5 Ciri Anak Hiperaktif yang Perlu Diketahui

Fimela Reporter diperbarui 09 Nov 2023, 18:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Masa anak-anak merupakan masa ketika anak sedang aktif-aktifnya. Mereka akan bebas bermain dan bercengkrama dengan teman-teman sebayanya. Namun, terdapat sebuah kondisi yang dinamakan sebagai hiperaktif. Hiperaktif adalah kondisi ketika anak bergerak aktif secara tidak biasa atau tidak normal. Situasi ini membuat anak tidak bisa diam, mudah terganggu, dan bersikap agresif. 

Dilansir dari Very Well Health, penyebab umum dari hiperaktif adalah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), yaitu kondisi gangguan perkembangan saraf yang bisa terjadi pada anak-anak. Gangguan ini akan menyebabkan anak merasa kesulitan untuk fokus dan memusatkan perhatian mereka. ADHD dapat didiagnosis saat usia muda. Meskipun demikian, penyebab dari kondisi hiperaktif sebenarnya beragam. Seperti gangguan otak, gangguan psikologis, penggunaan obat, atau hipertiroidisme.

Ada beberapa tanda yang bisa diperhatikan apabila anak hiperaktif. Diketahui dari sejumlah sumber, berikut diantaranya:

2 dari 6 halaman

1. Lebih Banyak Berbicara

Berbicara secara berlebihan dapat menjadi tanda anak hiperaktif/copyright freepik

Salah satu tanda yang tampak yaitu anak sering kali berbicara di luar gilirannya, misalnya dengan mengucapkan jawaban sebelum pertanyaan selesai. Di sisi lain, anak juga dapat mengatakan sesuatu yang tidak jelas. Mereka akan aktif berbicara baik kepada teman, maupun pada guru. Kebiasaan untuk berbicara secara berlebihan ini membuat mereka sering menyela percakapan orang lain.  

3 dari 6 halaman

2. Kesulitan untuk Duduk Diam dan Tenang

Anak hiperaktif akan merasa kesulitan untuk diam karena selalu aktif bergerak/copyright freepik

Kebiasaan lainnya yang dapat terlihat, yakni adanya kesulitan untuk tetap duduk di tempat duduk. Rasa gelisah dapat memengaruhi sebagian besar anak sehingga mereka sering menggeliat atau mengetuk-ngetukkan tangan dan kaki. Bahkan, anak dapat berkeliaran di sekitar kelas karena tidak bisa diam dalam waktu yang lama. Hal ini bisa membuat orang-orang merasa terganggu. Apalagi, kebiasaan tersebut membuat anak akan kesulitan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang tenang, seperti dalam kegiatan membaca.  

4 dari 6 halaman

3. Kesulitan untuk Menunggu Giliran

Anak yang hiperaktif sulit untuk mengendalikan diri dan dapat menyela orang lain/copyright freepik/standret

Kesulitan untuk mengendalikan diri dapat membuat anak suka mengganggu atau menyela orang lain. Tak hanya menyela percakapan, anak juga tidak dapat menunggu giliran mereka dalam permainan.  Mereka akan menunjukkan tanda tidak sabar saat harus mengantri. Kebiasaan ini semakin lama dapat membuat anak bersikap agresif. 

5 dari 6 halaman

4. Kesulitan untuk Berkonsentrasi

Kesulitan untuk fokus dan mudah teralihkan dapat termasuk pada ciri anak hiperaktif/copyright freepik

Karakteristik umum dari hiperaktif selanjutnya adalah mudah untuk terganggu dengan sesuatu. Hal ini membuat anak merasa sulit untuk menyelesaikan tugas. Mereka akan dengan mudah menunjukkan ketertarikan pada berbagai macam proyek dan hal menarik yang ada di sekitarnya. Di samping itu, anak juga dapat mudah lupa dengan tugas yang harus diselesaikan hingga lupa menaruh barang di suatu tempat. 

6 dari 6 halaman

5. Dapat Bersikap Impulsif

Anak dapat bertindak tanpa memikirkan risikonya/copyright freepik/YuliiaKa

Anak hiperaktif sering didorong oleh keinginan mereka untuk selalu bergerak tanpa menyadari bahwa mereka tidak mengikuti instruksi atau telah membahayakan diri sendiri. Anak dapat melakukan sesuatu yang tidak aman untuk mendapatkan perhatian. Hal ini terjadi karena adanya kesulitan untuk mengendalikan emosi dan keinginan untuk bertindak tanpa berpikir panjang. 

Anak yang hiperaktif tak jarang dapat membuat orang tua hingga guru merasa kesulitan untuk menanganinya. Semakin lama, orang tua pun turut merasakan kecemasan hingga tertekan. Perlu untuk diingat bahwa tiap anak memiliki tingkat energi yang berbeda-beda. Untuk memastikannya secara lebih lanjut, Mom dapat berkonsultasi pada ahlinya agar mendapatkan penanganan yang lebih baik. 

 

Penulis: Syifa Azzahra