Sukses

Parenting

Tahapan Perkembangan Kognitif Balita sesuai Teori Piaget yang Perlu Diketahui

Fimela.com, Jakarta Balita memiliki tahapan perkembangan yang sangat pesat mulai dari fisik hingga kognitifnya. Namun, orangtua mungkin hanya sadar akan perkembangan yang terlihat secara kasat mata, yakni perkembangan fisiknya saja. 

Padahal, balita juga menunjukkan perkembangan yang signifikan dari kemampuan kognitif mereka, terutama dalam penguasaan bahasa, kemampuan berpikir serta bernalarnya. Tahapan kognitif ini mewakili langkah penting ke depan dalam perkembangannya. 

Dalam hal ini, Psikolog Jean Piaget mengemukakan tahapan-tahapan perkembangan kognitif anak, khususnya balita, sebagai bukti bahwa anak-anak sudah mampu berpikir dan menggunakan intelektualnya sejak dini. 

“Orang dewasa sering mengabaikan keterampilan intelektual yang luar biasa dari bayi dan anak-anak yang sangat kecil, padahal nyatanya, banyak peneliti yang menemukan fakta bahwa bayi yang baru lahir sudah mampu secara aktif menyerap informasi dan mempelajari hal-hal baru,” ungkap Piaget, dikutip dari verywellmind, pada Jumat (30/7). 

Tahapan perkembangan adalah hal-hal yang kebanyakan anak-anak dapat lakukan pada usia tertentu. Dilansir dari verywellmind, Piaget telah merumuskan tonggak perkembangan apa saja yang harus dicapai oleh anak dalam usia-usia tertentu. 

Apa saja tahapan perkembangan tersebut? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Dari lahir hingga 3 bulan

3 bulan pertama kehidupan seorang anak adalah waktu yang penuh keajaiban. Tonggak perkembangan utama pada usia ini dipusatkan pada eksplorasi indera dasar dan belajar lebih banyak tentang tubuh dan lingkungan. Sehingga, bayi sudah mulai bisa membedakan suara, fokus pada objek bergerak, serta membedakan rasa. 

Dari 3 bulan hingga 6 bulan

Di usia 3-6 bulan, bayi mulai mengembangkan rasa persepsi yang lebih kuat, sehingga bayi bisa meniru ekspresi wajah, bereaksi terhadap suara yang familiar, mengenali wajah-wajah yang dikenal, hingga menanggapi ekspresi wajah orang lain. 

Dari 6 bulan hingga 9 bulan

Pada usia 6 hingga 9 bulan, bayi mulai bisa memikirkan tentang apa yang mereka lihat. Sehingga di usia ini, bayi mulai bisa menatap lebih lama pada hal-hal asing yang tergantung di udara, menyebutkan perbedaan antara gambar, serta bisa memahami perbedaan antara benda hidup dan mati.

Dari 9 bulan hingga 12 bulan

Di usia ini, bayi mulai bisa menjelajahi lingkungan sekitarnya secara lebih mendalam dengan cara duduk, merangkak, dan berjalan. Sehingga, keadaan itu memungkinkan anak untuk mendapatkan pemahaman mental yang lebih besar tentang dunia sekitar mereka dengan cara meniru gerakan, menanggapi gerakan dan suara, dan juga senang melihat buku bergambar.

Dari 1 tahun hingga 2 tahun

Anak-anak pada usia ini menghabiskan banyak waktu untuk mengamati tindakan orang dewasa, jadi penting untuk orang tua memberikan contoh dan perilaku yang baik. Mereka sudah mulai bisa meniru tindakan orang lain dan mulai paham serta bisa menanggapi kata-kata. 

Dari 2 tahun hingga 3 tahun

Pada usia ini, anak-anak jadi semakin mandiri dan dapat menjelajahi lingkungannya dengan lebih baik. Dalam hal ini, mereka sudah bisa meniru tindakan orang dewasa yang lebih kompleks, menanggapi arahan sederhana dari orangtua, serta mengenal nama-nama benda. 

Dari 3 tahun hingga 4 tahun

Di usia 3-4 tahun, anak-anak jadi semakin mampu menganalisis dunia di sekitar mereka dengan cara yang lebih kompleks. Mereka juga jadi jauh lebih aktif dalam proses belajar sehingga mereka bisa mengajukan pertanyaan “Mengapa?” pada setiap hal. 

Dari 4 tahun hingga 5 tahun

Pada usia ini, mereka mendekati masa-masa sekolah, sehingga mereka menjadi lebih baik dalam menggunakan kata-kata, meniru tindakan orang dewasa, menghitung, dan kegiatan dasar lainnya yang penting untuk kesiapan sekolah. Bahkan mereka mampu berhitung, dan mulai mengenal pribadinya sendiri.

Peran orangtua dalam perkembangan kognitif anak

Seiring bertambahnya usia, orangtua harus terus mendorong anak-anak untuk secara aktif menjelajahi dunia dan lingkungan sekitarnya. Lalu, anak-anak juga mulai aktif dengan selalu bertanya akan segala hal. 

Cobalah untuk bersabar dengan anak yang tampaknya memiliki serangkaian pertanyaan yang tak ada habisnya tentang setiap dan segala sesuatu di sekitar mereka. 

Orangtua juga dapat mengajukan pertanyaan mereka sendiri untuk membantu anak-anak menjadi pemecah masalah yang lebih kreatif, sehingga mendorong perkembangan intelektual dan kepercayaan dirinya. 

Penulis: Chrisstella Efivania

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading