Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto Mengatakan Kasus Covid-19 Luar Jawa-Bali Mulai Melandai

Fimela Reporter diperbarui 08 Mar 2022, 21:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Angka reproduksi kasus efektif kasus konfirmasi harian Covid-19 di luar Jawa-Bali tercatat mengalami penurunan yang signifikan hampir di seluruh pulau. Di mana pada 23 Februari lalu terdapat 19.807 kasus dalam satu hari, kini per 6 Maret 2022 tercatat terdapat 8.158 kasus Covid-19, dikutip dari Liputan6.com Selasa, (08/03/2022)

Hal tersebut seperti yang disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers PPKM, Senin (7/3/2022).

“Dari kasus konfirmasi harian di luar Jawa Bali telah menunjukkan penurunan per 6 Maret sebanyak 8.158 kasus dan per 23 Februari yang lalu adalah 19.807 kasus. Pada waktu itu puncaknya pada 23 Februari,” kata Airlangga, dikutip dari Liputan6.com Selasa, (08/03/2022)

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Puncak kasus aktif terjadi pada 3 maret

Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Miroslava Chrienova via Pixabay

Sementara itu, dikutip dari Liputan6.com Selasa, (08/03/2022), secara kasus aktif puncaknya terjadi pada 3 Maret lalu sebanyak 183.482 kasus, yang kemudian turun menjadi 171.217 kasus pada 6 Maret

Adapun hingga Maret, kasus kematian tercatat ada 91 kasus dan sebagian besar adalah yang memiliki komorbid, lansia dan belum vaksinasi lengkap.

Lebih lanjut,  terdapat 3 provinsi di Luar Jawa-Bali yang tingkat bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidurnya masih tinggi, tetapi masih terkendali.

Diantaranya, Sumatera Utara kasus Covid-19 21.338 BOR nya 37 persen dengan konversi 21 persen, Kalimantan Timur kasus aktif 15.603 dan BOR-nya 44 persen dengan konversi 25 persen, serta Sulawesi Selatan kasus aktif 15.131 dan BOR-nya 31 persen dengan konversi 18 persen.

3 dari 3 halaman

Isolasi

ilustrasi isolasi mandiri (sumber: freepik)

Di samping itu, pemerintah tetap menyediakan isolasi terpadu sebanyak 36.470 tempat tidur, namun hanya 10 persen yang terisi

Terdapat 9 provinsi lainnya yang memiliki tingkat BOR daripada isoternya nol dan beberapa yang isoternya masih tinggi, yaitu Kalimantan Timur 49 persen dan Kepulauan Riau 33 persen.

“Jadi beberapa provinsi telah lewat Puncak kasus itu ada dalam tren penurunan, yaitu Sulawesi Utara, Papua, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Kepulauan Riau dan Lampung beserta Riau. Yang masih naik di Kalbar dan NTT,” pungkasnya, dikutip dari Liputan6.com Selasa, (08/03/2022)

*Reporter: Jeihan Lutfiah Zahrani Yusuf 

#Women For Women