Sukses

Relationship

4 Tips Menghadapi Suami yang Suka Marah-marah

Fimela.com, Jakarta Tidak pernah mudah menikah dengan seseorang yang rentan terhadap rasa frustrasi dan kemarahan. Beberapa pria mungkin memiliki pengendalian diri yang diperlukan untuk tidak pernah menyakiti istri mereka. Menjadi hal yang umum, ketika seseorang merasa frustasi akan bereaksi dengan cara marah-marah.

Frustasi bisa memicu kemarahan dan pertengkaran dalam rumah tangga, ketika salah satu tidak ada yang mau mengerti. Tapi, ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk menghadapi pasangan yang suka marah-marah, lho. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.

Lepaskan Diri Secara Emosional

Ketika kamu melihat suami marah, kamu mungkin tergoda untuk berdebat dan terlibat dalam pertengkaran dengan melontarkan kata-kata yang kasar. Namun, cara terbaik adalah mencoba meredakan situasi dengan tetap tenang dan menolak umpan kata-kata kasarnya. Memiliki pertengkaran yang buruk bisa membuat pasangan lebih marah dan mereka bisa menjadi defensif dan lebih kasar. Oleh karena itu, cobalah untuk melepaskan emosi dan mengarahkan kata-kata dengan suara yang menenangkan dengan logika murni untuk mengakhiri pertengkaran.

Membangun Jaringan Pendukung di Luar Pernikahan

Mungkin wajar jika kamu ingin menyampaikan kesedihan kepada ibu mertua atau mungkin ipar perempuan. Namun, mungkin saja mereka belum pernah menyaksikan sisi suamimu yang seperti itu. Oleh karena itu, penilaian mereka mungkin kabur dan dalam kasus terburuk, mereka mungkin menolak untuk mempercayaimu ketika kamu berbicara tentang masalah kemarahan suamimu. Oleh karena itu, kamu harus memiliki sistem pendukung dari teman atau kerabatmu sendiri di luar nikah yang dapat kamu percayai.

Jangan Pernah Takut untuk Pergi

Perempuan sering kali takut meninggalkan pertengkaran yang memanas karena tahu betul bahwa itu mungkin berakhir dengan kekerasan fisik. Meskipun terbukti bahwa kamu menghargai pasangan, kamu harus lebih memperhatikan keselamatan diri sendiri dan pergi tepat waktu sebelum pertengkaran itu berujung pada perkelahian.

Jika kamu telah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan seksual dalam pernikahan, maka kamu harus menghubungi pihak berwenang setempat untuk meminta bantuan. Jangan pernah takut berjalan menjauh dari situasi yang buruk, karena kamu dapat membangun kembali hidup menjadi lebih bahagia.

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading