Pentingnya Mengganti Sikat Gigi setelah Sakit

Annissa Wulan diperbarui 28 Mar 2023, 07:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Setelah sakit, kamu mungkin terbiasa membersihkan seisi ruangan kamar atau rumah. Mengganti seprai tempat tidur, mencuci pakaian, dan menyeka permukaan benda-benda di sekitar adalah hal-hal yang biasa dilakukan oleh banyak orang, setelah sakit.

Bagaimana dengan mengganti sikat gigi setelah sakit, haruskah hal ini dilakukan? Menurut Dr. Gary Liu, seorang dokter gigi anak di Kind Smiles di California, hal ini sangat penting dilakukan, terutama jika kamu berurusan dengan infeksi seperti herpes mulut, flu, radang tenggorokan, bahkan flu biasa.

Kuman bisa hidup di sikat gigi antara 24 jam hingga beberapa minggu, tergantung pada jenis penyakit atau bakteri tertentu. Ada juga risiko kecil untuk terinfeksi ulang, jadi lebih baik mencegah daripada mengobati.

Selain itu, ternyata disarankan untuk tidak menutup kepala sikat gigi, biarkan sikat berada di ruang terbuka. Mayoritas bakteri yang hidup di sikat gigi mati jika ada oksigen, setelah sikat gigi kering, sebagian besar bakteri akan hilang.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Ini pentingnya mengganti sikat gigi setelah sakit

Ilustrasi cara menyikat gigi untuk anak. Credits: pexels.com by cottonbro

Atau jika kamu tidak ingin membuang sikat gigi, kamu bisa mendisinfeksinya. Rendam sikat gigi dalam obat kumur antibakteri, larutan soda kue, atau larutan cuka.

Untuk membersihkan sikat gigi setiap hari, alirkan kepala sikat di bawah air panas, gosokkan ibu jari di sepanjang bulu sikat, lalu bilas dengan air lagi. Biarkan mengering, jangan ditutup.

American Dental Association menyarankan untuk mengganti sikat gigi setiap tiga bulan karena bulu yang aus dan akumulasi mikroba dari waktu ke waktu. Ide yang sama berlaku untuk sikat gigi elektrik, ganti kepala setiap 3-4 bulan sekali.