Dijual Online, Sianida Ternyata Sangat Mudah untuk Didapat

Karla Farhana diperbarui 03 Feb 2016, 14:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Jessica Kumala Wongso telah resmi ditetapkan sebagai tersangka pembunuh Wayan Mirna, temannya sejak mereka berkuliah di Billy Blue College, Australia. Mirna mengembuskan napas terakhirnya usai menyeruput es kopi Vietnam di Olivier Cafe, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada Rabu (6/1) lalu. 

Tim penyidik dan juga hasil uji Puslabfor resmi menyatakan kepada Liputan6, terdapat sianida di dalam lambung Mirna dan juga pada kopi yang diseruputnya itu. Kasus pembunuhan yang sedang hangat dibincangkan banyak orang ini lantas menimbulkan pertanyaan di benak sebagian masyarakat. Dari mana Jessica mendapatkan racun sianida?

Sontak, bukan hanya nama teman-teman ngopi Mirna, Jessica dan Hani  saja yang jadi perbincangan, tapi juga zat yang sanggup membunuh Mirna hanya dalam hitungan menit, sianida. Mengingat zat ini sangat berbahaya, ternyata sianida banyak dijual secara online di Indonesia.

Bintang.com lantas melakukan penelusuran pada hari ini (3/2) dan menemukan sianida yang berjenis Sodium Sianida memang dijual secara online. Dalam sebuah forum jual beli lokal, Sodium Sianida ini diperjualbelikan tanpa meminta syarat apa pun bagi calon pembeli. Namun, zat kimia yang bisa menjadi racun mematikan bagi manusia ini ternyata memang dijual sebagai bahan kimia untuk industri pertambangan, pertanian, dan lainnya. 

Dalam sebuah postingan pada 26 Maret 2015 di forum tersebut pihak penjual menulis telah memiliki surat-surat maupun izin resmi untuk membeli dan memasarkan kepada Customer di seluruh Indonesia. Selain itu, produk zat kimia tersebut mereka peroleh dari Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI). 

Pada postingan tersebut, mereka juga memberikan detil kemasan produk. Mereka menjual Sodium Sianida dalam drum yang tersegel rapi dengan volume 50 kg. Ukuran yang cukup besar ini semakin menggambarkan bahwa pihak penjual memang memperuntukkan zat kimia tersebut untuk keperluan industri. 

What's On Fimela