5 Cara Tegarkan Diri saat Merasa Diabaikan Sendirian

Endah Wijayanti diperbarui 31 Mei 2022, 17:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Jujur saja pasti rasanya menyakitkan saat kita diabaikan. Apalagi saat kita sudah berusaha bersikap baik pada orang lain, tapi ternyata perlakuan orang tersebut tidak menyenangkan. Maka, kita bisa merasa sakit hati karena diabaikan.

Menyikapi perasaan dibaikan sendirian bisa cukup sulit dilakukan. Ingin marah, tapi bingung cara menyampaikannya. Ingin menuntut sesuatu, tapi sulit juga harus memulai dari mana. Ingin menyalahkan, tapi itu malah bisa memperburuk keadaan. Ketika mengubah orang lain di luar kendali diri kita, maka kita perlu mengatur cara kita merespons keadaan dan membuat hati kita lebih tegar lagi.

 

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Terima Sensitivitas Diri Sendiri

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Tirachard

Ketika kita merasa diabaikan, kadang kita malah menyalahkan diri sendiri karena menganggap diri kita terlalu sensitif. Namun, pada dasarnya tiap orang punya sensitivitas masing-masing. Mengutip buku How to Respect Myself, orang-orang yang menjadi sensitif akan mudah terpengaruh oleh rangsangan kecil yang biasanya tidak dihiraukan. Sehingga, mereka cenderung tidak bisa melupakan adegan ketika orang lain membicarakan sesuatu atau memasang raut wajah tertentu. Ketika kita diabaikan orang lain, kita bisa merasa sangat tersinggung. Sebelum kita makin menyalahkan diri sendiri atau keadaan, ada baiknya menerima sensitivitas tersebut terlebih dahulu.

3 dari 6 halaman

2. Ganti Kenapa dengan Bagaimana

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/xmee

Daripada terus menerus bertanya, "Kenapa aku diabaikan?" ada baiknya menggantinya dengan pertanyaan, "Bagaimana cara terbaikku merespons keadaan ini?" Ketika kita diabaikan oleh seseorang, wajar jika kita penasaran dengan alasan dia mengabaikan kita. Ya, wajar jika kita butuh kejelasan. Namun, yang tak kalah penting adalah menggantinya dengan upaya kita untuk merespons keadaan yang ada. Sehingga kita bisa lebih fokus menata perasaan dan ekspektasi supaya tidak makin merasa tersisihkan atau terkucilkan.

4 dari 6 halaman

3. Pahami bahwa Tiap Orang Punya Watak dan Kepribadian Masing-Masing

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/PRImageFactory

Saat ada orang lain mengabaikan kita padahal kita sudah berusaha melakukan segala sesuatunya dengan baik, maka fokus kita adalah tetap berbuat baik. Respons dan cara orang lain menerima dan menanggapi hal yang kita lakukan berbeda-beda, dan itu adalah hal yang wajar. Jadi, lebih baik kita fokus memperbaiki sikap kita untuk bisa membiasakan diri menyikapi perbedaan watak dan kepribadian orang lain.

 

 

 

 

5 dari 6 halaman

4. Apresiasi Diri Sendiri Sebaik Mungkin

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/nut_foto

Bukan berarti egois atau narsis, tetapi sesekali kita perlu mengapresiasi diri sebab pada kenyataannya kita sudah melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan. Walau ada orang yang mengabaikan kita, selama kita masih bisa menghargai diri kita dengan utuh maka kita bisa senantiasa menemukan kekuatan untuk bertahan di masa sulit. Masih memilih untuk bertahan di saat sedang terpuruk pun sudah merupakan sebentuk keberanian yang luar biasa.

6 dari 6 halaman

5. Ciptakan Kebahagiaan Sendiri

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/PRImageFactory

Tak harus menunggu pujian atau pemujaan dari orang lain untuk membuat kita bahagia. Kita bisa bahagia dengan cara-cara sederhana yang bisa kita lakukan. Saat kita merasa diabaikan, lalu butuh penghiburan maka kita perlu melakukan sesuatu yang bisa mendatangkan kebahagiaan untuk diri kita sendiri. Makin dewasa, kita akan makin menyadari bahwa untuk bisa bahagia kita perlu mengupayakannya sendiri.

Sedih, kesal, atau marah karena diabaikan memang hal yang wajar. Namun, jangan sampai kita terus terpuruk dalam suasana hati yang negatif, ya. Yakinlah kita semua pasti punya hati yang kuat dan jiwa tegar menghadapi segala situasi yang ada.

#WomenforWomen