Sukses

Parenting

Role Model Pertama Anak: Mengapa Orangtua jadi Cermin Terbaik?

Fimela.com, Jakarta Sejak kecil, anak belajar banyak hal bukan hanya dari nasehat dan didikan, tetapi juga dari apa yang ia lihat sehari-hari. Dalam proses tumbuh kembangnya, orang tua adalah orang terdekat yang paling sering diamati dan ditiru. Orang tua adalah guru pertama bagi anak. Mereka belajar bicara, makan, jalan, semuanya meniru orang tua. Tidak heran jika sikap, kebiasaan, hingga nilai hidup anak bisa mirip dengan orang tua. 

Bagaimana orang tua berinteraksi dengan orang lain merespons tantangan, hingga menangani emosi saat konflik dapat ditiru oleh anak. Anak cenderung lebih mudah meniru perilaku daripada nasihat berupa kata-kata. Jika orang tua mengajarkan anaknya untuk tepat waktu, namun orang tua sendiri tidak mencontohkan dengan baik, maka akan sulit bagi anak untuk dapat menaatinya. Mereka akan menganggap hal itu sebagai hal yang sepele dan tidak masalah untuk berkompromi. 

Oleh karena itu, peran orang tua sebagai role model tidak bisa dianggap remeh. Untuk mendidik anak menjadi pribadi yang lebih baik, harus dimulai dari diri sendiri. Berikut ini FIMELA merangkum hal-hal yang harus diperhatikan orang tua sebagai role model bagi anak. Yuk, simak sahabat FIMELA!

Bangun Hubungan Positif

Dalam memberikan teladan yang baik, ada beberapa tips yang dapat diterapkan oleh orang tua. Pertama, bangun hubungan yang positif dengan anak. Usahakan untuk selalu melibatkan anak dalam diskusi keluarga, bicaralah secara terbuka, dan ajak anak untuk memberi masukan tentang aturan keluarga. Orang tua seringkali menganggap bahwa anak tidak mengerti dan tidak perlu tahu dengan keputusan keluarga, padahal hal tersebut adalah cara yang baik untuk anak memahami bagaimana orang bergaul dan bekerja sama. 

Bertanggung Jawab atas Kesalahan Orang Tua

Ketika melakukan kesalahan, seringkali orang tua segan untuk mengakuinya di hadapan anak. Padahal, dengan mengakuinya, anak akan belajar bahwa kesalahan dan kegagalan adalah hal yang wajar dan selalu ada ruang untuk bangkit kembali. Tidak hanya mengakui, orang tua juga perlu menjelaskan bagaimana cara memperbaiki dan bertanggung jawab atas kesalahan sendiri, sehingga anak dapat menghindari kesalahan serupa di masa mendatang dan mengetahui bagaimana harus bersikap ketika melakukan kesalahan. Penting juga bagi orang tua untuk mengajarkan cara meminta maaf ketika melakukan kesalahan. Jadi, jika sahabat FIMELA masih gengsi dan segan mengakuinya di hadapan anak, cobalah untuk menerapkannya perlahan-lahan. 

Gunakan Rasa Hormat saat Memecahkan Masalah

Dalam menghadapi tantangan, konflik, atau masalah, tunjukkanlah rasa hormat kepada orang lain. Tetaplah tenang dan jangan biarkan emosi mengendalikan tubuh dan pikiran. Ketika anak melihat orang tua menghadapi masalah dengan tenang dan hormat, anak juga akan meneladani hal yang sama. Sebaliknya, jika orang tua menghadapi masalah dengan marah-marah dan emosi, anak juga akan meneladani hal yang sama. Hal ini akan berdampak buruk, tidak hanya pada hubungan orang tua-anak, tapi juga hubungan anak dengan sesamanya. 

Konsisten dalam Menerapkan Aturan

Aturan keluarga yang tidak konsisten dan berubah-ubah akan membuat anak bingung dan menganggapnya sebagai hal yang sepele. Oleh karena itu, penting bagi orang tua menerapkan aturan yang konsisten dan mematuhi aturan yang sama. Misalnya, jika sahabat FIMELA ingin anak merapikan barang setelah digunakan, maka cobalah untuk merapikan barang juga. Contoh lainnya, jika orang tua ingin anak tidak berteriak saat marah, maka cobalah untuk tidak melakukan hal serupa juga. Dengan begitu, anak akan lebih menganggap aturan secara serius. 

Menjadi role model bukan berarti orang tua harus sempurna, melainkan berusaha memberikan teladan yang terbaik bagi anak. Kesalahan adalah hal yang wajar, yang penting adalah cara orang tua menyikapinya. Dengan teladan yang baik, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang baik juga. 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading