Sukses

Parenting

Rasa Lokal, Gizi Global: Lele, Gabus, dan Teri Ternyata Superfood Hebat dari Negeri Sendiri

Fimela.com, Jakarta Di banyak rumah tangga Indonesia, menu seperti pepes gabus sering hadir sebagai lauk harian tanpa disadari nilai gizinya yang luar biasa. Ikan gabus yang mudah ditemukan di pasar tradisional ternyata mengandung protein tinggi, kolagen, dan asam amino esensial yang berperan penting dalam proses regenerasi sel tubuh, termasuk sel otak. Kandungan nutrisinya bahkan dapat menyaingi ikan impor seperti salmon, yang selama ini dianggap sebagai sumber protein terbaik.

Moms, fakta ini menunjukkan bahwa pilihan ikan lokal seperti gabus, lele, dan teri bukan sekadar alternatif murah. Ketiganya menyimpan kandungan gizi yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Sayangnya, masih banyak orang tua yang belum mengetahui potensi luar biasa dari ikan-ikan lokal ini, karena di antara kita masih ada yang terlanjur terpengaruh anggapan bahwa makanan bergizi tinggi harus berasal dari luar negeri.

Ikan Lokal Juga Mengandung Banyak Gizi

Kita hidup dalam budaya yang cenderung memandang tinggi segala sesuatu yang datang dari luar negeri. Tak terkecuali dalam urusan gizi anak. Ikan salmon, tuna, atau dori sering dianggap sebagai standar emas protein hewani untuk pertumbuhan. Tapi siapa sangka, nilai gizi lele, gabus, dan teri justru sangat kompetitif tanpa membuat kantong bolong.

Gabus, misalnya, mengandung albumin—senyawa penting dalam proses penyembuhan dan pembentukan jaringan tubuh. Lele mengandung lemak baik dan omega-3 yang mendukung perkembangan otak. Sedangkan teri adalah sumber kalsium alami yang sangat mudah diserap tubuh anak.

Jadi, mengapa harus menunggu ikan beku dari luar negeri kalau setiap pagi kita bisa belanja ikan segar yang luar biasa khasiatnya dari pasar tradisional?

Makan Sehat Tak Harus Mahal: Dokter Sarankan Ikan Lokal untuk Tumbuh Kembang Anak

Banyak orang tua masih mengira bahwa agar anak tumbuh sehat dan pintar, mereka harus diberi makanan mahal seperti salmon. Mengutip laman Liputan6.com dalam "Anak Nggak Harus Makan Salmon Biar Sehat, Ikan Gabus, Lele, dan Teri Sama Hebatnya!", menurut dr. S. Tumpal Andreas C., M.Ked(Ped), Sp.A dan dr. Reza Ervanda Zilmi, Sp.A, anggapan ini kurang tepat.

Keduanya menegaskan bahwa ikan lokal seperti gabus, lele, dan teri justru bisa menjadi sumber gizi terbaik untuk mendukung tumbuh kembang anak. Selain lebih segar dan mudah diolah, ikan-ikan ini juga kaya protein dan lemak sehat. Seperti disampaikan oleh dr. Reza, "Ikan lele, itu proteinnya memang tidak setinggi salmon, tapi lemaknya tinggi banget. Bagus. Jadi, kenapa harus pilih yang mahal?"

Yang lebih penting, menurut dr. Andreas, adalah memberikan anak real food atau makanan asli yang diolah secara sederhana, bukan makanan olahan pabrik.

Ia menjelaskan, "Real food itu ayam direbus, ayam dibuat sop pakai daun bawang, bawang merah, bawang putih, tambah air, dimasak sampai matang. Itu sudah real food."

Sementara makanan seperti nugget, sosis, dan ayam berbumbu beku termasuk dalam kategori ultra processed food, yang sebaiknya dihindari karena sudah melewati banyak proses dan mengandung zat tambahan seperti pengawet atau penguat rasa. "Jangan harap anak kalian sehat kalau kalian makannya ultra processed food. Tapi kan simple yaudah, enggak apa-apa. Tapi ya, akibatnya jangan heran," tegasnya.

Kesehatan anak, pada akhirnya, bukan soal mahal atau murahnya makanan, melainkan soal kebijaksanaan dalam memilih dan mengolah bahan makanan sehari-hari.

dr. Andreas menambahkan, "Banyak juga orang kaya yang anaknya stunting. Banyak juga orang yang nggak punya duit tapi anaknya gede-gede. Karena mereka bijaksana dan kasih real food, bukan ultra processed food."

Sementara dr. Reza menekankan pentingnya kesederhanaan dalam memasak, "Kalau ada di kulkas telur, ya masak telurnya. Ada ikan teri, makan ikan teri. Enggak usah bikin ribet. Yang penting ada niat dan mau masak." Pesan keduanya jelas: makanan sehat bisa hadir dari dapur sendiri, selama ada kemauan dan kesadaran untuk memilih yang alami.

Ikan Lele: Lemak Baik dengan Harga yang Lebih Ekonomis

Lele selama ini akrab dengan cap "ikan murah" yang lekat dengan warung kaki lima.

Tapi Moms, nilai gizinya sungguh tak bisa dianggap enteng. Lele mengandung asam lemak tak jenuh yang membantu perkembangan sistem saraf dan fungsi kognitif anak. Kandungan proteinnya tinggi dan mudah dicerna oleh tubuh anak-anak yang sedang aktif bertumbuh.

Kelebihan lain dari lele adalah ketersediaannya yang melimpah. Budidaya lele berkembang pesat di berbagai daerah, sehingga harga jualnya stabil dan mudah dijangkau semua kalangan. Kandungan zat besi dan fosfor di dalamnya juga membantu pembentukan sel darah merah dan kekuatan tulang.

Menggorengnya dengan bumbu kuning atau membakarnya dengan sambal kecap buatan ibu, si kecil tetap bisa menikmati kelezatan tanpa kehilangan nilai gizinya. Ini bukan soal murah atau mahal, melainkan soal kecerdasan memilih.

Ikan Gabus: Rahasia Regenerasi Sel dalam Sepiring Sajian

Gabus tidak sepopuler lele, tapi nilai gizinya luar biasa. Dikenal sebagai ikan yang mempercepat penyembuhan luka, gabus kaya akan albumin, kolagen, dan berbagai asam amino esensial yang penting bagi perbaikan jaringan tubuh dan otak anak.

Dalam proses tumbuh kembang, regenerasi sel adalah hal yang vital. Ikan gabus membantu mempercepat proses ini, menjadikannya pilihan strategis bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan. Belum lagi kandungan omega-3-nya yang mendukung kesehatan mental dan konsentrasi belajar.

Moms, cukup dengan daun pisang, sedikit bumbu dapur, dan api kukusan, pepes gabus bisa menjadi makanan super yang penuh manfaat. Dari resep tradisional, lahirlah asupan modern yang menyaingi suplemen mahal.

Ikan Teri: Si Mungil yang Kaya Kalsium

Tampilannya kecil, tapi manfaatnya besar. Teri adalah satu-satunya ikan lokal yang bisa dimakan utuh—kepala, tulang, dan dagingnya sekaligus. Di situlah kekuatannya: kalsium tinggi yang mudah diserap tubuh, menjadikannya pilar penting bagi pembentukan tulang dan gigi anak.

Kandungan vitamin D dalam teri membantu penyerapan kalsium, sementara protein dan fosfornya mendukung kekuatan otot. Ditumis dengan cabai dan bawang atau dijadikan campuran nasi goreng, teri tidak hanya memperkaya rasa tapi juga memperkuat tubuh.

Lebih dari sekadar lauk pelengkap, teri adalah warisan kuliner yang menyatu dengan kesehatan. Ikan kecil yang berkontribusi besar bagi generasi masa depan.

Makanan Sehat Tak Harus Mahal, Cukup Bijak Memilih

Moms, di tengah tekanan ekonomi yang kian tinggi, banyak keluarga terjebak dalam dilema antara menghemat pengeluaran dan memberikan gizi terbaik untuk anak.

Padahal solusinya tak melulu terletak pada makanan mahal. Justru bahan lokal yang sederhana bisa menjadi jawaban terbaik.

Ikan lokal seperti lele, gabus, dan teri adalah simbol kearifan dalam memilih. Murah, mudah didapat, dan kaya manfaat. Membiasakan anak makan ikan lokal sejak dini bukan hanya langkah hemat, tetapi juga mendidik mereka untuk mencintai pangan negeri sendiri.

Dalam salah satu podcast-nya bersama dr. Tan Shot Yen M.hum, Nikita Willy membahas soal makanan-makanan yang bergizi dan baik untuk tumbuh kembang anak. Disebutkan bahwa ikan air tawar tinggi protein, dan ikan air laut tinggi omega. Memiliki pengetahuan dan wawasan yang tepat terkait gizi dan nutrisi yang baik untuk anak menjadi modal penting untuk memastikan tumbuh kembang anak bisa lebih optimal.

Tak ada yang lebih membanggakan daripada melihat anak tumbuh kuat dan cerdas dari dapur yang sederhana. Karena makanan sehat bukan soal merek atau label impor, tapi soal nilai dan kualitas yang kita pilih dengan hati.

Cita Rasa Nusantara, Pondasi Masa Depan Anak

Menyajikan ikan lokal di meja makan adalah lebih dari sekadar memberikan asupan gizi. Melainkan bisa menjadi sebentuk pernyataan cinta, yaitu pada keluarga, pada budaya, dan pada keberlanjutan. Karena ketika anak terbiasa makan lele goreng hangat buatan ibu, atau menyuap nasi hangat dengan sambal teri, mereka tidak hanya menyehatkan tubuh, tapi juga meresapi kehangatan rumah.

Menghidupkan kembali kebiasaan makan ikan lokal adalah langkah kecil yang berdampak besar. Kita mendukung petani ikan, nelayan, dan UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal. Kita menjaga tradisi kuliner agar tak punah tergantikan oleh makanan beku dari supermarket.

Moms, mari kita bangga menyuapi anak dengan rasa lokal yang sarat gizi global. Karena kekuatan bangsa ini bukan hanya lahir dari laboratorium dan pabrik tapi juga dari dapur rumah-rumah sederhana yang penuh cinta.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading