Sukses

Health

Mengenal Penyakit Leptospirosis: Gejala, Penyebab, dan Cara Pencegahannya

Fimela.com, Jakarta Melansir dari who.int leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan dapat menyerang baik manusia maupun hewan. Penyebab utamanya adalah bakteri Leptospira, yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui berbagai jalur, seperti hidung, mulut, mata, atau bahkan melalui luka terbuka pada kulit.

Penularan biasanya terjadi ketika seseorang bersentuhan dengan air yang telah tercemar urin hewan yang terinfeksi. Seperti yang kita ketahui, hewan dapat membawa bakteri dan penyakit karena mereka tinggal di tempat yang kotor. Air tersebut dapat berasal dari genangan, sungai, atau banjir yang membawa bakteri.

Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia, namun lebih sering muncul di daerah tropis dan subtropis dengan curah hujan tinggi. Kondisi lingkungan dan kebersihan yang kurang memadai juga menjadi faktor utama yang meningkatkan risiko penyebaran leptospirosis. Simak pembahasan penyakit ini lebih lanjut!

Leptospirosis di Indonesia

Di Indonesia, risiko penularan leptospirosis tergolong tinggi karena faktor lingkungan yang mendukung penyebarannya, seperti seringnya terjadi banjir, genangan air, serta kurangnya sistem pembuangan dan sanitasi di banyak kawasan. Kondisi-kondisi ini menciptakan lingkungan yang mudah terkontaminasi urin hewan pembawa bakteri Leptospira, terutama saat air tergenang atau mengalir melalui saluran terbuka.

Risiko semakin meningkat ketika manusia atau hewan melakukan kontak langsung dengan air yang terkontaminasi, seperti saat mandi, mencuci, atau berenang di sungai dan genangan air. Kelompok yang paling rentan adalah para pekerja lapangan, seperti petani di sawah, pencari kayu di hutan, atau petugas kebersihan yang sering bersentuhan dengan lingkungan kotor tanpa alat pelindung diri. 

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari kontak langsung dengan air banjir atau genangan air yang kotor. Gunakan sepatu bot dan sarung tangan saat bekerja di area berisiko dengan genangan air. Jaga kebersihan lingkungan terutama di rumah. Pastikan makanan dan minuman kita di rumah disimpan pada tempat tertutup sehingga mengurangi risiko kontaminasi hewan pembawa bakteri seperti tikus.

Gejala dan pencegahannya

Gejala leptospirosis sangat bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat, bahkan pada sebagian orang bisa saja tidak terjadi gejala sama sekali. Secara umum, tanda-tanda yang sering muncul antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, muntah, serta kemerahan pada mata.

Namun, dalam kondisi tertentu, leptospirosis dapat berkembang menjadi lebih serius dan menimbulkan komplikasi berbahaya yang berkelanjutan. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi meliputi gagal ginjal, penyakit kuning, hingga pendarahan internal, yang memerlukan penanganan medis.

Penting untuk menghindari kontak langsung dengan air yang berpotensi terkontaminasi, terutama saat terjadi banjir atau saat beraktivitas di lingkungan yang lembap dan kotor. Gunakan alat pelindung diri saat bekerja ataupun berkegiatan di luar ruangan, serta pastikan kebersihan lingkungan tetap terjaga. Dengan menjaga kebersihan dan meningkatkan kesadaran akan risiko, kita dapat melindungi diri dan keluarga dari ancaman penyakit ini.

 

Penulis: Alyaa Hasna Hunafa

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading