Sukses

Lifestyle

7 Kesalahan saat Membeli Cincin Emas untuk Investasi, Bisa Sebabkan Kerugian

Fimela.com, Jakarta Banyak orang memilih cincin emas sebagai kombinasi investasi dan perhiasan yang menarik. Emas memiliki nilai intrinsik yang stabil serta kemampuan untuk mempertahankan nilainya, sehingga menjadikannya aset yang sangat dicari. Namun, di balik daya tariknya, banyak investor pemula yang terjebak dalam kesalahan umum yang dapat mengurangi potensi keuntungan dan bahkan berisiko menimbulkan kerugian yang cukup besar.

Kesalahan yang sering dilakukan mencakup berbagai aspek penting, mulai dari biaya pembuatan hingga pemahaman mengenai nilai intrinsik emas itu sendiri. Memahami hal-hal ini sangat penting agar investasi Anda dalam cincin emas dapat memberikan keuntungan yang optimal dan sesuai dengan tujuan keuangan jangka panjang. Tanpa pengetahuan yang memadai, sering kali harapan akan keuntungan tidak dapat terwujud.

Dengan mengetahui kesalahan umum yang sebaiknya dihindari saat membeli cincin emas untuk investasi, Anda dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana, melindungi nilai investasi, dan mencegah kerugian yang tidak perlu. Artikel ini akan membahas secara mendalam tujuh kesalahan fatal yang sering dilakukan oleh investor pemula ketika memilih cincin emas sebagai aset berharga. Mengutip dari berbagai sumber, Senin (29/9), berikut adalah ulasan informasinya yang perlu Anda simak.

1. Mengabaikan Biaya Pembuatan (Ongkos Kerja)

Kesalahan yang sering terjadi dalam investasi perhiasan emas adalah mengabaikan biaya pembuatan atau ongkos kerja. Komponen ini merupakan tambahan yang harus diperhitungkan saat melakukan pembelian, dan dapat berkisar antara 10 hingga 30 persen dari total biaya cincin emas yang Anda beli.

Ongkos kerja ini akan bervariasi, tergantung pada seberapa rumit desain dan model emas tersebut. Sebagai contoh, emas dengan desain yang kompleks atau yang sedang populer biasanya akan dikenakan biaya yang lebih tinggi. Yang menjadi masalah adalah, biaya pembuatan ini tidak akan dihitung saat Anda menjual kembali cincin tersebut, yang bisa mengakibatkan kerugian investasi yang cukup besar. Saat Anda menjual, Anda hanya akan menerima nilai dari emas murni tanpa mempertimbangkan biaya desain yang telah Anda bayar sebelumnya.

Oleh karena itu, untuk meminimalkan risiko kerugian, disarankan untuk memilih cincin emas yang memiliki desain lebih sederhana dan klasik. Desain yang minimalis umumnya memiliki ongkos pembuatan yang lebih rendah, sehingga selisih antara harga beli dan harga jual tidak terlalu besar, yang tentunya akan mendukung tujuan investasi jangka panjang Anda.

2. Tidak Memperhatikan Kadar Kemurnian Emas

Kadar emas adalah faktor kunci yang mempengaruhi nilai sebuah cincin sebagai investasi. Kemurnian emas dalam perhiasan diukur dalam karat, di mana 24 karat menunjukkan tingkat kemurnian yang paling tinggi, yaitu antara 99,00% hingga 99,99%. Untuk investasi, emas dengan kadar 24 karat adalah pilihan terbaik karena mendekati kemurnian sempurna.

Berbeda dengan emas batangan yang biasanya dianggap sebagai emas murni, perhiasan emas sering kali memiliki kemurnian yang lebih rendah. Ini disebabkan oleh fakta bahwa emas perhiasan sering dicampur dengan logam lain untuk meningkatkan daya tahan dan mempermudah proses pembuatan desain yang diinginkan.

Emas dengan kadar yang lebih rendah cenderung memiliki nilai jual kembali yang jauh lebih rendah, sehingga kurang ideal sebagai pilihan investasi utama. Oleh karena itu, disarankan untuk memilih emas perhiasan dengan kadar minimal 18 karat. Hal ini karena emas dengan kadar tersebut memiliki nilai jual kembali yang lebih baik dan lebih stabil dibandingkan dengan kadar di bawahnya.

3. Fokus pada Desain daripada Nilai Intrinsik Emas

Banyak investor yang baru memulai sering kali terpengaruh oleh daya tarik visual dari cincin emas yang indah, tanpa memperhatikan faktor-faktor fundamental yang dapat mempengaruhi harga saat dijual kembali. Terlalu fokus pada aspek estetika bisa mengakibatkan harapan keuntungan yang tidak terpenuhi, bahkan bisa berujung pada kerugian saat melakukan penjualan kembali, karena nilai dari desain tidak dianggap sebagai investasi yang berharga.

Desain yang kompleks atau yang dihiasi dengan banyak batu permata umumnya memiliki biaya pembuatan yang lebih tinggi. Sayangnya, saat melakukan penjualan kembali, biaya tersebut tidak akan diperhitungkan, sehingga mengurangi nilai yang bisa Anda peroleh. Selain itu, batu permata atau berlian yang ada pada cincin sering kali tidak dihargai sesuai dengan harga beli mereka saat dijual kembali.

Di sisi lain, cincin emas yang polos atau memiliki desain sederhana lebih mudah untuk dijual kembali karena biaya produksinya yang rendah, dan nilainya lebih ditentukan oleh berat serta kadar emas murni. Cincin emas polos menjadi pilihan utama bagi mereka yang lebih mengutamakan nilai jual kembali sebagai investasi.

4. Tidak Memahami Perbedaan Emas Perhiasan vs Emas Batangan

Perhiasan emas dan emas batangan memiliki sifat yang berbeda sebagai alat investasi. Emas batangan, atau yang sering disebut logam mulia, menjadi pilihan utama bagi banyak orang dalam berinvestasi. Fokus utama dari emas batangan adalah nilai intrinsiknya sebagai logam murni, tanpa adanya biaya tambahan yang terkait dengan desain atau aspek estetika.

Umumnya, emas batangan memiliki kadar kemurnian 24 karat, yang membuatnya lebih bernilai dan memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan perhiasan yang kadar kemurnian emasnya di bawah 24 karat. Selain itu, nilai buyback emas batangan juga cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan perhiasan. Di sisi lain, saat emas perhiasan dijual kembali, harganya biasanya lebih rendah karena adanya pemotongan biaya pembuatan.

Emas perhiasan lebih dikenal sebagai aset yang memiliki nilai guna dan keindahan, tetapi sering kali nilainya saat dijual kembali tidak setinggi emas batangan murni. Memahami perbedaan antara kedua jenis emas ini sangat penting agar para investor dapat memilih jenis emas yang paling sesuai dengan tujuan investasi mereka.

5. Membeli dari Penjual Tidak Terpercaya atau Tanpa Sertifikasi

Membeli cincin emas dari penjual yang tidak memiliki reputasi yang baik atau tidak dilengkapi dengan sertifikasi resmi dapat menyebabkan kerugian signifikan bagi para investor. Reputasi penjual dan keberadaan sertifikat adalah jaminan penting atas keaslian dan kualitas emas yang Anda beli, yang memberikan rasa aman saat berinvestasi.

Sertifikat emas berfungsi sebagai bukti yang menunjukkan keaslian, kemurnian, dan berat emas, yang sangat penting ketika Anda berencana untuk menjual kembali. Dokumen ini menjamin bahwa emas yang Anda miliki memenuhi standar yang diakui dan memiliki nilai jual yang jelas.

Tanpa adanya sertifikat yang sah, keaslian emas dapat dipertanyakan, dan harga jual kembali bisa mengalami penurunan yang tajam. Bahkan, ada kemungkinan toko emas menolak untuk membelinya karena adanya risiko pemalsuan. Oleh karena itu, penting untuk selalu membeli dari toko yang terpercaya dan meminta sertifikat resmi sebagai bukti keaslian.

6. Tidak Memahami Harga Jual Kembali (Buyback) yang Lebih Rendah

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam investasi emas perhiasan adalah rendahnya nilai jual dan potensi imbal hasil yang tidak menguntungkan. Harga jual kembali emas perhiasan akan selalu lebih rendah dibandingkan harga belinya karena adanya biaya pembuatan yang tidak dihitung saat penjualan. Ini menunjukkan adanya selisih harga yang harus diperhitungkan oleh investor.

Selain itu, perhiasan emas memerlukan perawatan yang cukup intensif agar tampilan dan bentuknya tetap terjaga. Jika perawatan tidak dilakukan dengan baik, kondisi perhiasan bisa memburuk, yang pada akhirnya dapat mengurangi nilai jualnya.

Investor harus menyadari bahwa perbedaan antara harga beli dan harga jual kembali perhiasan emas dapat cukup signifikan. Keuntungan dari investasi ini hanya dapat diperoleh jika harga emas mengalami kenaikan yang substansial dalam periode waktu yang cukup lama, sehingga dapat menutupi potongan yang biasanya dikenakan oleh toko emas.

7. Menjual Terlalu Cepat (Investasi Jangka Pendek)

Emas, termasuk di dalamnya perhiasan emas, sering kali dipandang sebagai bentuk investasi yang berjangka panjang. Jika seseorang menjual cincin emasnya terlalu cepat, terutama dalam waktu singkat, hal ini bisa mengakibatkan kerugian akibat fluktuasi harga yang tidak stabil dan berbagai biaya yang muncul saat membeli serta menjual. Dengan memilih jangka waktu yang lebih lama, investor dapat lebih mudah mengatasi ketidakpastian harga tersebut.

Untuk memperoleh keuntungan yang optimal dari investasi perhiasan emas, disarankan untuk menyimpannya minimal selama 5 hingga 10 tahun. Periode ini memberikan waktu bagi harga emas untuk tumbuh secara signifikan dan menutupi biaya-biaya awal yang telah dikeluarkan.

Selain itu, sangat penting bagi investor untuk secara rutin memantau pergerakan harga emas agar dapat menentukan waktu yang tepat untuk melakukan transaksi. Kesabaran dan ketelitian dalam mengambil keputusan terkait pembelian dan penjualan sangat dibutuhkan agar hasil investasi dalam perhiasan emas dapat maksimal.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading