Mengenal Trauma Masa Kecil dan Efek dari Helicopter Parenting

Fimela Reporter diperbarui 14 Jul 2023, 16:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Masa kanak-kanak merupakan periode yang penting dalam pembentukan kepribadian dan perkembangan seseorang. Namun, tidak semua anak memiliki pengalaman masa kecil yang sehat dan penuh cinta. Trauma masa kecil dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk pengasuhan yang berlebihan atau istilah "helicopter parenting".

Dilansir dari Verywell Family, helicopter parenting melibatkan pengawasan yang berlebihan, keterlibatan yang terlalu intensif, dan upaya berlebihan untuk melindungi anak-anak dari segala risiko dan ketidaknyamanan. Meskipun dilakukan dengan niat baik, helicopter parenting bisa berdampak jangka panjang pada psiksis anak bahkan meninggalkan bekas trauma dan efek yang terus terasa saat mereka dewasa.

Berikut ini adalah beberapa efek dari helicopter parenting yang dapat memengaruhi anak pada usia dewasa:

1. Kesulitan mengatasi emosi sendiri

Salah satu efek yang mungkin terjadi adalah ketergantungan emosional yang berlebihan. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan helicopter parenting mungkin mengalami kesulitan dalam mengatasi emosi mereka sendiri, mengatur stres, dan menghadapi tantangan kehidupan. Selain itu, mereka juga cenderung bergantung pada orangtua untuk mengambil keputusan, menyelesaikan masalah, dan mengatasi konflik. Hal inilah yang dapat menjadi penghambat perkembangan kemandirian dan kemampuan mengambil tanggung jawab di masa depan.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

2. Sulit membangun relasi

Helicopter parenting dapat membuat anak sulit berkomunikasi dan membangun relasi dengan orang lain. Foto: Shutterstock.

Dilansir dari Verywell Family, anak-anak yang terlalu diawasi oleh orangtua cenderung mengalami keterbatasan dalam berinteraksi dengan teman sebaya ataupun orang lain. Hal ini dapat disebabkan oleh pengawasan yang berlebihan dan kontrol yang dilakukan oleh orangtua, sehingga anak kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosialnya.

Akibatnya, anak-anak yang terlalu diawasi ini dapat mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dengan teman sebaya dan orang lain. Selain itu, mereka mungkin kurang terampil dalam memahami dan membaca emosi orang lain, tidak memiliki keterampilan dalam memulai dan mempertahankan percakapan, serta mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah interpersonal.

3 dari 3 halaman

3. Kesulitan mengatasi masalah pribadi

Helicopter parenting dapat membuat anak kesulitan mengatasi masalah pribadi. Foto: Antony Tan/ Unsplash.

Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan helicopter parenting mungkin mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah mereka sendiri, seperti stres terhadap tantangan kehidupan. Hal ini dikarenakan mereka memiliki kecenderungan bergantung pada orangtua untuk mengambil keputusan, menyelesaikan masalah, dan mengatasi konflik. Akibatnya, hal tersebut dapat menghambat perkembangan, kemandirian, dan kemampuan mengambil tanggung jawab di masa depan.

Penting untuk diingat bahwa helicopter parenting tidak selalu berasal dari niat yang buruk. Orangtua yang terlibat dalam helicopter parenting mungkin memiliki keinginan yang kuat untuk melindungi dan membantu anak-anak mereka, namun sering kali tanpa menyadari konsekuensi jangka panjang yang mungkin terjadi.

Untuk mengatasi efek dari helicopter parenting, penting bagi orangtua untuk memberikan ruang dan kebebasan kepada anak-anak untuk mengembangkan kemandirian mereka, mengatasi tantangan, membuat keputusan sendiri, dan belajar dari kesalahan mereka. Disamping itu, dalam kasus trauma masa kecil yang lebih serius, penting untuk mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau terapis, untuk membantu proses pemulihan diri menjadi yang lebih baik.

 

*Penulis: Amelia Septika.