Sukses

Parenting

4 Cara Mengontrol Marah Tanpa Merusak Mental Anak

Fimela.com, Jakarta Sebagai orangtua sangat wajar jika mengekspresikan rasa marah kepada anak. Ada banyak alasan yang membuat orangtua marah bahkan hingga hilang kendali.

Banyak orangtua percaya jika kemarahan bisa mengendalikan perilaku anak-anaknya. Padahal, orangtua yang beraksi terhadap anak-anak tanpa berpikir dapat memengaruhi kesehatan mentalnya. Ketika orangtua kehilangan kendali atas rasa marahnya, bukan tidak mungkin kata-kata kasar hingga tindakan fisik menyakiti anak secara mental.

Dilansir dari Empowering Parents pada Kamis (18/6/2020) cara terbaik untuk mencegah orangtua kehilangan kendali atas rasa marahnya adalah memahami apa yang membuatnya marah dan sejak kapan orangtua mulai hilang kendali. Selain itu, orangtua bisa menerapkan beberapa cara berikut ini untuk mengontrol rasa marah agar tidak merusak kesehatan mental anak.

1. Buat komitmen untuk mengendalikan diri

Ini menjadi hal yang penting dan bisa dimulai dengan mencari tahu apa yang membuat orangtua marah. Kemudian, rasa marah bisa dialihkan dengan sikap diam dan tidak mengatakan apa-apa. Berikan waktu sejenak pada diri sendiri untuk melakukan hal yang membuatmu tenang.

 

2. Harapkan anak untuk bertanggung jawab

Terkadang anak-anak tidak menyadari apa yang ia lakukan itu salah. Bahkan ada anak yang mencoba melatih kesabaran orangtuanya. Sebagai orangtua, kamu harus tetap tenang dan pastikan anak tahu di mana batasnya. Ketika dia melebihi batas tersebut, kamu bisa memperingatkan anak dan buat ia bertanggung jawab.

3. Gunakan cara bicara yang positif pada diri sendiri

Bicaralah pada diri sendiri. Pikirkan jika kamu bisa mengatakan sesuatu seperti tidak akan bereaksi terhadap perilaku anak. Mulailah berpikir tentang apa yang membantu kamu mengelola kecemasan dan apa yang membuatmu tenang. Dengan demikian, kamu tahu sikap seperti apa yang seharusnya kamu tunjukkan pada anak.

4. Tarik napas dalam-dalam

Ketika rasa marah mulai muncul, tarik napas dalam-dalam. Luangkan waktu sejenak untuk memikirkan semuanya. Ada perbedaan besar antara merespons dan bereaksi. Ketika merespons, kamu meluangkan waktu untuk memikirkan apa yang ingin dikatakan. Sementara bereaksi menjadi aksi otomatis yang kemungkinan besar berdampak buruk pada kesehatan mental anak.

 

Simak video berikut ini

#changemaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading