Sukses

Parenting

Water Birth, Kasus Miring di Indonesia

Dengan adanya proses persalinan yang baru, yakni water birth, tidak sedikit ibu hamil yang telah mencobanya. Seperti yang diberitakan di koranindonesiasehat.com, water birth dilakukan di kolam khusus yang bersuhu 95-100 derajat Farenheit. Dengan suhu hangat seperti ini maka kulit si ibu akan lebih elastis dan memperkecil resiko robek pada jalan lahir bayi.

Water birth bisa dilakukan dengan dua metode, yaitu persalinan di air murni dan emulsion. Pada air murni, si ibu masuk ke kolam setelah pembukaan enam sampai proses melahirkan. Emulsion adalah ibu berada di kolam sampai kontraksi akhir, dan tetap melahirkan di tempat tidur.

Bagaimanapun manfaat sebuah model proses persalinan, penanganan yang tepatlah yang sebenarnya dibutuhkan. Di kompas.com, diberitakan seorang ibu hamil bernama Martini kehilangan anak pertamanya saat melakukan proses kelahiran water birth.

Bagaimana hal itu terjadi? Ternyata Ladies, terdapat beberapa kesalahan teknis yang seharusnya tidak terjadi. Misalnya saja, pada saat pembukaan penuh dokter tak juga datang. Setelah diketahui, ternyata dokter tersebut menangani dua pasien water birth sekaligus pada saat yang bersamaan. Dokter pun harus berpindah ruangan serta ada peminjaman alat dari ruang ke ruang.

Saat dilahirkan pun, bayi tidak bersuara. Si bayi sempat diberi pertolongan namun akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Selama proses persalinan tersebut, Martini selaku pasien tetap dibiarkan di dalam kolam bersimbah darah. Ngeri ya Ladies?

Kasus tersebut hanyalah contoh keteledoran dokter kandungan yang wajib Ladies waspadai saat melakukan proses persalinan. Bagaimana Ladies tetap berminat?

Asizah

(vem/ova)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading