Fat Tax: Berat Badan Tentukan Harga Tiket Pesawat yang Dibayar

Fimela Editor diperbarui 09 Apr 2013, 04:59 WIB
2 dari 5 halaman

Next

Selama ini kita hanya tahu fuel surcharge dan PPN yang menentukan harga tiket pesawat yang kita beli. Namun, seorang ekonom asal Norwegia Dr. Bharat P. Bhatta memberikan masukan yang cukup mencengangkan bagi industri penerbangan untuk menentukan harga tiket, yakni Fat Tax. Walaupun Bharat bukan orang pertama yang mencetuskan Fat Tax, namun kali ini ia berhasil membuat Fat Tax menjadi perbincangan kembali di seluruh dunia.

Fat Tax adalah metode penentuan harga tiket pesawat berdasarkan berat badan penumpang. Bharat mengatakan penetapan harga dengan metode seperti ini akan memberikan keuntungan bagi maskapai dengan membantu mengurangi emisi karbon dan juga harga tiket yang murah, tentunya harga murah adalah untuk mereka yang memiliki berat badan tidak berlebih. Bisa disimpulkan bahwa Bharat ingin memperlakukan penumpang pesawat sama dengan barang bagasi.

What's On Fimela
3 dari 5 halaman

Next

“Saya sama sekali belum pernah mendengar tentang istilah Fat Tax. Kalau alasannya untuk mengurangi emisi karbon, ya masuk akal juga sih karena kan beban angkut menentukan penggunaan bahan bakar. Dengan alasan untuk mengurangi emisi karbon juga, salah satu maskapai penerbangan lokal Indonesia selalu lama mengeluarkan bagasi pesawat mereka katanya sih untuk menimbulkan efek jera agar penumpang malas membawa bagasi lagi. Tapi, kalau si Ekonom itu bilang Fat Tax bisa memberikan tiket murah, sepertinya saya nggak akan pernah bisa beli tiket dengan harga murah deh,” ujar Lala, 29, Marketing Communication.

“Saya pikir nggak masuk akal sih kalau alasan penerapan Fat Tax adalah untuk mengurangi emisi karbon. Kalau memang maskapai ingin benar-benar mengurangi emisi, kan mereka bisa menaikkan atau mungkin benar-benar membuat harga bagasi jadi mahal. Dengan demikian, penumpang akan enggan membawa bagasi banyak dan efeknya pada pengurangan emisi karbon saya rasa bisa langsung terlihat. Kalau untuk Indonesia, saya rasa tidak bijak jika aturan ini dilirik oleh negara yang dunia penerbangannya sedang berkembang,” ujar Budi, 27, Marketing.

4 dari 5 halaman

Next

Adalah Samoa Airlines, maskapai pertama yang mulai menetapkan harga tiket pesawat sesuai berat badan. Maskapai yang beroperasi di kawasan Pasifik ini mengharuskan penumpang untuk memasukkan berat bagasi dan berat tubuh mereka saat akan melakukan pembelian tiket pesawat. Harga tiket pesawat yang diperoleh penumpang adalah kalkulasi dari berat bagasi dan berat tubuh mereka sendiri. Dan sayangnya, berat yang dimasukkan tidak boleh dimanipulasi karena saat check in, penumpang akan ditimbang kembali.

5 dari 5 halaman

Next

“Menurut saya, kalau gagasan ini timbul atau diterapkan di Amerika, menurut saya masuk akal, mengingat tingkat obesitas di sana cukup tinggi. Usulan ini cukup bisa diterima akal, namun memang terkesan kurang sopan aja. Kalaupun ada penumpang dengan berat badan berlebih, mereka pun diharuskan untuk membeli dua kursi, jadi menurut saya nggak terlalu berpengaruh sih kebijakan ini. Jika memang ingin mengurangi emisi karbon, maskapai mungkin bisa menerapkan pembatasan jumlah terbang per orangan. Saat ini kan nggak ada aturan yang membatasi orang untuk melakukan penerbangan sebanyak yang mereka inginkan. Dan Fat Tax menurut saya juga akan mengusik privasi orang. Saat kamu memiliki tubuh langsing, tentu kamu tidak akan bermasalah, tapi buat mereka yang punya masalah dengan berat badan, pasti akan lain lagi ceritanya. Kalau sampai Indonesia menerpkan hal tersebut, ya solusi satu-satunya untuk mendapat tiket murah adalah dengan menguruskan tubuh,” Manda, 27, Freelancer.

Adalah privasi, faktor utama yang akan paling terusik ketika Fat Tax diterapkan. Bukankah tidak semua orang bisa mengungkapkan berat badan mereka dengan gamblang. Jangankan kepada orang luar, terkadang kepada pasangan dan orangtua saja kita enggan untuk menyebutkan angka pada timbangan. Mengingat tingkat obesitas di Indonesia belum menjadi topik pembicaraan utama, rasanya Fat Tax belum pas jika dilirik oleh maskapai di sini. Terlebih  saat ini, dunia penerbangan Indonesia sedang bergeliat, maskapai satu dan yang lainnya saling berlomba memberika pelayanan terbaik dengan harga tiket murah. So, terbayang kan bagaimana jika ada maskapai yang memberlakukan harga tiket pesawat berdasarkan berat badan.