Daripada Aborsi, Kupilih Operasi demi Nyawa Bayi Kembarku

Fimela diperbarui 25 Jun 2015, 12:40 WIB


Dihadapkan pada pilihan sulit, Karen Gregory mencoba untuk tetap memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Wanita 32 tahun ini diberi dua pilihan, menggugurkan kandungannya atau memilih operasi meski harapannya kecil. Meski tahu peluang untuk kedua bayinya bisa lahir dengan selamat kecil, Karen putuskan memilih untuk operasi.

Seperti yang dilansir oleh mirror.co.uk, wanita asal Cranbrook, Exeter ini sangat bahagia ketika tahu ia mengandung bayi kembar. Namun, di minggu ke-20 kehamilannya, dia diberitahu kalau kedua bayi kembarnya terkena twin to twin transfusion syndrome (TTTS) dan sudah masuk dalam stadium tiga. Karen dan pasangannya Kris Beeson (25 tahun) diberi tiga pilihan: mengaborsi kedua bayi, tak melakukan tindakan apapun dan membiarkan kedua bayi meninggal dengan sendirinya, atau melakukan operasi meski peluang kedua bayi selamat hanya 30 persen.

TTTS sendiri adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan distribusi yang tidak merata dari aliran darah di antara sepasang kembar monozigotik (identik) yang berbagi plasenta. Salah satu bayi menerima suplai darah yang lebih sedikit yang dikenal sebagai bayi donor sedangkan bayi kembar satunya yang lebih banyak menerima suplai darah dikenal sebagai bayi resipien. TTTS adalah penyakit yang berat dan progresif karena dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya pada kedua bayi. (sumber: persify.com)



Karen memutuskan untuk memilih jalan operasi karena ia ingin tetap memberi harapan pada kedua bayinya. Operasi laser yang dijalani Karen pun makin sulit karena posisi plasentanya yang ada di depan. Karen mengaku sangat cemas dan tujuh hari setelah operasi itu adalah saat yang paling kritis. Syukurlah, ia masih merasakan jantung kedua janinnya masih berdetak.

Di usia kehamilannya yang memasuki minggu ke-25, air ketuban Karena pecah. Dokter langsung melakukan tindakan agar kedua bayi dalam kandungan tetap berada di dalam kandungan, ini karena kedua bayi tersebut masih butuh cairan dan bertumbuh. Barulah di minggu ke-32 usia kehamilan, Karena berhasil melahirkan sepasang bayi kembar laki-laki.

Leo dan Joshua dilahirkan tanggal 2 Februari 2015. Melalui operasi caesar darurat, keduanya bisa dilahirkan dengan selamat. Meski Karen baru bisa memeluk keduanya dua hari setelah proses persalinan. "Saya berusaha untuk memberikan kontak sentuhan kulit karena ini bisa membantu perkembangan bayi prematur," jelas Karen.

Baru enam minggu kemudian, Leo dan Joshua sudah bisa dibawa pulang. Kini di usia mereka yang masuk ke minggu 18, Leo dan Joshua tak mengalami masalah atau gangguan kesehatan apapun. Bahkan Karen mengaku kalau yang dialami kedua bayinya ini adalah kejadian langka, namun ia sangat bersyukur buah hatinya bisa tumbuh sehat tanpa masalah kesehatan.

Semoga Leo dan Joshua bisa tumbuh jadi anak yang cerdas dan sehat, ya Ladies. Karen jadi contoh sosok ibu yang selalu optimis dan berpikiran positif. Meski ia tahu kalau operasi yang dijalaninya berisiko besar, tapi ia tak ragu karena ia melakukannya demi kebaikan kedua buah hatinya.



 
 
 
 
(vem/nda)