Sukses

Lifestyle

Merasa Kecanduan Media Sosial? Kenali Tandanya Berikut Ini!

Fimela.com, Jakarta Banyak yang telah berubah sejak teknologi berkembang di dunia. Dulu, tidak semua orang memiliki akses atau sarana untuk membeli gadget canggih dan koneksi internet, tetapi sekarang semua orang, termasuk anak kecil, tampaknya mampu memilikinnya dengan mudah. Platform media sosial adalah bagian penting dari dunia cyber saat ini. Semakin banyak jejaring sosial yang membantu kita terhubung dengan orang lain, misalnya seperti Facebook, Twitter, Instagram, Snapchat, dan banyak lainnya tampaknya telah menguasai dunia seperti yang kita kenal. Namun penggunaan media sosial dapat membuat seseorang menjadi kacanduan.

Media Sosial Dapat Meningkatkan Produksi Dopamin

Melansir dari pinkvilla.com (15/6) opamin sejenis bahan kimia "merasa baik" yang dilepaskan selama aktivitas yang menyenangkan dan memperkuat kita untuk mencari aktivitas yang menyenangkan di masa depan. Lingkungan media sosial meningkatkan produksi dopamine. Dengan setiap like, tweet, follower/admirer, good comment, emoticon, otak menerima pelepasan dopamin yang mengaktifkan jalur reward di otak. Perilaku yang dihargai selalu bertahan lebih lama. Penguatan positif diinginkan berulang kali dan membuat orang menginginkan lebih banyak like, tweet yang disukai, emotikon dari waktu ke waktu.

Bagi sebagian orang media sosial bisa menjadi salah satu cara untuk mencari perhatian. Orang yang kurang mendapat dukungan emosional dan psikologis seringkali beralih ke media sosial untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu, stres, kesepian, depresi, kecemasan berkontribusi pada ketergantungan yang berlebihan pada media sosial. Juga, orang-orang yang terlalu pemalu yang tidak dapat dengan mudah berhubungan dengan rekan-rekan mereka juga termasuk di antara mereka yang berisiko lebih tinggi. Selain itu, tekanan dan harapan teman sebaya juga menempatkan seseorang pada risiko kecanduan.

Penggunaan media sosial yang berlebihan dan obsesif telah dikaitkan dengan depresi, ketakutan akan kehilangan (FOMO), kualitas tidur yang buruk, kecemasan, perasaan terisolasi dan tidak mampu, dan dalam kasus-kasus ekstrim juga pikiran untuk bunuh diri.

Dalam studi terbaru, pengguna dewasa muda yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka menggunakan media sosial Instagram, Facebook, dan platform lain terbukti memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi daripada mereka yang menghabiskan lebih sedikit waktu. Juga, orang yang sudah mengalami depresi telah melihat gejala mereka memburuk dari waktu ke waktu dengan penggunaan platform media sosial.

Penggunaan Media Sosial yang Berlebihan

Seiring penggunaan internet dan media sosial menjadi semakin umum di dunia saat ini, pertanyaan tentang seberapa banyak secara alami muncul. Harus dipahami bahwa ketika ada penggunaan platform ini secara ekstensif dan kompulsif hingga mengganggu tugas sehari-harimu di sekolah, pekerjaan dan bidang pribadi, dan menyebabkan stres yang signifikan dalam kehidupan sehari-harimu, maka kamu mungkin menggunakannya juga. banyak. Itu selalu lebih baik untuk mengenali masalah sejak dini, sehingga intervensinya berhasil sepenuhnya.

Inilah yang Bisa Kamu Lakukan

Awalnya, ini mungkin tampak seperti cara yang menyenangkan dan tidak berbahaya untuk terhubung dengan teman, kolega, dan keluarga. Seiring waktu, efek negatifnya pada psikologi manusia telah meningkat. Ruang cyber telah membuat hidup jauh lebih mudah dengan membuat informasi lebih mudah diakses dan dengan menciptakan koneksi dengan orang-orang di seluruh dunia. Namun, kenyamanan ini memang menghadirkan risiko kecanduan, jadi inilah yang dapat kamu lakukan-

  1. Tanyakan pada diri sendiri apakah kamu harus selalu online lebih lama untuk merasa puas.
  2. Ketahui apakah kamu merasa lebih bahagia saat menggunakan media sosial dan sebaliknya, periksa juga apakah kamu merasa murung, sedih, mudah tersinggung atau gelisah saat kamu berhenti atau mengurangi penggunaan media sosial
  3. Pastikan kamu tidak menyembunyikan tingkat penggunaan media sosial dari keluarga dan teman.
  4. Tanyakan pada diri sendiri apakah media sosial berfungsi sebagai pelarian dari masalah kehidupan nyata
  5. Apakah kamu merasa bersalah, memiliki harga diri yang rendah, kecemasan, masalah memori, perhatian dan konsentrasi yang buruk, stres, kelelahan mental dan kebingungan yang terkait dengan media sosial

Pastikan dirimu untuk menggunakan media sosial dengan bijak. Semakin maju tekonologi, semakin pandai juga kita menyaring informasi dan menggunakan terkonlogi tersebut dengan baik dan bijak. 

#WomenforWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading