Sukses

Lifestyle

Eksklusif Cynthia Tenggara, Bawa Bisnis Katering Lebih Maju

Fimela.com, Jakarta Usaha katering sebenarnya sudah lama digeluti banyak perempuan. Namun di era yang serba digital dan bekerja dengan basis Internet, membuka peluang bagi Cynthia Tenggara untuk mengembangkan konsep bisnis di bidang ini selangkah lebih maju. Cynthia 'melahirkan' BerryKitchen, sebuah bisnis katering online yang kini melayani ribuan pelanggan dengan menu yang dapat disesuaikan dengan segala kebutuhan, tahun 2012 bersama dua partner bisnisnya. 

Berawal dari ketidakpuasannya terhadap menu makan siang gratis di kantor lama tempatnya bekerja dulu, Cynthia berpikir untuk bagaimana membuat katering makan siang sesuai dengan apa yang diinginkan tiap-tiap pelanggannya.

"Dulu saya itu picky dalam segala hal. Saya maunya makan makanan yang enak, nggak mau makan karbohidrat. Sementara, menu makanan pada lunch box di kantor lama itu nggak sesuai dengan keinginan saya. Dari situ saya berpikir untuk membuat katering dengan menu yang bisa di-customize," ungkap Cynthia saat berkunjung ke kantor Bintang.com, pada Kamis (6/7) lalu. 

Cynthia Tenggara | Foto by Daniel Kampua/Bintang.com, Digital Imaging by M. Iqbal Nurfajri/Bintang.com

Bukan cuma menu yang istimewa, katering milik Cynthia ini berbasis juga online, membuatnya berbeda dengan katering-katering konvensional lainnya. Sehingga, mudah bagi pelanggan untuk memesan menu katering atau juga lunch box sehari-hari. Meskipun kini BerryKitchen sudah melayani ribuan pelanggan, namun perjalanannya tak semudah yang dipikirkan. 

Cynthia membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk membuat konsep yang matang. Mulai dari memikirkan pembuatan situs, menentukan konsep dan model bisnis, hingga berdiskusi dengan banyak orang, termasuk chef dan juga orang-orang yang sudah berpengalaman dalam bisnis kuliner. 

Apa lagi, Cynthia pada beberapa bulan pertama sempat mengerjakan semuanya sendirian, dibantu dua orang partnernya, chef dan juga satu karyawan yang mengurus administrasi. Bahkan, Cynthia sendiri yang berbelanja ke pasar untuk bahan makanan yang akan mereka jual. 

Kisah sukses Cynthia dalam mengembangkan bisnis katering yang berbeda ini sangat menarik. Dia pun berbagi cerita soal perjalanan BerryKitcen dari awal mula berdiri, hingga dapat melayani 2500 pelanggan seperti sekarang ini. Berikut wawancara selengkapnya. 

Proses Kelahiran BerryKitchen

Kapan pertama kali BerryKitchen bediri?

Jadi, awalnya BerryKitchen dibikin pada 2012 akhir. Sebelumnya, sebelum membuat BerryKitchen, saya kerja. Dulu, di tempat saya kerja saya dan karyawan lain selalu dikasih makan siang gratis. Tapi saya selalu unhappy sama makanannya. Kenapa? Karena saya termasuk picky eater. Dulu saya nggak mau makan daging, makannya sayur doang, nggak suka makan carbo. Terus, kalau katering nggak bisa pilih, kan? Setiap orang pasti dapat (menunya) sama. Saya selalu unhappy dan akhirnya makanannya jadi waste. Sama, teman-teman saya yang lain juga makannya jadi waste. Akhirnya dari kesulitan itu, saya juga nggak bisa mencari katering online (yang sesuai dengan makanan yang saya mau).

Nah, dari sini ide untuk membuat katering yang bisa di-custumize itu muncul. Jadi, saya mau bikin katering yang bisa dibuat secara personal.

Cynthia Tenggara | Foto by Daniel Kampua/Bintang.com, Digital Imaging by M. Iqbal Nurfajri/Bintang.com

Setelah mendapat ide, bagaimana merealisasikannya?

Jadi waktu itu kan, idenya sudah muncul, oh bikin katering online yang bisa di-customize. Terus saya mulai research. Research-nya simpel, saya cuma cari-cari restoran di Jakarta yang terkenal, dari harganya yang Rp15 ribu - 100 ribu per meal. Terus saya coba order sendiri. Nah, pada saat itu saya research satu-satu, kelemahan mereka apa. Terus juga saya cari tahu, dengan harga segini, pembeli dapatnya apa saja. Setelah semua konsep yang non practicle ditulis dan siap, lalu saya mulai mikirin hal-hal yang sifatnya praktikal.

Misalnya, gimana cara bikin websitenya. Karena memang saya ingin buat katering online sejak awal. Nah, setelah itu, saya langsung mencari chef.

Kenapa nggak dikerjakan sendirian?

Karena saya nggak bisa masak. Sementara kalau buka katering ya, kan masakan yang dijual. Saya nggak bisa masak, tapi saya bisa jual. Makanya saya butuh chef buat masak masakan BerryKitchen.

Saya akhirnya ngobrol dengan beberapa orang chef. Kita ketemuan, saya teleponin, saya hire chef.

Pertama kali membuat BerryKitchen, siapa yang membantu?

Pertama kali membuat, sendiri. Tapi sebenarnya kami bertiga. Jadi, saya, satu chef, dan satu administrasi. Jadi, awal-awal, saya dan admin itu benar-benar kerjakan semuanya sendiri. Dari mulai ke pasar, beli barang-barang untuk masak, dan segala macam. Itu semua kami yang lakukan.

Apakah ide untuk membuat katering online ini juga ide sendiri?

Kalau ide sebenarnya saya berpartner dengan suami saya. Juga ada orang lain yang ikut menyumbang ide. Tapi orang-orang yang membantu untuk meramu idenya ini nggak terjun langsung. Jadi, mereka cuma kasih ide, kasih masukan, dukungan, tapi nggak nge-run bisnisnya.

Meramu ide bisnis ini tidak mudah, berapa lama sampai BerryKitchen akhirnya resmi berdiri?

Kalau sampai jadi BerryKitchen itu 3 bulan saja. Dulu, waktu kami masih bertiga, kantor kami itu masih kecil banget. Dapurnya saja dari garasi milik salah satu partner saya, Jason. Jadi dia punya rumah, kami pakai garasinya saja untuk dapur. Tapi kalau company-nya established, SIUP sudah keluar, terdaftar jadi PT, itu butuh waktu satu tahunan.

Lika-liku Perjalanan Bisnis Katering Online

Apa kendala yang paling sulit saat membangun bisnis ini?

Kendalanya begini, biasanya, kan, kalau orang berbisnis restoran atau makanan, pasti punya background yang sejalan. Sementara background saya online. Dan sebelumnya saya selalu bekerja di bidang PR atau marketing. Jadi, untuk operational bisnis ini sebenarnya saya sama sekali buta. Sama sekali belum pernah. Nah, jadi mengurus operasionalnya lumayan susah. Lumayan capek, lumayan jatuh bangun, lah.

Belum lagi kendala bahan makanan yang nggak bisa tahan lama. Nanti basi. Atau bahan dasarnya rusak, atau salah bumbu nanti keasinan. Nah itu lumayan struggle, sih.

Saat menemukan berbagai kendala, bagaimana cara mengatasinya?

Biasanya kami selalu meeting dan brainstorming dengan banyak orang. Selain itu saya juga belajar dengan orang-orang yang memang sudah berkecimpung dalam industri masak-masak. Pokoknya saya belajar otodidak dengan banyak sumber.

Ada berapa pelanggan selama satu tahun pertama BerryKitchen berjalan?

Jadi, pertama kali buka, pelanggan kami paling cuma 15-an setiap hari. Itu pun teman dan keluarga. Memang awalnya cara kami memasarkan baru dari mulut ke mulut. Sampai akhirnya, kami sudah dapat 300-400 packs per hari.

Cynthia Tenggara | Foto by Daniel Kampua/Bintang.com, Digital Imaging by M. Iqbal Nurfajri/Bintang.com

Kalau boleh tahu, berapa modal awal yang dikeluarkan?

Pertama-tama, modalnya ya dari kami bertiga. Jadi kami seperti patungan begitu. Kalau nggak salah waktu itu patungan Rp50 juta. Itu kami gunakan untuk semua tahap awal, termasuk hire orang.

Nah, setelah BerryKitchen berjalan, akhirnya ada angel investor. Itu setelah jalan 2 tahun. Nah, itu dari angel investor kami dapat Rp500 juta. Setelah itu kami menerima investor lagi dua kali.

Setelah dapat suntikan dana, seberapa besar perkembangan BerryKitchen?

Nah, setelah mendapat beberapa investor, dapur kami pindah ke tempat yang lebih besar. Terus, karyawannya bertambah jadi sekitar 50 orang. Pelanggan juga jadi bertambah menjadi sekitar 500-an orang per hari. Sampai sekarang, tim kami sudah sampai 170 orang, dapurnya sudah bertambah besar, terus kami setiap hari sudah serve 2500 packs per hari.

Cynthia Tenggara | Foto by Daniel Kampua/Bintang.com, Digital Imaging by M. Iqbal Nurfajri/Bintang.com

Apa yang membuat kamu berani melepas pekerjaan demi bisnis?

Jadi, suami saya, kebetulan juga partner di kantor lama, sudah terjun di dunia bisnis duluan. Dia juga salah satu yang pursuit saya untuk membuat bisnis. Dia bilang enakan bisnis. Saya pikir, semua orang memang ingin terjun ke bisnis. Setelah saya pikir-pikir lagi, kalau pun gagal bisnis, saya akan selalu punya kesempatan untuk kembali lagi bekerja di kantoran. Karena saya sudah punya pengalaman, dan bikin bisnis juga termasuk pengalaman. Jadi, kata suami saya, nggak usah khawatir. Selain itu, pada saat itu saya belum menikah, kan, jadi belum ada tanggungan. Dan, setelah dijalani, ternyata bisnis itu addictive, ya!

Selama BerryKitchen berdiri sampai sekarang, pernahkah ada masalah besar yang menimpa?

Kalau masalah besar banget sih, nggak. Tapi, di setiap langkah, ada saja cobaannya. Ada saja masalah. Meskipun kecil-kecil, tapi setiap hari itu pasti ada. Misalnya, banjir terus kami rugi. Banjir kelar, terus masalah perijinan muncul. Pokoknya masalah itu selalu ada, seperti kerikil. 

Apa sih, rencana atau goal dari BerryKitchen sekarang ini?

Kedepannya sih, mau meningkatkan kualitas kami. Kami ingin lebih ke premium sedikit, harganya dinaikin sedikit, tapi makanannya jauh lebih baik. Terus makanannya jauh lebih enak, decent, orang makan suka, dan juga sehat. Setelah serve 2500 orang, kami ingin lebih meningkatkan ke kualitas.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading