Sukses

Lifestyle

Peran Wanita Yunani Kuno Sebagai Mesin Reproduksi

Wanita Yunani kuno memang dianggap seakan tidak berarti bagi kaum pria selain hanya sebagai penghasil keturunan. Melansir ulang angelfire.com, mereka pun tidak mendapat hak penuh atas dirinya sendiri dan barang miliknya setelah menikah.

Ya, wanita zaman Yunani Kuno seakan hanya dilihat dari fungsi reproduksinya, dan tidak dianggap sebagai seorang manusia yang utuh. Para lelaki hanya membutuhkan wanita sebagai ‘alat’ untuk mendapatkan penerus, dan penerus itulah (terutama anak laki-laki) yang akan mendapatkan perhatian yang layak.

Bahkan, semua barang yang wanita tersebut miliki semasa masih lajang akan langsung menjadi milik suaminya setelah mereka menikah, bahkan termasuk barang warisan dari orang tuanya. Wanita zaman Yunani kuno tidak memiliki hak politik atau dalam bidang apapun di mana para prialah yang berkuasa.

Wanita yang dianggap terhormat pun sangat jarang diijinkan keluar rumah, dan diharuskan untuk selalu tinggal di dalam rumah dan melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak.

Bila terjadi perceraian, mas kawin yang dahulu diberikan oleh pria akan dikembalikan dan hak asuh anak (bila ada) akan langsung jatuh ketangan sang ayah. Pada kasus tertentu apabila suami tidak menginginkan perceraian, mereka bisa menghentikan prosesnya hanya dengan membawa istrinya pulang kembali ke rumah.

Suami pada zaman Yunani kuno punya hak penuh untuk mengakhiri perkawinan sampai istrinya melahirkan anak. Sebelum itu, suami akan dengan mudah menghentikan rencana perkawinan dengan menyuruh istrinya pulang untuk menikahi pria lain.

 

Oleh: Ardisa Lestari

(vem/riz)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading