Tips Mengajari Anak Berbagi Kebaikan di Bulan Penuh Keberkahan

Karina Alya diperbarui 25 Mar 2024, 14:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Bulan Ramadan adalah bulan yang istimewa bagi umat Islam. Bulan Ramadan menjadi bulan yang penuh berkah dan orang berbondong-bondong untuk berbuat kebaikan. Berbagai gestur kebaikan terhadap sesama terpancar di bulan yang penuh berkah ini, seperti berbagi makanan sahur kepada yang membutuhkan hingga memberikan takjil secara cuma-cuma bagi para tunawisma.

Kebaikan adalah hal dasar yang dimiliki semua manusia. Namun, dibutuhkan latihan sejak dini agar kebaikan dapat terpupuk dengan baik. Peran orangtua memiliki kendali yang besar dalam bagaimana anak-anak memahami dan nantinya mengaplikasikan kebaikan ke dalam kehidupan mereka. Dilansir dari Parents, berikut adalah 6 langkah untuk ajari sang buah hati berbuat baik kepada sesama!

2 dari 3 halaman

Beri pemahaman tentang apa itu “baik”

Tanamkan apa itu "baik" pada anak. (Foto: Pexels/Vie Studio)

Sebelum mengajari bagaimana cara berbuat baik, Sahabat Fimela harus menanamkan terlebih dahulu makna dari “baik”. Mengutip Kelli Harding, M.D., seorang psikiater dan penulis The Rabbit Effect:Live Longer, Happier, and Healthier With the Groundbreaking Science of Kindness, empati adalah sesuatu yang sudah tertanam di dalam diri manusia. Maka dari itu, secara intuitif, manusia dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

Jika empati berarti kita dapat memahami orang lain, maka kasih sayang adalah bentuk perbuatan dari pemahaman tersebut. Saat anak-anak berusia 3, 4, dan 5, itulah saat yang tepat untuk mulai membuka pembicaraan tentang kebaikan. Sahabat Fimela dapat mulai menjelaskan bahwa kita berlaku seperti bagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang lain. Jika kita ingin diperlakukan baik, maka kita harus berlaku baik juga ke orang lain. Dengan pandangan ini, anak-anak akan mudah mengerti apa itu kebaikan secara perlahan. 

Ajak anak berimajinasi

Ajak anak untuk membayangkan bagaimana rasanya menjadi orang lain. Tanyakan pada anak hal-hal yang berkaitan dengan “bagaimana rasanya?” akan membantu bagaimana mereka melihat sesuatu. Ajak anak untuk seolah-olah merasakan bagaimana rasanya jika ia jatuh, lalu tangannya terantuk kayu, dan apa yang ia harapkan jika ia berada di posisi tersebut. Berikan berbagai opsi skenario yang dapat membangun empati anak, sehingga nanti akan datang saat anak secara otomatis akan bertindak terhadap sesuatu berdasarkan empatinya.

Beri contoh bagaimana menjadi “baik”

Anak-anak adalah peniru yang andal. Pastikan Sahabat Fimela mencontohkan bagaimana caranya berbuat kebaikan. Sejak anak-anak masih di usia dini, Sahabat Fimela dapat mulai mencontohkan berbagai kebaikan dari hal-hal sederhana. Saat anak-anak mulai beranjak dewasa, mereka akan semakin memperhatikan bagaimana orangtua berbagi kebaikan dengan orang lain. Hal-hal sederhana seperti mematikan ponsel saat sedang berbicara dengan orang lain atau mengucapkan maaf, permisi, dan terima kasih di setiap kesempatan.

Selain mencontohkan bagaimana berbuat baik terhadap sesama, pastikan juga Sahabat Fimela berbuat baik pada anak-anak. Berikan kasih sayang yang cukup bagi anak, terlebih jika terdapat lebih dari satu anak, pastikan mereka mendapatkan kasih sayang dan perlakukan yang sama rata tanpa membeda-bedakan.

3 dari 3 halaman

Mendorong anak untuk melakukan hal-hal baik

Orangtua dapat mendukung anak untuk melakukan kebaikan melalui berbagai hal. (Foto: Pexels/RDNE Stock project)

Terus dotong anak untuk berbuat kebaikan, seperti terlibat dalam kegiatan sukarela atau berbagi kepada sesama. Membantu teman sebaya juga dapat menjadi salah satu cara berbuat baik kepada orang lain. Ajari anak untuk membantu temannya yang sedang mengalami kesulitan di kelas, baik itu urusan akademik maupun nonakademik. Tumbuhkan juga etika dasar pada anak, seperti mengucapkan “permisi” saat meminta izin, “maaf” saat berbuat salah atau ingin menginterupsi, dan “terima kasih” saat sudah menerima bantuan atau kebaikan dari orang lain.

Hal-hal sederhana ini nantinya akan menjadi sesuatu yang besar di kemudian hari. Terus dorong anak untuk berbuat kebaikan dan jangan berlebihan dalam memarahi jika ia berbuat kesalahan. Bangunlah kondisi positif di sekitarnya agar ia terus bersemangat untuk menyebarkan kebaikan.

Beri pemahaman bahwa berbuat baik tidak selalu mudah

Berbuat baik tidak selalu mudah untuk dilakukan. Cukup sulit untuk berbaik hati dengan teman yang menyebalkan. Sulit pula untuk berbagi mainan dengan saudara yang selalu membuat ulah. Namun, tanamkan pada pemahaman anak bahwa kita harus selalu berbuat baik walaupun sulit. 

Saat anak berbuat salah, pastikan ia meminta maaf atas kesalahannya. Pada dasarnya, keberanian untuk meminta maaf adalah sebuah kebaikan juga. Meminta maaf tidak menjadikan kita orang yang lemah, justru itu menjadikan kita sebagai orang yang berani dan bijaksana.

Beri pemahaman tentang dampak dari perbuatan baik

Setiap perbuatan pasti memiliki dampak. Walaupun dalam berbuat baik, sebaiknya tidak mengharapkan apapun sebagai imbalan. Tetap saja, anak-anak harus diajarkan bagaimana rasanya untuk menerima hal-hal baik bagi diri mereka. Dengan demikian, mereka akan semakin mengetahui bahwa sebuah tindakan yang baik akan menghasilkan dampak yang baik juga.  Nantinya, kebaikan akan memberikan manfaat bagi semua orang, yang berbuat dan yang menerima, dalam berbagai cara yang berbeda. 

 

Penulis: Karina Alya.

#Unlocking The Limitless