Ini Dia Penyebab Penyakit Jantung di Usia Muda

Ega Maharni diperbarui 01 Agu 2016, 18:34 WIB

Fimela.com, Jakarta Dunia keartisan sedang dirundung duka mendalam atas kepergian penyanyi Indonesia, Mike Mohede. Kabarnya ia meninggal ketika sedang tidur karena penyakit jantung. Mike yang berusia 33 tahun ini terbilang masih sangat muda untuk mengalami penyakit jantung.

Penyakit jantung sendiri merupakan penyakit yang diakibatkan oleh menyempitnya pembuluh darah kecil. Penyempitan tersebut disebabkan adanya plak pada dinding pembuluh darah kecil atau dikenal pula dengan sebutan pengerasan arteri. Arteri atau pembuluh darah kecil bertugas memasok darah dan oksigen ke jantung.

Apabila terjadi hambatan dalam proses pemasokan, jantung dapat mengalami masalah besar. Padahal, gaya hidup dan pola makan kebanyakan orang saat ini yang mengandung banyak lemak merupakan salah satu faktor utama penyebab pembuluh darah menyempit dan tidak bisa lagi memasok darah dan oksigen ke jantung.

Seperti yang dikutip dari situs Mulaisehat, Penyakit jantung koroner di Indonesia banyak disebabkan oleh rokok dan pola makan yang salah. Kebanyakan orang di Indonesia memasak makanannya dengan cara digoreng dalam minyak yang banyak. Selain itu, banyak kuliner nusantara yang memasukkan santan, jeroan dan bahan makanan lain yang berkolesterol tinggi.

Apabila konsumsi makanan tersebut tidak diimbangi dengan banyak makan serat dari sayuran dan buah-buah, kemungkinan besar kolesterol yang terkandung di dalam darah menjadi sangat tinggi. Kolesterol merupakan salah satu penyebab plak muncul di sepanjang dinding pembuluh darah arteri.

Penyakit jantung koroner terjadi karena pola makan dan juga gaya hidup seseorang yang kurang sehat. Jika dibiarkan tak tertangani, penyempitan pembuluh darah tersebut dapat menyebabkan serangan jantung dan bahkan kematian. Gejala penyakit jantung koroner antara lain munculnya rasa nyeri di dada, keletihan fisik, nafas terengah-engah dan berat serta jantung terasa seperti diremas.

Rasa sakit dan nyeri pada jantung umumnya tidak terjadi mendadak melainkan sudah mulai terasa namun terkadang sering diabaikan oleh penderitanya. Namun, sekali rasa sakit menyerang, resiko kematian mendadak menjadi lebih tinggi.