Sukses

Lifestyle

Menlu Retno, Diplomat Santun Berbahasa Jawa Hingga Perantara Damai Rohingya

Cerdas, lugas, efisien, dan luwes, demikian kesan yang kita tangkap ketika melihat sepak terjang perempuan bernama Retno Marsudi. Menteri Luar Negeri perempuan pertama di kabinet menteri ini menjadi jembatan komunikasi antara pihak Indonesia dengan Myanmar terkait dengan konflik Rohingya.

Pada Senin (4/9), Retno terbang ke Myanmar dan berbincang langsung dengan State Counsellor Daw Aung San Suu Kyi. Retno lugas menyampaikan amanah dari masyarakat Indonesia dan dunia internasional terkait krisis kemanusiaan yang dialami muslim Rohingya yang mendapat penyiksaan militer Myanmar.

"Masyarakat Indonesia sangat khawatir terhadap krisis kemanusiaan di Rakhine State dan agar Indonesia membantu. Saya juga membawa suara dunia Internasional agar krisis kemanusiaan di Rakhine State dapat segera diselesaikan" ujar Menlu Retno seperti dilansir dari merdeka.com.

Aksi Retno bahkan disorot media internasional termasuk The Guardianyang menyebut pengiriman perempuan 55 tahun itu untuk bertemu pimpinan militer, Jenderal Min Aung Hlaing, agar ''menekan pemerintah supaya mengurangi krisis."

Retno bukan nama asing di dunia diplomatik Indonesia. Dia membuka pendidikan awal sebagai diplomat dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, di tahun 1985. Disambung mengambil gelar Master di The Hague University of Applied Science di bidang International European Law & Policy.

Menlu Retno Marsudi. ©2016 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman

Tahun 1997, almamater SMA 3 Semarang ini bergabung di Kedutaan Besar Indonesia di Belanda sebagai Sekretaris Satu Bidang Ekonomi. Berlanjut kemudian menjadi Direktur Urusan Eropa dan Amerika. Hingga di tahun 2003, Retno menjadi Direktur Urusan Eropa Barat.

Masuk tahun 2005, Retno ditunjuk sebagai Dubes RI di Norwegia dan Islandia. Di sela-sela jabatannya, perempuan berkacamata ini mendapat gelar kehormatan dari Kerajaan Norwegia, Royal Norwegian Order of Merit, di tahun 2011. Ia adalah satu-satunya orang Indonesia yang pernah menerima penghargaan ini.

Secara personal, Retno adalah sosok yang tahu membawa diri. Lihat bagaimana dia berbincang elok menggunakan Bahasa Jawa Krama Inggil dengan Guru gamelan asal Inggris, Peter 'Parto' Smith. Mereka berdua bertemu dalam acara peresmian Gedung Baru KBRI London yang berlokasi di 30 Great Peter Street, Westminster, London, Juli 2017.

Tapi ketika saatnya berunding dan lugas, Retno adalah jagonya. Lihat bagaimana Retno dengan tegas dan tanpa sungkan menyuarakan aspirasi kaum Muslim Indonesia untuk menolong kaum Rohingya pada otoritas Myanmar.

"Misi ke Myanmar paling tidak telah mencapai dua hal, pertama menyampaikan perhatian besar masyarakat Indonesia kepada situasi kemanusiaan di Rakhine State dan adanya komitmen otoritas Myanmar untuk segera atasi krisis kemanusiaan terasbut. Selain itu, Indonesia juga telah mendapat akses dengan diterima dalam mekanisme penyaluran bantuan kemanusiaan yang dipimpin Pemerintah Myanmar dan akan melibatkan ICRC," tutup Retno.

Salut untuk Ibu Retno!

(vem/zzu)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading