Fimela.com, Jakarta Di tengah ketatnya persaingan merek fashion di pasaran Indonesia mulai dari merek lokal hingga internasional, Adhidarma Sudrajat berusaha menemukan celah bisnis yang tetap bisa bersaing. Pemuda asal Bandung yang kerap dipanggil Adi ini akhirnya muncul dengan ide bisnis preferensi lokal yang segar, yakni bisnis sport hijab.
Awal mula bisnis Adi ini ketika ia dengan jeli melihat potensi Indonesia sebagai negara berpopulasi muslim terbesar di dunia. Salah satu celah bisnis menarik muncul dikepalanya yaitu adanya kebutuhan spesifik dari konsumen muslim dalam berolahraga. Atas dasar itu, Adi memulai riset dan pengembangan produk hijab sport pada tahun 2015.
Setelah dua tahun lamanya proses pengembangan, akhirnya Adi resmi mendirikan Noore Sport pada tahun 2017. Dalam waktu setahun, Noore Sport berhasil memiliki dua belas toko offline sport hijab yang tersebar di seluruh Indonesia dan satu distributor di Malaysia. Tidak hanya itu, brand ini juga sukses menjadi official sport hijab di ajang Asian Games 2018.
Menghadirkan activewear berkualitas
Adi mengungkapkan bahwa Noore Sport hadir sebagai activewear berkualitas dan dikembangkan dengan berdasarkan prinsip 4k. 4k merupakan singkatan dari kesopanan, keindahan, kenyamanan, dan kesehatan. Dalam mewujudkannya tersebut Adi berdiskusi dengan beberapa pemangku kepentingan.
“Noore Sport melakukan focus group discussion dengan berbagai pemangku kepentingan seperti atlet nasional, desainer, dokter bahkan tokoh agama untuk memastikan prinsip 4K tersebut terimplementasi dengan baik pada setiap produknya”, tutur Adi.
Untuk memastikan setiap produk aman bagi pemakainya, Noore Sport telah menggunakan beberapa teknologi untuk memaksimalkan performa pemakainya. Teknologi tersebut yakni, teknologi UV guard, Air Tech, Nano Guard, dan Termal Tech.
Taktik sukses bertahan saat pandemi
Pandemi COVID-19 pada tahun 2020 menjadi pukulan besar dalam penjualan dari Noore Sport. Brand ini terus tidak kehabisan ide untuk membuat bisnis tetap bertahan. Kemudian, Noore Sport akhirnya memutuskan untuk mengganti strategi penjualan.
Toko offline yang tadinya tersedia dalam 12 outlet, difokuskan menjadi satu toko saja. Dan semua penjualan lebih digencarkan dipenjualan online. Promosi berbasis online pun mulai difokuskan pada kanal-kanal online seperti di situs website dan memanfaatkan marketplace.
Sukses bertahan dan tingkatkan profit dengan strategi penjualan online
Penggunaan kanal online ini memunculkan kebutuhan akan pembayaran online yang tidak merepotkan pelanggan. Saat itu Adi selaku founder memilih Midtrans sebagai partner layanan payment gateway untuk Noore Sport.
Dengan memanfaatkan layanan dan fitur digital dari marketplace Tokopedia, Noore Sport berhasil mendorong peningkatan pendapatan pasca pandemi sebanyak 14,55% secara year-on-year pada Juni 2022.
“Bahkan profit Noore Sport meningkat sekitar 18% pasca pandemi karena adanya efisiensi yang signifikan,” tambah Adi. Penggunaan teknologi pembayaran ini telah mendapat kepercayaan pendanaan eksternal dari salah satu startup di Indonesia pada tahun 2021.
Tidak hanya itu, keberhasilan Noore Sport dalam membangun brand dan bisnisnya membuatnya dinilai telah menjadi market leader pada kategori modest activewear untuk direct-to-consumer brand di tanah air.
Pesan untuk calon enterpreneur agar berani memulai
Dalam Kelas Maju Digital yang diselenggarakan grup GoTo, Adi berbagi sejumlah strategi dalam mengembangkan bisnis Noore Sport. Bukanlah hal yang mudah untuk memimpin Noore Sport, Adi bercerita ada banyak tantangan yang harus dilalui sepanjang perjalanan membangun bisnis.
Namun, justru tantangan untuk mengubah masalah menjadi peluang itulah yang memunculkan keseruan tersendiri. Adi berpesan bagi para calon entrepreneur yang mau mulai berbisnis untuk berani memulai.
“Karena kita sudah dianugerahi kemampuan berpikir oleh yang maha kuasa dan itu adalah modal yang lebih dari cukup untuk kita berikhtiar memulai bisnis sendiri,” pungkas Adi.
*Penulis: Tasya Fadila.