IDAI Siagakan Relawan Dokter Spesialis Anak di Daerah Bencana Erupsi Gunung Semeru

Annissa Wulan diperbarui 06 Des 2021, 20:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI mengirimkan sejumlah dokter spesialis anak yang tergabung dalam Satgas Bencana IDAI untuk membantu para tenaga kesehatan di wilayah bencana erupsi Gunung Semeru Jawa Timur. Tim Relawan Satgas Bencana IDAI dan anggota IDAI di wilayah terdekat dikabarkan sudah melakukan penyisiran awal untuk memetakan kondisi kesehatan dan melakukan pelayanan kesehatan bagi korban bencana erupsi Gunung Semeru, khususnya anak-anak.

IDAI juga berkoordinasi dengan pemerintah setempat, fasilitas kesehatan setempat, IDI Cabang, dan Badan Penanganan Bencana di wilayah tersebut, agar bisa memaksimalkan potensi bantuan dari Relawan Satgas Bencana IDAI. Tim Satgas Bencana IDAI dibagi dua ke area terdampak di Lumajang, yaitu Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro.

Ketua Satgas Bencana IDAI Dr Kurniawan Taufiq Kadafi, SpA(K) memimpin penyisiran di Kecamatan Pronojiwo. Ia memaparkan bahwa alur rujukan korban bencana di wilayah tersebut akan dibantu oleh pemerintah kabupaten dan pemerintah Kota Malang.

Penyisiran di wilayah tersebut dilakukan melalui 4 titik pengungsian, yaitu Kantor Desa Oro-Oro Ombo, SDN 2, SDN 4 Oro-Oro Ombo, dan Masjid Oro-Oro Ombo, yang menampung pengungsi dari Desa Supit Urang. Sampai saat ini belum ditemukan korban dewasa dan anak yang mengalami luka bakar.

Dalam penyisiran awal tersebut, Dr Kurniawan Taufiq Kadafi, SpA(K) dan dr Daendy Nova SpA juga sempat membagikan 2.500 masker medis melalui Puskesmas setempat, diberikan langsung ke posko kesehatan dan melakukan pengecekan kesehatan pada pengungsi di wilayah tersebut. Berdasarkan hasil penyisiran tersebut. Dr Kadafi mencatat bahwa wilayah tersebut membutuhkan bantuan air bersih, pembalut, selimut untuk semua usia, dan untuk makanan tidak dianjurkan mie instan karena kekurangan air bersih tadi.

 

 

IDAI siagakan beberapa relawan dokter spesialis anak di daerah bencana erupsi Gunung Semeru. Foto: Document/IDAI.
2 dari 3 halaman

Penyisiran yang dilakukan para relawan dokter

IDAI siagakan beberapa relawan dokter spesialis anak di daerah bencana erupsi Gunung Semeru. Foto: Document/IDAI.

Sedangkan Dr Muhammad Resa, M. Biomed dari Satgas Bencana IDAI, sekaligus anggota IDAI Probolinggo bertugas menyisir wilayah Kecamatan Candipuro Lumajang dan berkoordinasi dengan IDI Lumajang untuk melakukan pelayanan kesehatan segera bagi korban bencana. Di wilayah Kabupaten Lumajang ada 7 posko pengungsian terpusat milik pemerintah kabupaten dan 4 posko pengungsian di wilayah sekitar Candipuro.

Pusat penyaluran bantuan logistik berada di Pendopo Bupati dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lumajang, sebagai koordinator penerimaan dan penyaluran logistik. Bantuan alat kesehatan dan obat-obatan dipusatkan di Dinas Kesehatan Lumajang.

Rata-rata posko pengungsian di sekitar Candipuro berisi 40 hingga 60 anak-anak, di mana total seluruh pengungsian di Candipuro, 40% di antaranya adalah balita. Untuk wilayah Candipuro, seluruh korban bencana yang membutuhkan tatalaksana spesialistik akan dirujuk ke RSUD Pasirian, RS Bhayangkara, dan RSUD Pasirian, sebagai yang terdekat.

Hingga saat ini, Dr Reza mendapati 2 remaja dengan luka bakar tingkat sedang di RSUD Pasirian, sedangkan pasien dewasa masih mendominasi dengan kondisi luka bakar ditangani di beberapa rs rujukan. Berdasarkan penyisiran yang dilakukan, Dr Reza mencatat bahwa pengungsi wilayah Candipuro banyak membutuhkan bantuan pakaian anak-anak, selimut, popok anak, susu formula, makanan bayi, wadah peralatan makanan yang ebrsih, dan peralatan mandi bayi.

3 dari 3 halaman

Rekomendaasi panduan orangtua untuk anak ketika terjadi bencana gunung meletus

IDAI siagakan beberapa relawan dokter spesialis anak di daerah bencana erupsi Gunung Semeru. Foto: Document/IDAI.

1. Orangtua harus tetap memantau dan mematuhi peringatan dari pemerintah selama terjadi bencana. Bila dianjurkan oleh pemerintah untuk segera mengungsi, maka lakukan segera dan lebih awal.

2. Orangtua sebaiknya memantau kualitas udara di lingkungannya terutama yang berhubungan dengan abu vulkanik.

3. Anak sebaiknya bermain dan beraktivitas di dalam ruangan dan cegah anak berantivitas di luar ruangan untuk menghindari hirupan udara abu secara berlebihan.

4. Agar anak tidak bosan, maka sebaiknya orangtua atau anggota keluarga membuat dan mengajak anak membuat permainan di dalam ruangan.

5. Orangtua sebaiknya rutin membersihkan ruangan untuk mencegah paparan abu di dalam ruangan.

6. Jika ada anggota keluarga harus keluar rumah, maka wajib mengenakan masker.

7. Abu letusan gunung berapi dapat menimbulkan iritasi kulit, maka sebaiknya anak menggunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang untuk meminimalisasi kontak dengan abu vulkanik.

8. Selain melindungi tubuh anak dari debu dengan baju tertutup, pakaikan masker pada anak yang sudah bisa menggunakan masker, karea selain untuk mencegah debu terhirup, juga mencegah penularan COVID-19 selama di pengungsian.

9. Untuk menghindari iritasi mata akibat abu letusan yang pekat, maka anak bisa menggunakan kacamata.

10. Sebelum mengungsi, orangtua sebaiknya menyiapkan obat-obatan emergensi dan perlengkapan emergensi dalam satu tas darurat.

11. Hindari mengungsi di daerah hilir letusan dan sebaiknya mengungsi di posko yang sudah ditetapkan pemerintah.

12. Tetap disiplin menjaga protokol kesehatan selama di pengungsian.

#Elevate Women