Menyimpan Ikan agar Tetap Segar

Tips Menyimpan Ikan agar Tetap Segar sangat penting untuk memastikan ikan tetap aman dikonsumsi dan kualitasnya terjaga. Untuk ikan yang akan dikonsumsi dalam 1–2 hari, simpan di kulkas dengan suhu 0–4°C. Jika ingin menyimpan lebih lama, gunakan freezer dengan suhu -18°C atau lebih rendah agar ikan tetap segar hingga beberapa minggu. Saat baru membeli ikan dari pasar atau perjalanan jauh, simpan ikan di atas es atau dalam cooling box untuk menjaga suhu tetap rendah dan memperlambat pertumbuhan bakteri. Pastikan air es tidak langsung mengenai ikan terlalu lama; sebaiknya bungkus ikan dengan plastik food grade atau kertas agar tekstur daging tetap terjaga.

Pembungkusan yang tepat juga sangat berpengaruh pada kesegaran ikan. Ikan sebaiknya dibungkus rapat menggunakan plastik wrap, alumunium foil, atau kantong vacuum agar tidak bersentuhan langsung dengan udara, sehingga mencegah kontaminasi dan freezer burn. Lama penyimpanan berbeda-beda tergantung jenis ikan: ikan air tawar umumnya aman di kulkas 1–2 hari dan di freezer 2–3 bulan, sedangkan ikan laut bisa bertahan 2–3 hari di kulkas dan 3–6 bulan di freezer. Hindari pencairan dan pembekuan berulang karena dapat merusak tekstur dan mengurangi kesegaran ikan. Dengan memperhatikan suhu, pembungkusan, dan lama penyimpanan, ikan yang disimpan di rumah tetap aman dan lezat saat dimasak.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading