Sukses

Lifestyle

Efektivitas Program Bayi Tabung untuk Atasi Masalah Fertilitas di Indonesia

Fimela.com, Jakarta Penurunan tingkat fertilitas di berbagai negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, telah menjadi perhatian besar dalam beberapa dekade terakhir. Data menunjukkan bahwa angka rata-rata kelahiran di kawasan ini turun signifikan dari 5,6 anak per perempuan pada tahun 1970 menjadi hanya 2,2 pada tahun 2020. Perubahan ini tak lepas dari berbagai faktor seperti urbanisasi, pola hidup modern, hingga tantangan kesehatan.

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara, menghadapi persoalan unik terkait fertilitas. Perbedaan signifikan antara tingkat kelahiran di perkotaan dan pedesaan mengungkap adanya kesenjangan dalam akses layanan kesehatan, pendidikan, dan penghasilan. Di kota-kota besar, angka fertilitas cenderung mendekati negara maju, sedangkan di daerah pedesaan, tantangan aksesibilitas masih menjadi masalah utama.

Di tengah tantangan ini, teknologi bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) menjadi solusi yang menjanjikan. Meski belum menjadi solusi utama, IVF menawarkan peluang baru bagi pasangan yang mengalami kesulitan memiliki anak. Namun, adopsi teknologi ini di Indonesia masih terbatas oleh berbagai faktor, termasuk biaya tinggi dan keterbatasan fasilitas di luar kota besar.

Teknologi Bayi Tabung dan Harapan Baru bagi Pasangan

Dalam laporan terbaru Kearney, disebutkan bahwa Indonesia hanya mencatat sekitar 9.000 siklus IVF setiap tahun. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga seperti Singapura. Salah satu penyebab utama adalah konsentrasi fasilitas IVF yang hanya tersedia di kota-kota besar. Pasangan di daerah pedesaan sering kali harus menghadapi perjalanan panjang dan biaya tambahan untuk mendapatkan layanan ini.

Faktor lain yang menghambat adopsi IVF di Indonesia adalah biaya yang relatif tinggi. Setiap siklus IVF memerlukan investasi besar, sementara tingkat keberhasilan masih tergolong rendah. Hal ini membuat banyak pasangan harus menjalani beberapa siklus untuk berhasil, yang semakin membebani secara finansial.

Namun, potensi IVF sebagai solusi tetap menarik perhatian banyak pihak. Sebuah survei mengungkapkan bahwa 75% pasangan di Indonesia yang menghadapi masalah fertilitas mempertimbangkan prosedur ini. Dengan dukungan regulasi dan investasi, akses terhadap IVF diharapkan dapat lebih luas di masa depan.

“Meskipun IVF dapat menjadi harapan, penting untuk diingat bahwa tantangan fertilitas dipengaruhi oleh berbagai faktor. Oleh karena itu, IVF harus dianggap sebagai bagian dari strategi yang lebih luas, yang mencakup pendidikan, perawatan kesehatan preventif, dan dukungan masyarakat,” ungkap Sanath Balasubramanyam, Partner and Healthcare Expert di Kearney, Jakarta (25/11/2024).

Peran Edukasi dan Kolaborasi dalam Meningkatkan Akses

Untuk meningkatkan adopsi teknologi fertilitas di Indonesia, perlu dilakukan upaya kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Salah satu langkah penting adalah meningkatkan edukasi terkait pilihan perawatan fertilitas. Banyak pasangan yang belum sepenuhnya memahami prosedur IVF, manfaatnya, serta persiapan yang diperlukan.

Selain itu, regulasi yang mendukung inovasi dan fleksibilitas juga menjadi kebutuhan mendesak. Dengan kerangka hukum yang lebih transparan, diharapkan investasi dalam infrastruktur kesehatan dapat ditingkatkan. Hal ini tidak hanya akan menurunkan biaya layanan IVF, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan klinik di luar kota besar.

Sanath menambahkan, “Kampanye kesehatan publik yang berfokus pada pelestarian fertilitas dan gaya hidup sehat akan meningkatkan peluang keberhasilan sekaligus membantu mencegah masalah fertilitas jangka panjang.” Strategi ini tidak hanya membantu pasangan yang ingin memiliki anak, tetapi juga mendukung pertumbuhan sosial dan ekonomi di masa depan.

Membangun Masa Depan Fertilitas yang Lebih Inklusif

Tantangan fertilitas di Indonesia tidak bisa diatasi hanya dengan teknologi seperti IVF. Dibutuhkan pendekatan holistik yang mencakup edukasi kesehatan, kampanye gaya hidup sehat, dan perawatan medis preventif. Dengan langkah ini, masyarakat dapat lebih siap menghadapi tantangan demografi jangka panjang.

Melalui strategi yang terkoordinasi, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan teknologi fertilitas. Pada akhirnya, langkah ini tidak hanya membantu pasangan mewujudkan harapan memiliki anak, tetapi juga mendukung stabilitas sosial dan ekonomi di masa depan.

“Studi kami menyoroti bahwa kebijakan yang terkoordinasi untuk meningkatkan akses assisted reproductive technologies (ART), termasuk IVF, dan keterjangkauannya, serta memperluas cakupan klinik IVF ke luar pusat-pusat kota besar, dapat membantu mengatasi tantangan fertilitas di Indonesia,” tutup Sanath.

 

 

Penulis: Virlia Sakina Ramada

#Unlocking The Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading