Sukses

Lifestyle

Wajah Baru Galeri Indonesia Kaya sebagai Panggung Budaya Bagi Para Penikmat Seni

Fimela.com, Jakarta Galeri Indonesia Kaya kembali dengan tampilan yang dipercantik untuk menyapa para penikmat seni dalam #GIKwajahbaru, setelah tutup akibat pandemi selama lebih dari 2 tahun. Galeri Indonesia Kaya (GIK) merupakan ruang publik pertama dan satu-satunya di Indonesia yang memperkenalkan kebudayaan Indonesia dengan cara yang menyenangkan melalui perpaduan konsep edukasi dan digital multimedia.

Berlokasi di West Mall Grand Indonesia lantai 8, Galeri Indonesia Kaya ini juga terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Galeri Indonesia Kaya merupakan bentuk komitmen Bakti Budaya Djarum Foundation yang terus memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia, khususnya pada generasi muda supaya identitas sebagai bangsa Indonesia tetap melekat dan tidak hilang. 

Telah diresmikan sejak 2013, GIK telah menjadi rumah bagi para pekerja seni kreatif Indonesia yang menampilkan berbagai karya dan telah dikunjungi lebih dari 600.000 pengunjung. Selain itu, lebih dari 2.000 pertunjukkan yang dipadu dengan konsep kekinian telah diselenggarakan oleh GIK dan lebih dari 500 pekerja seni yang terlibat dalam berbagai kegiatan seni seperti tarian, teater, monolog, pertunjukan musik, apresiasi sastra, kunjungan budaya, dan lainnya.

Galeri Indonesia Kaya kembali hadir

"Pandemi yang melanda dunia membuat banyak acara seni pertunjukan panggung ditiadakan. Namun, keadaan ini mendorong kami untuk berkreasi dalam menampilkan berbagai kegiatan bertema #DiRumahAja ke dalam medium ruang virtual (online) dan mendorong para pekerja seni untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru ini agar ekosistem industri seni pertunjukan tetap bertahan. Kesempatan ini juga menjadi momen bagi kami untuk melakukan renovasi untuk mempercantik Galeri Indonesia Kaya agar bisa tampil dengan wajah baru yang memberi kesegaran dalam dunia kreatif seni pertunjukan Indonesia. Pembukaan kembali GIK ini juga tidak lepas dari dukungan para pekerja seni, rekan-rekan media, dan para pecinta seni Indonesia yang sabar menantikan #GIKwajahbaru," ujar Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.

GIK juga telah menyediakan auditorium sebagai ruang pertunjukan seni dengan kapasitas 150 orang dengan diperlengkapi berbagai fasilitas modern seperti:

  1. Panggung sebesar 13×3m dengan tiga buah screen dilengkapi proyektor utama 10.000 lumens dan projector pendukung 7.000 lumens.
  2. Sound system dengan audio power mencapai 5000 watt.
  3. Moving LED di atas panggung.

Auditorium ini juga dapat digunakan para pekerja seni dan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan kesenian Indonesia seperti workshop, tarian, teater, monolog, pertunjukan musik, apresiasi sastra, pemutaran film, dan lainnya. Caranya dengan mengirimkan proposal program dan kegiatan yang mengangkat tema keIndonesiaan kepada tim GIK. Setelah itu, tim internal GIK akan melakukan proses pemilihan program yang sesuai dengan konsep GIK. Untuk proses kurasi dan pengaturan jadwal serta promosi juga akan ditangani langsung oleh tim internal GIK. 

“Selain dapat digunakan oleh masyarakat umum, GIK juga menghadirkan pertunjukan unggulan yang diselenggarakan setiap Sabtu pukul 15.00 WIB dan akan ditayangkan keesokan harinya melalui akun YouTube IndonesiaKaya. Ini menjadi salah satu misi kami agar para penikmat seni yang berada di luar Jakarta dan sekitarnya dapat tetap menyaksikan berbagai pementasan di GIK secara virtual," ujar Renitasari.

GIK hadir sebagai panggung budaya

Dalam bentuk dukungan untuk menciptakan dan mengembangkan lebih banyak lagi orang-orang kreatif di masyarakat Indonesia, terutama kalangan anak muda. GIK hadir sebagai panggung budaya bagi berbagai komunitas kreatif untuk menampilan karya-karyanya kepada masyarakat. Banyak seniman dan komunitas seni muda yang memulai karirnya dari panggung GIK dengan memberikan nuansa baru di dunia seni pertunjukkan Indonesia seperti Naura dan Neona, koreografer Ufa Sofora, dan lainnya.

Selain itu, program ruang kreatif juga melahirkan banyak komunitas seniman muda di berbagai daerah untuk berkesempatan menampilkan karyanya di GIK seperti Flying Ballons Puppets dari Yogyakarta. Dalam penggunaan konsepnya, GIK mengangkat kekhasan Indonesia dengan menggunakan sentuhan rotan kekinian dengan motif pucuk rebung dan kembang tanjung, serta motif parang pada interiornya.

Hadir kembali dengan tampilan baru, kini GIK telah menyediakan 7 aplikasi yang hadir dalam bentuk projection mapping dengan teknologi sensor interaktif dan menyenangkan yang terdiri dari  Bersatu Padu, Selaras Seirama, Sajian Rasa, Arundaya, Cerita Kita, Arungi, dan Pesona Alam.

Sesuai tema besar konsep wajah baru dari GIK, selama bulan mei ini penikmat seni akan disuguhkan berbagai pertunjukkan dengan tema Bhinneka Tunggal Ika dan pada acara pembukaan pementasan perdananya, GIK akan menghadirkan Tompi, Sri Panggung, dan Danang Suryonegoro. Suasana haru juga akan dirasakan ketika melihat layar yang akan menampilkan berbagai seniman Indonesia yang pernah tampil di GIK, tetapi telah berpulang. 

"Selama bertahun-tahun, GIK telah menjadi salah satu panggung budaya bagi para seniman dan komunitas kreatif dan dalam rentang waktu 10 tahun sejak diresmikan, kita telah kehilangan berbagai pekerja seni yang sempat menampilkan karyanya di panggung GIK ini. Semoga dengan kehadiran #GIKwajahbaru ini, dapat mendorong berbagai komunitas kreatif untuk menciptakan ide-ide baru dan mengembangkan lebih banyak lagi orang-orang kreatif di masyarakat Indonesia," tutup Renitasari.

Kamu dapat menikmati pertunjukan GIK setiap sabtu pukul 15.00 dengan beragam pertunjukkan yang berbeda. 

 

*Penulis: Fani Varensia.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading