Sukses

Lifestyle

Survival Kit Gen Z: Skill di Luar Pekerjaan yang Tak Kalah Penting

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernah nggak kamu merasa sudah jago di bidang kerja, tapi tetap kewalahan menghadapi dinamika kantor atau bahkan kehidupan sehari-hari? Banyak Gen Z yang baru masuk dunia kerja menyadari bahwa sukses bukan cuma soal menguasai jobdesk atau hafal teori, tapi juga tentang bagaimana mereka bisa membawa diri di situasi sosial maupun personal. 

Melansir laman burnetts.com kalau biasanya kita sibuk mengejar hard skill, sebenarnya ada kemampuan lain yang nggak kalah penting yaitu soft skill. Bukan sekadar bisa ngobrol atau presentasi, soft skill mencakup cara kita berkomunikasi, beradaptasi, hingga menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Singkatnya, ini adalah keterampilan yang bikin kamu lebih luwes, nggak gampang goyah, dan bisa dipercaya orang lain. 

Sebagai Gen Z yang dikenal cepat belajar dan tech-savvy, tantangan berikutnya adalah melengkapi diri dengan skill tambahan yang sifatnya lebih universal. Mulai dari fokus mengerjakan satu hal dengan baik (monotasking), komunikasi yang jelas, sampai kemampuan problem-solving, semua ini bisa jadi pembeda antara kamu dengan kandidat lain di dunia kerja maupun di kehidupan sosial. Dengan kata lain, skill ini berfungsi sebagai survival kit yang bikin Gen Z lebih tahan banting, lebih dihargai, dan lebih siap menghadapi berbagai situasi.

Monotasking, komunikasi, dan problem solving yang harus dimiliki Gen Z

Bayangkan lagi sibuk mengerjakan banyak hal sekaligus, hasilnya malah berantakan. Nah, di sinilah pentingnya monotasking. Fokus pada satu tugas ternyata bisa membuat pekerjaan lebih rapi, minim kesalahan, dan cepat selesai. Triknya sederhana: jauhi distraksi, tentukan prioritas, lalu selesaikan satu per satu. Kedengarannya simpel, tapi efeknya luar biasa, apalagi di era digital yang penuh distraksi notifikasi. Dengan melatih monotasking, Gen Z bisa belajar disiplin dan membiasakan otak untuk bekerja lebih tenang.

Selain fokus, komunikasi juga jadi skill utama. Meskipun Gen Z sudah terbiasa dengan komunikasi digital, ngobrol tatap muka dan membaca bahasa tubuh tetap nggak bisa ditinggalkan. Aktif mendengarkan dan bertanya dengan jelas bisa meningkatkan kepercayaan orang lain terhadapmu. Skill ini bukan cuma berguna di kantor, tapi juga dalam relasi personal. Komunikasi yang baik membantu kamu membangun relasi, memperkuat teamwork, bahkan memperbaiki hubungan pribadi yang mungkin sering terhambat karena salah paham.

Lalu ada problem-solving, kemampuan untuk melihat masalah dari sudut berbeda dan mencari jalan keluar. Employer manapun suka dengan orang yang nggak cuma menunggu instruksi, tapi bisa inisiatif memberi solusi. Caranya bisa dimulai dari membiasakan diri untuk  brainstorming, meminta feedback, atau bekerja sama dengan orang lain dalam mencari alternatif jawaban.

Adaptasi, fleksibilitas, negosiasi, dan leadership adalah soft skill penting untuk dikuasai

Terkadang situasi berubah mendadak dan rencana harus diputar arah. Disini adaptability dan flexibility jadi kunci. Gen Z yang mau terbuka terhadap perubahan akan lebih cepat menemukan cara baru untuk menghadapi tantangan. Semakin sering kamu latihan menghadapi hal tak terduga, semakin kuat mentalmu. Skill ini bahkan bisa jadi penyelamat saat menghadapi perubahan besar, seperti pergantian manajemen atau shifting sistem kerja.

Skill lain yang sering disepelekan adalah negosiasi. Padahal, kemampuan ini bisa menentukan banyak hal: dari gaji pertama sampai kapan deadline bisa realistis dikerjakan. Negosiasi bukan berarti memaksa, tapi mencari titik tengah yang menguntungkan semua pihak. Untuk melatihnya, kamu bisa belajar riset dulu sebelum bicara, dan jangan lupa aktif mendengarkan kebutuhan lawan bicara. Dengan skill ini, kamu bukan hanya dihargai lebih, tapi juga bisa menghindari beban kerja yang nggak realistis.

Terakhir, ada leadership dan self-advocacy. Leadership bukan hanya soal memimpin tim, tapi juga tentang memberi contoh, mengambil keputusan, dan tanggung jawab. Sementara self-advocacy adalah keberanian untuk menyuarakan kebutuhanmu, entah soal workload, batasan waktu, atau kesempatan berkembang. Dua hal ini bikin Gen Z lebih dihargai sekaligus tidak mudah dimanfaatkan. Ketika berani menyuarakan diri, kamu juga menunjukkan bahwa kamu punya integritas dan tahu nilai diri sendiri.

 

Penulis: Alyaa Hasna Hunafa

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading