MEA Telah Resmi Dibuka, Ini Bentuk Dukungan dan Kritik Netizen

Karla Farhana diperbarui 02 Jan 2016, 12:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah resmi dibuka 31 Desember 2015 lalu. Artinya, tahun 2016 seluruh produk barang dan jasa di negara-negara ASEAN akan bersaing. Masalahnya, beberapa sektor dinilai belum siap menghadapi persaingan di pasar bebas ini. Salah satu media online lokal menulis, ada tiga sektor yang harus buru-buru dibenahi agar bisa bersaing dengan negara-negara lain yang masuk ke dalam 'keluarga' ASEAN. 

Ketiga sektor tersebut meliputi, konstruksi, infrastruktur dan manufaktur. Belum lagi masalah regulasi yang harus dibenahi. Kontradiktif dengan pendapat Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin. Dia mengatakan kepada Liputan6, pasar bebas tak bakal menjadi ancaman bagi perekonomian Indonesia. Pasalnya, Indonesia telah masuk ke dalam pasar bebas sejak delapan tahun lalu.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung pun memiliki pendapat yang sama. Malah, seperti yang dikutip dari Liputan6, pemerintah juga telah menyusun strategi agar industri lokal tidak hanya menguasai pasar domestik tetapi bisa melakukan ekspansi pasar ke negara lain. Seperti dengan meningkatkan ekspor, mendukung usaha kecil dan menengah (UMKM), dan memberikan kemudahan iklim investasi agar investasi jangka panjang terutama foreign direct invesment (FDI) untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya.

Menyambut MEA, netizen pun tak hanya tinggal diam. Meskipun beberapa pihak menyatakan sektor-sektor di Indonesia tak sepenuhnya berdaya untuk bersaing, mereka tetap menyambut MEA dengan semangat. Terbukti dengan banyaknya dukungan dan kritikan yang membangun agar industri lokal dapat bersaing di pasar terbuka ini.