Sukses

Health

Datang Tanpa Gejala, Inilah 4 Penyakit Silent Killer yang Perlu Diketahui agar Tidak Terlambat Menanganinya

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, saat mengetahui kita sedang sakit, biasanya hal pertama yang dirasakan atau disampaikan kepada keluarga dan dokter adalah gejala-gejala yang muncul. Gejala ini penting untuk membantu diagnosis, mengetahui penyebab, cara pemulihan, hingga obat yang harus dikonsumsi. Namun, tahukah kamu bahwa tidak semua penyakit menunjukkan gejala yang nyata?

Lebih parah lagi, ada penyakit yang berjalan senyap tanpa menimbulkan tanda-tanda sama sekali. Saking senyapnya, kita mungkin merasa tubuh baik-baik saja, padahal sebenarnya sedang diserang penyakit berbahaya. Penyakit seperti ini dikenal dengan istilah silent killer karena diam-diam bisa merusak tubuh tanpa disadari.

Faktanya lagi, penyakit-penyakit senyap ini sangat mematikan jika tidak segera diketahui dan ditangani dengan baik. Dampaknya bisa sangat fatal bagi tubuh, bahkan berujung pada kematian. Nah, supaya kita semua lebih waspada, yuk kenali 4 penyakit silent killer yang perlu diketahui sejak dini. Dalam artikel ini, kami sudah merangkumnya untukmu berdasarkan informasi dari laman Medical News.

1. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah masalah kesehatan umum yang sangat berbahaya karena sering datang tanpa gejala. Kondisi ini terjadi saat tekanan dalam pembuluh darah lebih tinggi dari normal, memberi beban ekstra pada jantung dan arteri. Jika dibiarkan, hipertensi bisa memicu penyakit kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, masalah mata, hingga disfungsi ereksi. Tekanan darah seseorang bisa naik turun secara alami sepanjang hari, tetapi faktor seperti obesitas, usia lanjut, gaya hidup pasif, stres, pola makan tinggi garam, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan bisa membuat tekanan darah tetap tinggi.

Karena sering tidak menunjukkan tanda-tanda, hipertensi dijuluki si pembunuh diam-diam. Sebagian orang baru bisa menyadari ketika sudah mengalami pusing, sakit kepala, nyeri dada, atau bahkan serangan stroke. Untuk mengendalikannya, penting menjalani gaya hidup sehat: rutin olahraga, makan buah dan sayuran, berhenti merokok, membatasi alkohol, dan menjaga berat badan agar tetap ideal. Jika perlu, dokter akan meresepkan obat penurun tekanan darah. Jika merasa berisiko, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk memastikan kondisinya, ya!

2. Penyakit kencing manis (Diabetes)

Diabetes adalah salah satu masalah kesehatan terbesar saat ini, bagaimana tidak? Masa kini, gula menjadi salah satu bahan yang paling banyak dikonsumsi setiap hari, bahkan sering berlebihan tanpa disadari. Diabetes sendiri, yaitu kondisi serius yang memengaruhi seluruh tubuh karena tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah. Normalnya, insulin—hormon dari pankreas akan membantu mengubah gula menjadi energi yang disalurkan ke seluruh tubuh. Namun, pada penderita diabetes, produksi atau penggunaan insulin terganggu, sehingga gula menumpuk di darah. Ada tiga jenis utama diabetes: tipe 1 (biasanya muncul mendadak), tipe 2 (sering tanpa disadari karena gejalanya ringan), dan diabetes gestasional yang terjadi pada ibu hamil.

Gejala diabetes antara lain sering merasa haus, mudah lelah, penglihatan kabur, kulit gatal, berat badan naik, atau suasana hati berubah-ubah. Jika tidak dikelola, diabetes bisa menyebabkan kerusakan ginjal, mata, saraf, jantung, hingga masalah sirkulasi dan seksual. Meski belum ada obatnya, diabetes bisa dikendalikan melalui diet sehat, olahraga teratur, pemantauan gula darah, suntikan insulin (jika diperlukan), menjaga berat badan, dan rutin memeriksakan diri ke dokter untuk mencegah komplikasi.

 

3. Penyakit Hati Berlemak

Setiap orang memiliki lemak di hati, tetapi jika jumlahnya lebih dari 10% berat hati, kondisi ini disebut sebagai penyakit hati berlemak atau steatosis. Awalnya mungkin tidak berbahaya, tetapi bisa menyebabkan peradangan, pengerasan, hingga sirosis yang merusak hati. Ada dua jenis utama terjadinya penyakit ini, yaitu: akibat alkohol (ALD) dan non-alkohol (NAFLD), yang lebih sering terjadi pada orang dengan obesitas, diabetes, kolesterol tinggi, atau gaya hidup tidak sehat.

Seringkali penyakit ini juga tidak menunjukkan gejala atau hanya terasa lelah, mual, nyeri perut, hingga bercak gelap di kulit saja. Diagnosis biasanya melalui tes darah, USG, atau MRI. Penanganannya meliputi menurunkan berat badan, mengurangi lemak dan gula, berhenti minum alkohol, serta rutin memeriksakan kondisi hati.

4. Penyakit Arteri Koroner (PJK)

Penyakit arteri koroner terjadi ketika pembuluh darah jantung menyempit akibat penumpukan plak lemak (aterosklerosis). Kondisi ini memperlambat aliran darah ke jantung dan bisa menyebabkan serangan jantung, stroke, atau nyeri dada (angina). Faktor risikonya bisa dikendalikan, seperti merokok, kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, dan kurang olahraga, tetapi ada juga yang tidak bisa dikendalikan seperti usia, jenis kelamin, dan faktor keturunan.

Karena sering tanpa gejala, PJK disebut pembunuh diam-diam. Biasanya baru akan terasa saat muncul nyeri dada, sesak, atau serangan jantung. Pencegahan dan pengobatannya meliputi pola makan sehat, olahraga, berhenti merokok, obat-obatan, hingga operasi bypass jika diperlukan. Jika merasa berisiko, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter, ya!

Nah, Sahabat Fimela, mengenali berbagai penyakit silent killer sejak dini, termasuk memahami risikonya, bisa membantu kita menjaga kesehatan dengan lebih baik. Jangan tunggu sampai sudah kejadian alias terlambat, ya! Kamu bisa memulai pencegahannya dengan menerapkan  gaya hidup sehat, rutin cek kesehatan, dan waspadai tanda-tandanya. Dengan langkah kecil hari ini, kita bisa mencegah masalah besar di masa depan. 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading