'It's Me', Sentuhan Personal Adjie Notonegoro

Fimela diperbarui 09 Apr 2012, 10:23 WIB
Vemale.com -
Tersangkut masalah hukum dan masuk bui karenanya, tidak membuat Adjie Notonegoro terpuruk. Mengawali karirnya di tahun 1985, setelah mendapat pendidikan fashion di Muller Und Sohn Mode Schulle Dusseldorf, perancang kelahiran Jakarta, 18 Juli 1961 ini malah terus menunjukkan ide – ide brilian dalam koleksi karya terbarunya.

It's memerupakan tajuk pagelaran busana karya Adji Notonegoro 2012. Dengan gaya yang sangat Adjie, dalam gelaran Bazaar Wedding 2012 di hari ketiga, tepatnya Sabtu (7/4), Adjie menampilkan koleksinya yang ditujukan untuk para perempuan Kosmopolitan yang penuh percaya diri dan tahu apa yang ingin dikenakannya.

It's Meadalah koleksi karyanya yang berbeda dari koleksi sebelumnya. Ada pengurangan penggunaan payettes dan sebagai gantinya, butir - butir kristal ditempatkan sebagai aksen kemilau yang gemerlap pada detail aksen desain dan potongan yang luar biasa, yang mewujudkan penampilan anggun dan dramatis.

It's Me, sebuah gaya pribadi yang merupakan pilihan gaya personal yang sangat individu, ditujukan untuk perempuan - perempuan dengan kecantikan yang berkarisma. Koleksi ini terinspirasi gaya pribadi yang kuat dari perempuan - perempuan seperti Grace Kelly, Audrey Hepburn, Rita Hayword, Evita Peron, Lady Diana, ibu Fatmawati Soekarno, ibu Ratna Sari Dewi Soekarno, Ibu Umar Wira Hadikusuma, serta mendiang sang ibunda ibu Ami Djati Prayitno. Tidak ketinggalan gaya red carpet Hollywood masa kini pun juga menjadi sumber inspirasi, menghadirkan gaun-gaun modern yang elegan di antara kebaya-kebaya klasik yang cantik.

It's Me menampilkan karya - karya Adjie Notonegoro dengan pilihan warna - warna yang kuat, multi warna dan solid dengan sentuhan warna hitam dan putih. Koleksi dimulai dengan kebaya – kebaya bergaya klasik, misinya adalah mengembalikan kebaya-kebaya tempo dulu yang mulai ditinggalkan wanita-wanita zaman sekarang. Sejumlah 42 koleksi, 1 kebaya pengantin dan 2 gaun pengantin, koleksi Adjie didominasi dengan warna-warna cerah.

 
Dalam show ini ia mencoba mengedukasi masyarakat bahwa baju tanpa aksen gemerlap pun bisa terlihat mewah. Tergantung bagaimana memadupadankan dengan aksesorisnya. Ia mengaku sedikit terganggu dengan busana yang banyak menggunakan payet.
 
"Saya mengenang ibu Fatmawati Soekarno, ibu Tien Soeharto dengan cara mengembalikan desain kebaya tempo doeloe. Hanya Indonesia yang bisa memadukan baju bridal dengan bunga dan batik," ungkap Adjie.

Menampilkan tiga baju pengantin dengan salah satunya kebaya, dalam 42 koleksi Adjie hanya menampilkan koleksi baju pesta. Dengan penyelesaian total selama 4 bulan, Adjie mengaku, meski di dalam penjara ia masih bisa melakukan pekerjaannya, menyelesaikan pesanan - pesanan pelanggan.

Show terbagi dalam beberapa segmen. Segmen pertama, Adjie menampilkan koleksi kebaya tempo dulu dengan potongan sederhana bermotif terang, bunga - bunga, serta kembang yang indah. Dalam sesi ini juga, para sahabat Adjie juga dihadirkan sebagai model, sebut saja Angel Lelga dengan kebaya putih panjangnya dipadu kain, menyusul pasangan senior, Roy Marteen dan Rima Melati juga Widyawati dan Slamet Raharjo.

Sesi kedua, evening gown hadir dalam gaya Parisian look, rok ballerina mengembang, atau dress pink cerah dengan rok balon dan garis leher yang dibuat seperti bunga merekah. Gaun – gaun panjang dalam warna yang mewah, menghadirkan style Goddess yang anggun dengan warna yang kuat, yaitu hijau, merah, biru, hitam. Satu gaun pengantin dibuat dalam bentuk jubah dengan bodysuit shimmery silver, menjadi “gong” koleksi Adjie saat sang model membuka jubah penuh detail tempelan bunga bertransformasi menjadi tampilan seksi dan menggoda dengan bodysuit silver sebagai penutup acara.

(vem/ana/miw)
What's On Fimela

Tag Terkait