Sukses

Lifestyle

Kelaparan, Santoso Keluar dari Wilayah Pertahanannya

Fimela.com, Jakarta Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Inspektur Jenderal Purnawirawan Ansyaad Mbai, optimistis upaya aparat gabungan TNI dan Polri memburu gembong teroris paling dicari, Santoso alias Abu Wardah, di Poso dalam waktu dekat akan berakhir.

Operasi dengan sandi Operasi Tinombala yang dimulai 10 Januari 2016 itu menggantikan operasi sebelumnya, Camar Maleo. Dia melihat keyakinan itu setelah beberapa anggota Santoso tertangkap. Ditambah lagi informasi yang didapat dari salah satu anggota kelompok Santoso yang tertangkap, MAQ alias S alias Brother.

Dia ditangkap Senin 22 Maret 2016 sekira pukul 08.30 WITA di Desa Wuasa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah. Brother turun gunung karena kelaparan. Dari mulut Brother terkuak bahwa di dalam tubuh kelompok teroris Santoso Cs terjadi perpecahan.

"Ini tinggal menunggu waktu saja. Satu per satu anggota kelompok meta ditangkap dan tewas dalam penyergapan. Santoso makin tersudut," kata Ansyaad seperti dilansir Liputan6.com, Jumat (25/3).

Adapun Kepala Satgas Operasi Tinombala Komisaris Besar Leo Bona Lubis menyebut posisi Santoso Cs, saat ini berada di pegunungan Napu, di pegunungan di barat daya Poso.

Tidak adanya suplai logistik membuat kelompok teroris Santoso kelaparan dan terjepit (Istimewa)

Guna memenuhi kebutuhan makan-minum, Santoso Cs bergantung pada ladang masyarakat. Termasuk memakan hewan endemik Sulawesi, Anoa.

Hal ini disebabkan strategi aparat yang menangkapi satu per satu kurir logistik Santoso. Sehingga persediaan untuk bertahan hidup kelompok ini kian tipis. "Santoso saat ini sudah keluar dari wilayah bertahannya, tinggal tunggu waktu saja," kata Leo.

Densus 88 Antiteror menggelar operasi penangkapan terhadap kelompok teroris Poso pimpinan Santoso. (Liputan6.com/Dio Pratama)

Selain karena kondisi tertekan dan kelaparan, banyak anggota Santoso yang memilih memisahkan diri karena merasa ajarannya sudah tidak sesuai. ‎Bahkan di kalangan kelompok mereka sudah mulai pecah karena berbeda paham terkait ajaran Santoso.

"Jadi mereka ini sudah tidak kuat lagi, namanya manusia punya keterbatasan. Mungkin dia sudah tak kuat dengan ajaran-ajaran Santoso. Sudah tidak lagi sesuai dengan apa yang mereka perjuangkan. Karena itu dia memisahkan diri,"‎ jelas Leo.  (Dadan Deva)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading