Diary Fimela: Lidya Valensia, Angkat Kekayaan Budaya Indonesia Lewat Bisnis Suvenir

Hilda Irach diperbarui 27 Agu 2021, 17:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Pandemi Covid-19 turut berimbas pada keberlangsungan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Hal ini juga dirasakan oleh pebisnis Lidya Valensia Lyanto, CEO dan Founder dari SOVLO Indonesia, brand suvenir lokal.

Jauh sebelum mendirikan SOVLO, perusahaan inti Lidya yang bergerak di bidang manufaktur barang promosi untuk perusahaan dan suvenir untuk pernikahan, mengalami penurunan omset drastis hingga 70 persen.

“Karena semua event korporasi dan pernikahan ditunda, sementara kami memiliki 40an orang penjahit dan 30 staff kantor yang masih harus dibiayai. Bahkan, kami sempat menjahit masker dan APD untuk dijualkan dan didonasikan, agar para penjahit kami masih tetap bisa menafkahi keluarganya di kampung,” ujar Lidya saat dihubungi langsung oleh tim FIMELA.

What's On Fimela
2 dari 5 halaman

Didorong oleh krisis ekonomi akibat pandemi

Begini cerita Lidya Valensia mendirikan bisnis suvenir lokal (SOVLO) bertemakan kekayaan budaya Indonesia. (Instagram/sovlo.id).

Seiring waktu, Lidya menilai akan sulit bertahan di masa pandemi dengan sistem proyek yang ia jalani saat itu, terlebih lagi MOQ (Minimum Order Quantity) perusahaan Lidya adalah 100 pcs.

“Lalu kami berpikir di saat seperti ini masyarakat pun tidak ada yang ke mall/toko untuk berbelanja, semua mereka lakukan secara online. Kenapa tidak kami membuat brand retail yang orang bisa beli dengan mudah di online dan bisa beli satuan. Kami juga memiliki penjahit yang bisa menjahit segala jenis bentuk barang,” kata Lidya.

Akhirnya dengan keterbatasan yang ada, Lidya meluncurkan brand SOVLO Indonesia tepat pada 1 Juni 2020. Sementara untuk distribusi produk, SOVLO memanfaatkan platform e-commerce.

3 dari 5 halaman

Angkat kekayaan budaya Indonesia melalui suvenir

Begini cerita Lidya Valensia mendirikan bisnis suvenir lokal (SOVLO) bertemakan kekayaan budaya Indonesia. (Instagram/sovlo.id).

SOVLO (Souvenir Lokal), merupakan brand lokal yang memproduksi tas, pouch, pakaian, yang bersifat timeless. Sehingga bisa digunakan sehari-hari. Salah satu ciri khas dari SOVLO adalah keunikan desainnya yang terinspirasi dari kekayaan budaya Indonesia.

Bukan tanpa sebab, Lidya menuturkan dirinya ingin mengangkat kekayaan budaya Indonesia melalui souvenir-souvenir yang dihasilkan oleh SOVLO.

“Inspirasi dari seluruh ilustrasi produk SOVLO berasal dari kekayaan budaya Indonesia. Tema ilustrasi SOVLO juga mengangkat tema-tema local seperti Indonesia Maju, Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh,” ujarnya.

Selain mengangkat tema kekayaan budaya Indonesia, SOVLO juga sempat menyematkan tema-tema inspiratif, seperti Strong Woman yang hadir berdasarkan pengalaman pribadi Lidya, sebagai seorang perempuan tangguh harus mampu bertahan di tengah hantaman pandemi.

“Tema tersebut kami buat untuk saling menguatkan khususnya kepada wanita-wanita Indonesia yang sedang berjuang karena terdampak pandemi. Tema itu ternyata sangat diterima oleh teman-teman SOVLO karena mereka merasa relate dan senasib karena merasakan hal yang sama juga. Bahkan, kami juga mengadakan sharing session dimana mereka bisa menceritakan Strong Woman versi mereka. Tak sedikit pula yang membeli produk tema Strong Woman kami yang lalu diberi kartu ucapan yang isi pesannya untuk saling menguatkan sesama wanita Indonesia,” cerita Lidya.

4 dari 5 halaman

Berdayakan ilustrator Indonesia

Dalam keadaan tak stabil seperti pandemi saat ini, Lidya mengaku dirinya harus pintar-pintar melihat peluang. Agar mampu bertahan, SOVLO pun tak berhenti berinovasi. Salah satu inovasi yang telah digiatkan oleh Lidya adalah meluncurkan kampanye SOVLO x Ilustrator lokal. Kampanye ini tengah dijalankan SOVLO sejak Februari 2021 lalu.

Pada kampanye ini, SOVLO menggandeng para illustrator lokal agar dapat tetap berdaya dan berkarya di masa pandemi. SOVLO mewujudkan karya-karya mereka melalui produk nyata yang dapat dibeli dan digunakan oleh masyarakat Indonesia.

“Kami melihat banyak yang terkena dampak pandemi, kami tidak hanya ingin membantu para penjahit local kami, tapi kami juga ingin membantu para illustrator local di masa pandemi ini,” jelas Lidya

“Kami membantu mereka untuk monetisasi karya mereka, dan mendapatkan mata pencaharian dengan semakin meluaskan sistem distribusi kami, sehingga produk SOVLO bisa dipakai oleh masyarakat seluruh Indonesia, bahkan sampai ke luar Indonesia,” sambungnya.

Total ada 11 orang ilustrator yang berhasil diberdayakan oleh SOVLO yang mana beberapa diantaranya merupakan seorang ibu rumah tangga, pelajar, pekerja kantoran, serta penghobi menggambar yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya melalui bidang ini mereka bisa mendapatkan pendapatan. Bahkan, salah satu dari mereka masih mahasiswa, namun sudah berhasil memperoleh penghasilan lebih dari 45 juta di 3 bulan pertamanya.

5 dari 5 halaman

Produk garansi servis seumur hidup

Begini cerita Lidya Valensia mendirikan bisnis suvenir lokal (SOVLO) bertemakan kekayaan budaya Indonesia. (Instagram/sovlo.id).

Agar mampu survive di tengah pandemi, Lidya mencatatkan beberapa tips yang bisa dilakukan oleh para pelaku usaha. Pertama, menurut Lidya para pelaku usaha harus fleksibel dan dinamis mengikuti perubahan zaman dan trend.

“Kedua, selalu berinovasi dan berkarya. Dan Ketiga, jangan takut atau patah semangat bila mendapati kegagalan atau ada yang tidak berjalan seperti yang diharapkan. Dari hal-hal seperti itu pasti ada pembelajaran yang bisa kita ambil. Membangun suatu bisnis tidak harus dengan modal yang besar. Intinya jangan terlalu lama berpikir dan mencari ide, yang terpenting adalah jalankan dulu! Buat bisnismu menjadi beda dengan kompetitor,” ujar Lidya.

Sebagai informasi, SOVLO juga memberikan layanan garansi servis seumur hidup. Lidya mengungkapkan hal ini semata-mata dilakukannya guna memberikan pelayanan yang terbaik untuk pelanggan SOVLO.

“Kami ingin memberikan produk yang durable yang  dapat mereka gunakan hingga bertahun-tahun lamanya. Kami juga ingin membuktikan bahwa produk yang berkualitas tidak harus melulu mahal,” pungkasnya.

#Elevate Women