Sukses

Health

Dikenal Sebagai Penyakit Mematikan Tanpa Gejala, Berikut Faktor Risiko Kanker Ovarium

Fimela.com, Jakarta Dr. dr. Brahmana Askandar, SpOG(K), K-Onk selaku Ketua HOGI menyampaikan bahwa kanker ovarium merupakan salah satu kanker yang dikenal sebagai silent killer bagi kaum perempuan karena penyakit tersebut tidak menunjukkan gejala apapun pada stadium awal. 

Brahmana juga menyampaikan hanya sekitar 20% dari kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal. Jika ditemukan lebih dini, untuk itu, penting bagi perempuan di Indonesia untuk mengetahui faktor risiko kanker tersebut. 

Pada acara webinar yang dilangsungkan oleh AstraZeneca Indonesia bersama Cancer Information and Support Center (CISC) dan Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Brahmana menyampaikan enam faktor risiko dari Kanker Ovarium 

1. Wanita Usia Lanjut

Dalam Kanker Ovarium, orang yang berusia 60 tahun lebih beresiko dibandingkan dengan yang berusia 20 tahun. Semakin tua, semakin tinggi pula risiko kanker ovarium

2. Angka Kelahiran yang Rendah

Brahmana mencoba menggambarkan yang dimaksud angka kelahiran yang rendah. Sebagai contoh, terdapat dua wanita, yang satu dengan kondisi melahirkan anak sebanyak 5 kali, satu lainnya tidak pernah melahirkan sama sekali. Resiko wanita yang tidak pernah melahirkan sama sekali tersebut yang lebih tinggi. Namun Brahmana menegaskan hal ini bukan merupakan justifikasi bagi seseorang untuk harus memiliki banyak anak. 

3. Riwayat Kanker Ovarium pada Keluarga

Apabila seseorang memiliki keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker ovarium, maka risiko untuk terkena penyakit tersebut akan lebih tinggi dibandingkan yang tidak memiliki keluarga yang punya riwayat kanker ovarium.

4. Gaya Hidup yang Buruk

Obesitas dikatakan ada kaitannya dengan kanker ovarium, meskipun mekanisme detailnya belum diketahui secara pasti. Namun kurangnya olahraga dan makan yang sembarangan, dapat menyebabkan obesitas dan meningkatkan risiko kanker ovarium

5. Riwayat Kista Endometriosis

Memiliki riwayat kista endometriosis dikatakan dapat meningkatkan risiko terkena kanker ovarium. Endometriosis sendiri merupakan terbentuknya jaringan yang harusnya melapisi bagian dalam rahim, namun terbentuk di luar rahim. 

6. Mutasi Genetik

Pada keadaan ini, jika seseorang memang terlahir sudah ada mutasi, maka resikonya akan lebih tinggi terkena kanker ovarium. Jauh lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang lahir tanpa mutasi sama sekali

Diharapkan, dengan mengenali 6 faktor risiko sejak dini, kanker ovarium dapat dideteksi pada stadium awal, sehingga dapat diminimalisir keganasannya. 

Sementara itu AstraZeneca Indonesia bekerjasama dengan Cancer Information and Support Center (CISC) dan Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) menegaskan untuk tetap membantu pasien dan wanita Indonesia dalam meningkatkan kesadaran untuk menghadapi kanker ovarium, dengan “Kampanye 10 Jari” yang diluncurkan pada Mei 2021 lalu. Terlebih tahun ini, Shahnaz Haque, seorang selebriti dan penyintas kanker ovarium, diresmikan sebagai Duta Peduli Kanker Ovarium pada Kamis (13/01/2022)

* Reporter: Jeihan Lutfiah Zahrani Yusuf

# Women For Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading