Lola Flores Bawa Budaya Gipsi Mendunia

Asnida Riani diperbarui 22 Jan 2016, 08:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Kenakan busana serba merah, sosok Lola Flores hiasi laman Google kemarin, Kamis (21/1). Doodle unik yang jadi 'kado' ulang tahun Lola ke-93 itu jadi pengetahuan baru bagi beberapa orang, sementara yang lain bernostalgia dengan sosok perempuan yang berprofesi sebagai penari, penyanyi, dan aktris itu.

Lahir di Jerez de la Frontera, Spanyol, pada 1923, figur yang juga dikenal sebagai La Faraona ini wara-wiri di dunia hiburan pada rentang tahun 1950-1960. Tak hanya menghibur 'saudara' satu negara, penampilan Lola juga kerap menambat hati warga Amerika Serikat dan Meksiko.

Berbicara tentang Lola, maka ingatan akan gipsi pun seketika muncul di angan. Bukan tanpa alasan. Perempuan yang tutup usia di tahun 1995 ini secara tak langsung memperkenalkan budaya gipsi ke dunia. Kaum yang kini populasinya terus menyempit itu seakan menjadikan Lola sebagai representasinya di dunia 'mainstream'.

Selain memainkan sederet peran perempuan gipsi di beberapa judul film, Lola juga menikahi seorang laki-laki yang berasal dari kaum nomaden tersebut. Tak heran kalau namanya makin dilekatkan dengan kelompok yang banyak dipercaya publik berasal dari Asia Selatan itu. Berkat sosok yang melantunkan tembang Pena Penita ini, dunia jadi lebih mengenal kaum gipsi.

Terkenal akan gerakan tari yang menggugah semangat, perempuan yang kerap berbusana colorful ini mengantarkan warna lain ke dunia hiburan. Deskripsikan Lola Flores di tahun 1952, Time menuliskan, "penari lain mungkin saja lebih cantik. Namun tak ada yang mengombinasikan kecantikan, keanggunan, dan suara seperti Lola."