Sukses

Health

Kasus Covid-19 Kembali Naik, PB IDI Imbau Kembali Perketat Penggunaan Masker

Fimela.com, Jakarta Kasus Covid-19 di Singapura dan Malaysia kembali mengalami peningkatkan. Di singapuran menurut laporan Channel News Asia, Covid-19 mencapai 22.094 kasus sejak tanggal 19-25 November atau naik dua kali lipat dari pekan sebelumnya sebanyak 10.726 kasus.

Sementara itu, kasus Covid-19 di Malaysia juga melonjak sebesar 57,3 persen dengan 3.626 kasus pada minggu epidemiologi ke-47 (ME47/2023) dari 19--25 November, menurut Kementerian Kesehatan Malaysia. Kenaikan khasus didiuga disebabkan varian baru yakni Eris atau EG.5 dan EG.2.

"Ini dikarenakan mobilitas tinggi, kumpul bersama keluar maupun teman, berlibur anater kota maupun negara. Liburan akhir tahun. Fungsi vaksin booster mulai menurun," papar Ketua Satgas COVID PB IDI, Prof. Dr.dr. Erlina Burhan, SpP(K), Msc dalam konfersi pers PB IDI, Rabu (6/12) secara daring.

Lalu apakah terjadi peningkatakn di ? Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melalui Prof. Dr.dr. Erlina mengatakan jika Indonesia juga mengalami peningkatan khasus COVID-19 pada Oktober-November 2023. Pada 23-29 Oktober tercatat ada 64 khasus. Semantara, pada tanggal 20-26 November tercatat ada sebanyak 151 kasus positif COVID-19 dan 1 kasus meninggal dunia.

"Di Indonesia sudah ditemukan sub varian EG.5 juli. Bahkan mencapai 20 persen. Namun agustus menurun, sept-nov belum punya masih fluktuasi," katanya.

Perketat Pengunaan Masker

Melihat hal tersebut, IDI menghimbau masyarakat kembali menerapkan protokol kesehatan, seperti yang terpenting menggunakan masker ketika beraktivitas di luar ruangan.

"Kami dari PB IDI menghimbau mulai la kembali pakai makser, pakai masker itu keren," ujarnya.

Prof. Dr.dr. Erlina juga menyampaikan cuci tangan bila sudah beraktivias dan jaga jarak juga mulai kembali dilakukan seperti sejak Covid-19 terlebih dahulu. Ia juga menilai tidak ada panic buying seperti awal Covid-19 karena masyarakat sudah terbiasa.

"Saya rasa tidak ada panic buying karena sudah terbiasa, sudah banyak informasi yang didapatkan. Ketersediaan masker juga sudah banyak. Jadi tidak perlu panik, namun tetap waspada," paparnya.

Gejala dari Subvarian BA.2.86, EG.5, dan HK.3

Gejala ringan sebagaima Omicron. Saat ini, belum dapat dipastikan apakah infeksi BA.2.86, EG.5, dan HK.3 menghasilkan gejala yang berbeda dari varian lainnya.

Kesamaan Gejala COVID-1(, secara umum, gejala COVID-19 cenderung serupa di antara berbagai varian (demam tinggi, batuk, rhinorrhea, kehilanganpenghidu dan pengecap).

Faktor Penentu Berat-Ringannya Gejala: Jenis dan tingkat keparahan gejala biasanya lebih bergantung pada kekebalan tubuh seseorang daripada varian yang menyebabkan infeksi

Kekebalan tubuh yang rendah umumnya ditemukan pada, lansia, orang dengan komorbiditas (misalkan diabetes mellitus, hipertensi, gangguan ginjal), khususnya yang tidak terkontrol, orang dengan kondisi imunokompromis (HIV, autoimunitas, kanker)

Apakah Perlu Vaksinasi Booster Lagi? COVID-19 VACCINE Seiring waktu, daya tahan tubuh (antibodi) melawan COVID-19 yang dihasilkan oleh vaksinasi akan berkurang, terutama setelah 6-12 bulan Vaksinasi booster, khususnya pada kelompok rentan (manula, daya tahan tubuh rendah), dianjurkan untuk mengurangi risiko infeksi dan beratnya penyakit

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading