Sukses

Parenting

Kapan sebaiknya ibu berhenti menyusui buah hati?

Fimela.com, Jakarta ASI atau air susu ibu merupakan sumber nutrisi terpenting bagi bayi. Melansir dari laman parents.com, ASI sebaiknya diberikan kepada bayi secara eksklusif sedikitnya selama 6 bulan. Memberikan ASI terlalu sedikit ke buah hati bisa berdampak buruk buat tumbuh kembangnya. Pemberian ASI atau menyusui yang terlalu sedikit juga memicu berbagai macam risiko buat buah hati maupun ibu bayi.

Meski begitu, memberi ASI ke bayi juga tidak boleh dilakukan secara berlebihan. Para ahli kesehatan dari World Health Organization (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan agar memberi ASI bayi secara eksklusif selama 6 bulan. Dan setelah usia bayi 6 bulan, ibu bisa memberikan makanan pendamping ASI untuk bayi.

Setelah buah hati berusia 6 bulan, pemberian ASI saja tidak mencukupi kebutuhan nutrisi dan gizi buah hati. Lantas, ketika buah hati sudah mau makan makanan pendamping ASI, kapan sebaiknya ibu berhenti memberikan ASI ke buah hati? Pada usia berapa buah hati sudah bisa disapih atau lepas dari ASI?

Mengutip dari laman hellosehat.com, jawabannya ada pada ibu sendiri. Ibu yang paling tahu kapan bayi bisa lepas dari ASI dan diberi aneka makanan selain ASI. Idealnya, anak menyusui hingga usia 2 tahun. Di Indonesia sendiri, pihak Kementerian Kesehatan Indonesia menyarankan agar bayi diberi ASI hingga usia 2 tahun merujuk saran dari WHO.

Ketika memberikan ASI kepada bayi hingga usia 6 bulan, ini memiliki segudang manfaat buat kesehatannya. Tapi, jika pemberian ASI atau menyusui dilakukan secara berlebihan di mana buah hati sudah berusia di atas 3 tahun, ini justru tidak baik.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading