Fimela.com, Jakarta Ada kalanya suatu hubungan bisa terlihat begitu sempurna di mata orang lain. Kalian tidak pernah bertengkar besar, selalu mengunggah foto mesra di media sosial, dan saling memberi perhatian. Namun diam-diam, kamu selalu merasa seperti ada sesuatu yang kurang. Entah kenapa, rasa hangat dan nyaman yang dulu pernah begitu kuat setiap kali bersama pasangan kini mulai terasa dingin dan hambar.
Bukan karena hubungan itu toxic atau penuh konflik. Hanya saja, kamu merasa lebih sering berpura-pura bahagia saat bersamanya, berpura-pura semangat saat kalian akan bertemu, serta banyak lagi kepura-puraan lain yang membuatmu kelelahan sendiri secara emosional. Kabar buruknya, emosi yang kamu rasakan ini mungkin bukan sekadar ‘bosan’ atau ‘lagi tidak mood’. Hal ini bisa saja terjadi karena ada hal-hal kecil dalam hubungan yang selama ini kamu abaikan, menumpuk, hingga akhirnya memengaruhi perasaanmu terhadap pasangan dan hubungan itu sendiri.
Berikut ini lima alasan umum kenapa hubungan yang tampak baik di permukaan bisa membuatmu merasa tidak benar-benar bahagia.
What's On Fimela
powered by
Kamu Tidak Bisa Menjadi Diri Sendiri
Saat kamu merasa harus selalu menyaring kata-kata, menyesuaikan hobi, atau menyembunyikan emosi agar pasangan tidak merasa terganggu, kebiasaan itu perlahan bisa menjadi beban emosional. Padahal, hubungan yang sehat seharusnya memberimu ruang untuk bertumbuh ke arah yang lebih baik, alih-alih menekan bagian dari dirimu demi menyenangkan pasangan. Ketika kamu lebih sering menahan diri dibanding mengekspresikan apa yang kamu rasakan dan pikirkan, maka perasaan bahagia dalam hubungan bisa terkikis secara perlahan.
Koneksi Emosional yang Mulai Melemah
Koneksi emosional adalah fondasi dari hubungan yang kuat dan harmonis. Meskipun kamu dan pasangan rutin menghabiskan waktu bersama, tapi jika percakapan kalian tidak lagi bermakna, tidak ada rasa ingin tahu satu sama lain, atau kamu merasa kesepian meskipun sedang bersama, maka ada kemungkinan koneksi kalian mulai melemah. Perasaan seperti ini sangat umum terjadi, terutama ketika hubungan sudah berjalan lama tanpa pembaruan emosional yang memadai.
Terlalu Banyak Ekspektasi Dalam Hubungan
Apakah kamu merasa lebih sering menjalani ‘tugas’ sebagai pasangan ketimbang menikmati hubungan itu sendiri? Misalnya, kamu merasa harus selalu menjadi pendengar yang baik, sosok yang sabar, atau bahkan penyelesai masalah, tanpa mendapatkan dukungan yang setara ketika kamu sendiri sedang membutuhkan sandaran.
Jika iya, bisa jadi hubunganmu selama ini dibangun berdasarkan ekspektasi sepihak, alih-alih dilandasi oleh kerja sama dan saling pengertian. Ketidakseimbangan seperti ini membuat hubungan lebih terasa seperti beban tanggung jawab, bukan sebagai ruang aman untuk saling berbagi, bertumbuh, dan beristirahat secara emosional.
Kalian Tidak Lagi Bertumbuh Bersama
Kebahagiaan dalam hubungan tidak hanya soal bertahan di tengah tantangan, tapi juga tentang bagaimana kamu dan pasangan berkembang bersama. Ketika kamu mulai merasa stagnan di satu fase atau tidak lagi bisa membayangkan masa depan bersama karena arah hidup yang berbeda, wajar jika kebahagiaan perlahan memudar.
Hubungan yang sehat idealnya memberikan ruang untuk saling mendukung, mendorong impian masing-masing, dan tumbuh sebagai individu maupun pasangan. Tanpa pertumbuhan bersama, hubungan bisa terasa hampa meski tampak stabil di permukaan.
Menyimpan Luka yang Belum Disembuhkan
Kadang, perasaan tidak bahagia tidak selalu datang dari apa yang terjadi hari ini, melainkan dari luka yang belum sempat benar-benar kamu hadapi. Ini bisa berupa trauma dari hubungan sebelumnya, pengalaman ditinggalkan, ketidakpercayaan yang masih melekat, atau bahkan konflik dalam hubungan saat ini yang belum selesai secara emosional.
Kamu mungkin tampak kuat dan ‘baik-baik saja’ di luar, tetapi di dalam hati masih menyimpan rasa sakit yang tidak terucap. Bertahan dalam hubungan sambil membawa beban luka masa lalu bisa membuatmu merasa lelah tanpa kamu sadari, sesehat apapun hubungannya. Maka dari itu, cobalah untuk ‘selesai’ dengan diri sendiri, sebelum memulai hubungan dengan orang lain karena mereka juga berhak mendapatkan cinta yang utuh dan sehat.
Sahabat Fimela, hubungan yang terlihat baik di mata orang lain tidak selalu berarti sehat dan membahagiakan bagi mereka yang menjalaninya. Jadi, jangan ragu untuk mengakui dan menghadapi perasaanmu sendiri karena kamu berhak atas hubungan yang benar-benar membuatmu merasa aman dan dicintai.
Because every female is Fimela.