Sukses

Parenting

Tips Parenting Menyiapkan Anak Remaja Menghadapi Tekanan Teman Sebaya

Fimela.com, Jakarta Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini banyak perubahan yang terjadi pada diri remaja mulai dari fisik, mental, maupun peran sosial. Perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan ini lah terkadang menjadi suatu tekanan bagi remaja. Tekanan yang dirasakan remaja salah satunya bisa berasal dari teman sebayanya. Seiring bertambahnya usia, anak khususnya remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya.

Orang-orang yang memiliki kesamaan atau kemiripan usia, tingkat kematangan, pola pikir,  seperti teman sekelas atau teman bermain disebut teman sebaya. Teman sebaya saling memengaruhi satu sama lain hanya dengan menghabiskan waktu bersama. Pada masa ini, remaja berupaya menyesuaikan diri dengan teman sebayanya karena ingin disenangi dan merasa takut diasingkan oleh teman-temannya. Hal tersebut disebut juga sebagai tekanan teman sebaya.

Dilansir dari childrens.com, tekanan teman sebaya atau peer pressure adalah tekanan internal atau eksternal yang dirasakan untuk berperilaku tertentu, baik dan buruk. Tekanan teman sebaya membuat seseorang merasa harus melakukan hal yang sama seperti orang lain pada usia dan kelompok sosial tertentu agar disukai atau dihargai. Perubahan-perubahan dalam diri remaja membuat masa remaja menjadi masa yang sangat rentan, dimana tekanan teman sebaya adalah masa yang paling berpengaruh.

Dampak Tekanan Teman Sebaya

Ada beberapa jenis tekanan teman sebaya yang mungkin dialami remaja. Jenis-jenis tekanan teman sebaya meliputi yang diucapkan dan tidak diucapkan, langsung dan tidak langsung, serta positif dan negatif. Tekanan teman sebaya dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif bagi remaja. Dampak yang ditimbulkan dari tekanan teman sebaya tersebut dapat berbeda pada setiap orang.

Remaja yang memiliki kepercayaan diri rendah dan memiliki sedikit teman dekat mungkin lebih rentan terhadap dampak tekanan teman sebaya yang negatif. Sedangkan remaja yang memiliki rasa percaya diri tinggi dan berkepribadian ekstrovert lebih cenderung memberi dan menerima tekanan teman sebaya yang positif.

Dampak Negatif

Dilansir dari laman childrens.com, tekanan teman sebaya yang negatif dapat mendorong remaja untuk berperilaku dan memiliki kebiasaan negatif, seperti:

  • Bolos kelas
  • Mencuri
  • Berbuat curang
  • Melakukan bullying
  • Menggunakan obat-obatan atau alkohol

Tekanan teman sebaya yang negatif ini juga dapat memengaruhi kesehatan mental remaja. Hal ini dapat menurunkan kepercayaan diri dan menyebabkan penurunan prestasi akademik remaja, menjauhkan diri dari anggota keluarga dan teman, hingga menyebabkan depresi dan kecemasan.

Dampak Positif

Di sisi lain, tekanan teman sebaya juga dapat memberikan dampak positif bagi remaja. Dampak positif dari tekanan teman sebaya mencakup:

  • Meningkatkan prestasi akademik
  • Mengembangkan jiwa kepemimpinan
  • Mengembangkan minat remaja
  • Berpartisipasi dalam kegiatan positif

Tekanan teman sebaya yang positif dapat menumbuhkan rasa memiliki, rasa percaya diri, menghargai dan nilai diri yang kokoh.

Tips Menghadapi Tekanan Teman Sebaya

Apabila dampak negatif dari tekanan teman sebaya tidak dapat ditangani, hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan remaja kehilangan jati dirinya hingga memunculkan pikiran remaja untuk menyakiti diri sendiri. Untuk mencegah dan mengatasi hal tersebut, orangtua dapat memberikan pengetahuan kepada remaja dan mengajarinya cara membuat keputusan yang sehat. Berbekal beberapa keterampilan penting, remaja dapat menangani dan mengatasi tekanan teman sebaya.

Dilansie dari paradigmtreatment.com, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu remaja dalam menghadapi tekanan teman sebaya:

1. Bantu anak menilai sendiri perilaku baik dan buruk

Penting  untuk membantu remaja menemukan kata “tidak” dalam dirinya sendiri dibandingkan dengan sekedar menyuruhnya menolak. Bantu remaja memahami dan menilai sendiri mengapa mereka perlu mengatakan “tidak” pada hal-hal yang dapat membawa dampak negatif bagi dirinya seperti merokok, menggunakan narkoba, dan sebagainya. Hal ini akan memberdayakan remaja untuk membuat keputusan yang berdampak baik atau buruk ketika dihadapkan dengan tekanan teman sebaya.

2. Diskusikan cara anak menolak ajakan negatif

Mengatakan “tidak” mungkin terasa sulit bagi sebagian remaja. Penting bagi orangtua untuk membantu anak menemukan cara yang tepat agar remaja dapat mengatakan “tidak” dengan nyaman. Beberapa remaja mungkin merasa kurang nyaman jika langsung menjauh, ada juga remaja yang dapat dengan tegas mengatakan “tidak”. Beri anak beberapa pilihan cara menolak yang cocok dengannya.

3. Ajarkan anak cara berkomunikasi asertif

Teman sebaya memiliki pengaruh yang besar pada remaja. Jika remaja mengetahui cara berbicara dengan jelas, tegas, dan lugas, mereka mungkin akan mendapati teman-temannya memberikan tanggapan yang tepat terhadap jawaban “tidak” yang mereka berikan. Hal ini dapat juga dilakukan dengan meningkatkan rasa percaya diri anak agar anak tidak mudah terbawa arus yang negatif dan memiliki pengendalian diri yang kuat.

4. Jadilah contoh bagi anak

Menghadapi tekanan teman sebaya adalah saat yang tepat bagi remaja untuk belajar bagaimana memiliki batasan yang tegas. Remaja akan cenderung mempelajari batasan tegas dari orangtuanya. Jika orangtua tidak tegas mengenai batasan yang dimiliki mengenai penggunaan narkoba, minuman keras, aktivitas seksual, dan perilaku berisiko lainnya pada remaja, maka akan lebih sulit bagi anak untuk mengetahui dan menerapkan batasan tersebut bagi dirinya sendiri.

5. Dekatkan diri dengan anak

Luangkan waktu untuk memberi anak perhatian. Jadilah teman bagi anak, sehingga remaja akan merasa lebih nyaman untuk berbicara dengan orangtuanya sebelum mengambil keputusan yang buruk. Ajak anak bercerita tentang kesehariannya dan jaga komunikasi yang terbuka dengan anak. Namun tetap berikan ruang bagi anak untuk membuat pilihannya sendiri yang akan mendukung kehidupan anak. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak dalam membuat keputusannya sendiri.

Jika tekanan teman sebaya telah membawa anak remaja menuju perilaku buruk seperti mengonsumsi narkoba, minuman keras, dan perilaku berisiko lainnya, jangan takut untuk meminta bantuan penyedia layanan kesehatan mental. Melakukan intervensi sejak dini dapat membantu memastikan keamanan fisik, emosional, dan psikologis anak remaja.

Penulis: Maritza Samira

#BreakingBoundariesSeptember

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading