Amputasi Bukan Jalan Satu-Satunya Sembuhkan Kanker Tulang

Fimela Editor diperbarui 30 Jan 2015, 09:00 WIB

Jakarta Seperti yang munngkin sudah kita ketahui, kanker tulang atau bone cancer atau bone tumor adalah penyakit genetik yang biasa mengancam seseorang berusia 5-20 tahun atau di atas 50 tahun. Umumnya penyakit ini lebih banyak diderita oleh lelaki ketimbang perempuan berbadan tinggi.

Cara penyembuhan kanker tulang memang biasanya mengarah pada amputasi, Fimelova. Namun, beberapa penelitian telah berkembang. Amputasi pun dijadikan jalan terakhir untuk menghilangkan sel kanker ganas ini. dr. Suresh menjadi salah satu yang concern untuk  menyelamatkan tubuh manusia dari bahaya kanker tulang.

Salah seorang penderita kanker tulang di pangkal kaki, Indah Melati, yang juga meluncurkan buku Alien itu Memilihku, berhasil lolos dari maut tanpa harus kehilangan kakinya. Menurut dr. Suresh yang juga menangani Indah, ada tiga treatment yang bisa dilakukan buat pasien penderita kanker tulang.

"Operasi, kemoterapi, dan radiasi. Kombinasi yang biasa dilakukan adalah operasi untuk tahap awal lalu kemoterapi. Terakhir, ada sebagian yang membutuhkan radiasi namun sebagian lainnya tidak," tuturnya. "Operasi di sini mengambil bagian tulang tubuh yang terjangkit kanker tulang lalu menggantinya. Cara paling gampang memang amputasi tapi saya menentang hal tersebut," tambahnya.

FYI, karena kanker tulang (apalagi berjenis Ewing's Sarcoma) ini biasanya terjangkit oleh anak-anak, maka dokter biasanya hanya memberikan obat yang mampu membantu proses pertumbuhan tulang. Sayangnya, bila terjangkit pada orang dewasa yang sudah tidak mengalami proses pertumbuhan tulang, dokter biasnya menggantinya dengan bahan metal.

Untuk melalui tiga treatment yang disebutkan tadi ternyata butuh waktu kurang lebih 1 tahun dan biaya sekitar Rp200 juta. Terdengar mahal? "It's about life saving. If you save a child it could be the next Bill Gates or the next Susilo Bambang Yudhoyono. With children you'll never know," pendapat dr. Suresh

Anyway, setelah kurang lebih menjalani treatment selama 1 tahun, pasien masih harus melalui tahap monitoring selama 5 tahun. Bila dalam jangka waktu itu pasien tidak mengalami keluhan yang serupa, pasien dinyatakan terbebas dari kanker tulang.

Permasalahan yang sering muncul, penyakit kanker mampu kambuh kembali. "Ya, ada kemungkinan muncul kembali tapi sangat jarang terjadi. Dari kasus yang ada, hanya sekitar 4% yang kembali terjangkit. Untuk mencegah penyebaran kanker, dilakukan kemoterapi pada pasien. Sayangnya, ada tumor yang tidak sensitif terhadap kemoterapi," dr. Suresh menjelaskan. "If it grows back again dan lebih besar, kemungkinan amputasi mungkin dibutuhkan dalam kasus ini. Sekali lagi, kasus seperti ini jarang sekali terjadi," tambahnya.

Sedikit berbeda dengan penyakit kanker lainnya, "Penyakit kanker tulang bukan jenis penyakit yang serta-merta bisa di-screening dengan berbagai uji untuk mengetahui apakah seseorang mengidapnya atau tidak. Yang paling penting adalah memperhatikan tubuh kita. Bila memang sering kali bangun di tengah malam karena merasakan sakit di titik tertentu sebaiknya segera periksakan diri ke dokter," jelasnya.

Seperti penyakit membahayakan lainnya, kanker tulang pun mampu merenggut nyawa seseorang.

So, Fimelova, we definitely should be aware of it!