10 Cara Ampuh Belajar Berkata “Tidak” Tanpa Merasa Bersalah

Vallerie Angelique EffendiDiterbitkan 02 September 2025, 18:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Pernahkah kamu merasa terjebak dalam situasi saat ingin berkata “tidak”, tetapi mulut justru berkata “iya”? Hal ini umum terjadi bagi banyak orang karena rasa takut, malu, atau harga diri yang digantungkan pada orang lain. Terdapat keinginan untuk terus menyenangkan orang lain dan takut mengecewakan. Hal ini dapat menambah beban dan tekanan kepada diri sendiri apabila selalu dilakukan. 

Menolak permintaan orang atau tidak menyetujui pernyataan orang lain bukan berarti egois dan tidak peduli. Justru dengan berani berkata “tidak,” kita sedang melatih diri untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan kepentingan orang lain. Berkata “tidak” bukan berarti dengan cara kasar dan langsung menyingkirkan permintaan orang lain. Kita dapat belajar untuk menolak dengan cara yang baik dan penuh empati.

Kemampuan menolak bukanlah talenta yang ada sejak lahir. Kabar baiknya adalah kemampuan ini dapat dipelajari. Dengan latihan konsisten, kita dapat berkata “tidak” tanpa merasa bersalah. Kita tetap bisa menjaga hubungan baik, sekaligus menjaga kesehatan mental dan kualitas hidup kita. Berikut sepuluh cara ampuh yang bisa mulai dipraktekkan. 

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

1. Sadari Hak Diri Sendiri

Pertemanan sehat yang memahami satu sama lain./copyright pexels.com/Gary Barnes

Langkah pertama adalah menyadari bahwa kita memiliki pilihan dan berhak untuk memilih “tidak.” Menolak permintaan atau tidak setuju atas suatu pernyataan tidak membuat kita menjadi orang jahat. Dengan mengenali hak diri, kita lebih mudah untuk mengambil keputusan sesuai kebutuhan pribadi tanpa terbebani rasa bersalah.

2. Kenali Prioritasmu

Setiap orang memiliki batasan dalam waktu, tenaga, pikiran, dan fokus. Jika permintaan orang lain melampaui batasan dan bertabrakan dengan prioritas kita, wajar saja untuk menolak. Dengan berkata “tidak,” kita memberikan ruang untuk diri sendiri dalam melakukan hal lain yang ada di daftar prioritas.

3. Gunakan Alasan yang Jujur 

Saat menolak, kita tidak perlu memberikan deskripsi alasan yang panjang dan lebar. Katakan secara singkat dan jujur, misalnya rencana atau prioritas lain yang sudah kita susun, atau terdapat batasan dalam tenaga karena sudah melakukan banyak hal di hari itu. Apabila kita menggunakan alasan jujur dengan kalimat yang sederhana, penolakan kita akan lebih mudah dipahami dan dihargai daripada alasan berbelit yang justru menimbulkan rasa tidak nyaman.

3 dari 4 halaman

4. Latih Diri Mengucapkan “Tidak” dengan Tenang

Pertemanan sehat./copyright pexels.com/RDNE Stock project

Terkadang, kita merasa terburu-buru untuk memberikan jawaban saat ada orang lain yang meminta tolong. Cobalah untuk melatih ucapan “tidak” dengan nada tenang, sopan, dan tanpa emosi berlebihan. Sikap ini membuat penolakan kita lebih mudah diterima tanpa memicu konflik.

5. Gunakan Alternatif Jawaban

Jika merasa sungkan untuk menolak secara langsung, tawarkan alternatif jawaban sebagai solusi. Misalnya, “aku tidak bisa membantu hari ini, tetapi mungkin besok aku bisa.” Dengan begitu, kita tetap menunjukkan kepedulian tanpa harus mengorbankan diri sendiri.

6. Hindari Terlalu Banyak Penjelasan

Kita perlu sadar bahwa kita tidak harus selalu membenarkan keputusanmu pada orang lain. Dalam berkata “tidak,” kita tidak perlu untuk memberikan penjelasan yang panjang. Semakin panjang penjelasan, semakin besar kemungkinan orang lain berusaha membujuk. Cukup berikan alasan yang singkat dan jelas. 

4 dari 4 halaman

7. Percaya Diri dengan Batasanmu

Berkata tidak untuk memprioritaskan diri terlebih dahulu./copyright pexels.com/Andrea Piacquadio

Kita harus membuat batasan diri kita tentang apa yang sanggup dan tidak sanggup kita lakukan. Ketika kita sudah yakin dengan batasan kita, berkata “tidak” akan terasa lebih natural dan tidak disertai rasa bersalah. Batasan yang kita susun seharusnya sudah sesuai dengan kapasitas kita. Jadi, sudah tidak ada alasan untuk selalu mengabaikan batasan yang sudah kita sesuaikan dengan diri kita sendiri. 

8. Latihan dalam Situasi Kecil

Mulailah dari hal sederhana, seperti menolak tawaran makanan yang tidak kita sukai atau ajakan yang bertabrakan dengan waktu kita. Dengan latihan kecil, kemampuan menolak akan semakin terbentuk. 

9. Ingat Dampak Jika Selalu Mengiyakan

Setiap kali kita merasa cemas untuk menolak, pikirkan konsekuensi jika kita terus berkata “iya.” Ingat dampak apabila kita selalu menjawab “iya” pada semua pertanyaan. Pikirkan apakah kita akan merasa kelelahan, atau terdapat pekerjaan pribadi yang terbengkalai. Kesadaran ini akan memperkuat tekad kita untuk menolak dengan sehat.

10. Hargai Diri Sendiri

Berkata “tidak” adalah bentuk penghargaan terhadap diri sendiri. Semakin kita menghargai diri, semakin mudah menempatkan batas tanpa terbebani rasa bersalah. Self-respect adalah fondasi untuk hidup yang lebih tenang dan seimbang.

Belajar berkata “tidak” adalah keterampilan penting yang bisa melindungi kita dari stres, kelelahan, dan kehilangan kendali atas hidup. Proses ini memang tidak instan, tetapi dengan langkah kecil dan konsisten, kemampuan ini akan semakin kuat.

Mulailah mempraktikkan sepuluh cara di atas dalam kehidupan sehari-hari. Ingatlah, menolak bukan berarti tidak peduli. Justru dengan menjaga diri sendiri, kita bisa hadir dengan lebih tulus bagi orang lain. Jadi, jangan takut berkata “tidak” karena itu juga bagian dari mencintai diri sendiri.